11 Orientasi Empiris dan Manjur Mendampingi Anak Zaman Now

8. Tetap Kalem Apapun yang Datang
Di benak sebagian orangtua, tindakan memukul dapat menghasilkan kepatuhan. Melahirkan kelegaan jangka pendek sebagaimana dibutuhkan orangtua. Tetapi cara ini tidak mengajarkan anak tentang tahu soal benar salah.

Tindakan kekerasan secara fisik hanya mengajarkan anak takut konsekuensi karena pengaruh eksternal. Akibatnya termotivasi menghindari tertangkap tangan atas perilaku tak pantas.

Tindakan kekerasan menjadi referensi bagi anak kelak menyelesaikan masalah melalui kekerasan pula. Anak yang dipukul menjadi rentan berkelahi, condong jadi pengganggu, memakai agresi verbal atau fisik menyelesaikan perselisihan.

Baca juga: Benjolan di Leher Anak: Waspadai Sejak Dini!

Kelak bisa berakibat perilaku menentang terkait hubungan orangtua dengan anak menjadi lebih buruk. Belum lagi potensi melahirkan masalah mental atau pelaku kekerasan dalam rumah tangga.

9. Perhatikan Kebutuhan Diri Sendiri
Sebagai orang tua, kita butuh rasa lega, kenyamanan dan kegembiraan diri sendiri. Sering terjadi, keharmonisan kondisi pernikahan mendadak ‘tersimpan’ ketika anak lahir. Hati-hati akan bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.

Luangkan waktu mempererat dan memperkuat hubungan dengan pasangan. Dalam situasi tertekan kita cenderung sensitif, rawan bertengkar. Jangan tabu meminta bantuan orangtua kembali. Memiliki me-time perawatan diri mengelola rasa tertekan penting, meremajakan pikiran. Kematangan merawat anak secara fisik dan mental membuat perbedaan signifikan menjalankan peran pengasuhan dalam keluarga. Jika kedua hal ini sirna, anak ikut menderita.

10. Memanfaatkan Hasil Riset
Membuat terobosan tanpa memperpendek jalur orangtua dengan anak dapat dilakukan melalui cara ini. Memanfaatkan yang sudah diteliti dan disebarkan ilmuwan. Parenting salah satu bidang yang banyak diteliti dalam psikologi.

Teknik, praktik atau tradisi pengasuhan anak telah diteliti, diverifikasi, disempurnakan, atau bahkan disangkal secara ilmiah.

Jangan ragu mendampingi anak berdasarkan orientasi, data dan informasi saintifik, melalui buku atau video pilihan praktik pendampingan anak yang pas di zaman now.

Namun menggunakan pengetahuan ilmiah bukan cara otomatis pasti pas sebab tiap anak unik dan tak bisa disamakan apa lagi diperbandingkan. Kemampuan memilah dan memilih referensi dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi anak menjadi mutlak.

11. Hindari Menggunakan Kekerasan Mendisiplinkan
Banyak alternatif mendisiplinkan secara lebih baik. Semisal, pengalihan melalui penalaran, alat dan cara berbeda. Bukan berbasis hukuman seperti memilih referensi, bacaan atau tontonan yang relatif sesuai karakteristik anak.

Bisa jadi ada yang menasihati kita, berdasarkan pengalaman jadul, memilih menggunakan gaya pengasuhan tradisional, yaitu menghukum. Lalu merasa masih efektif. Sama sekali bukan seperti itu.

Anak di bawah pola asuhan hukuman bereaksi berbeda dalam tindakan dibanding dengan asuhan non-hukuman. Orangtua yang peka terhadap kualitas pengasuhan non-hukuman, memiliki hasil lebih baik, dan sebaliknya.

Dalam batas tertentu, anak di bawah pola asuh hukuman terlihat “baik-baik saja” tidak peduli seberapa keras orangtua memperlakukan mereka. Tapi itu tidak menyatakan praktik itu baik. Anak model pengasuhan ini hanya beruntung. Mereka dapat berkembang meskipun memiliki pola asuh yang tidak pas. Namun sebaiknya jangan lakukan ini.

Mengapa mengambil risiko dengan praktik pengasuhan anak di bawah standar ketika kita dapat menggunakan pendekatan yang telah diteliti secara baik dengan hasil juga lebih baik?

Jangan remehkan pola asuh. Mengambil nasihat dari tetua berbasis sains mungkin bukan cara mudah menjadi orangtua dalam jangka pendek. Butuh lebih banyak upaya, namun menghemat waktu dan potensi penderitaan dalam jangka panjang.

Baca juga: Kreasi Sajian Bubur Gandum Untuk Si Kecil dan Manfaatnya

Enaknya, meski mengasuh anak tidak mudah tetapi bermanfaat. Ngenesnya, upah mengasuh anak dengan baik datang lebih lambat daripada upaya yang telah dilakukan. Tetapi tetaplah mencoba yang terbaik sekarang karena menjadi indah pada waktunya tanpa rasa sesal.

Perjalanan kehidupan anak selalu lebih kompleks dari yang mampu kita bayangkan, sekaligus lebih indah. Tetapi yang utama adalah, berapa banyak kesabaran harus kita miliki?

Ketika memiliki anak.., kita jadi…
Mulai sadar sebesar apa berhutang kepada orangtua sendiri!
Tahu bahwa ia mengisi relung hati yang selama ini kosong!
Maklum mereka butuh dicintai justru di saat tak pantas mendapatkannya!

Sebaiknya, berhentilah mengkuatirkan bagaimana masa depan anak, tetapi hadirlah untuk mereka. Hidup selalu berubah, takkan pernah serupa dari waktu ke waktu. Terima perubahan itu dan nikmati tiap momen yang ada bersama anak-anak demi masa depan yang lebih menjanjikan untuk kita semua.

Inspirasi dari Pamela Li (2022)
https://www.parentingforbrain.com/how-to-be-a-good-parent-10-parenting-tips/Top 10 Good

This image has an empty alt attribute; its file name is Prof-Dr-Maximus-Gorky-Sembiring.jpg
Maximus Gorky Sembiring adalah seorang pegiat pembelajaran
sepanjang hayat & praktisi pendidikan jarak jauh serta guru
besar Manajemen Pendidikan Jarak Jauh di Universitas Terbuka.

Foto utama dari Burst

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories