Terkena Covid dan Menghindari Dampak Gangguan Mentalnya

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa para penyintas Covid-19 memiliki peluang 40% lebih besar mendapatkan gangguan mental seperti depresi, cemas, sulit tidur dan kecenderungan melakukan penyalahgunaan obat-obatan. Tidak hanya itu, lebih jauh bahkan disebutkan bahwa para penyintas Covid ini juga memiliki risiko gangguan stress pascatrauma (PTSD), pikiran untuk bunuh diri, dan serangan panik yang sedikit lebih tinggi.

Mengapa penderita Covid lebih cenderung memiliki masalah kesehatan mental? Penelitian dari awal pandemi menunjukkan bahwa mereka yang tertular Covid lebih mungkin menderita masalah kesehatan mental. Seperti dilansir dari artikel kesehatan Daily Mail yang ditulis oleh jurnalis Luke Andrews, berbagai penelitian menyoroti keterhubungan ini antara lain disampaikan dari para peneliti di Universitas St. Louis, Amerika Serikat, Universitas Oxford, Inggris dan Universitas Milan di Italia.

Para peneliti dari Universitas St. Louis telah mengamati 150.000 veteran militer yang sebagian besar laki-laki, berusia 60-an dan dinyatakan positif hingga Januari 2021. Peserta dilacak selama satu tahun. Mereka diamati dan dibandingkan dengan sekelompok 5,6 juta veteran yang belum tertular virus pada tanggal ini.

Ada sekitar 15 kasus tambahan depresi per 1.000 orang di antara kelompok yang selamat dari Covid-19. Pikiran untuk bunuh diri sekitar 46 persen lebih umum di antara mereka yang tertular virus, dengan sekitar dua kasus tambahan per 1.000 orang.

Mereka juga lebih mungkin menderita masalah tidur, dengan 24 kasus tambahan per 1.000 orang. Para ilmuwan menemukan tingkat penyalahgunaan alkohol dan narkoba yang lebih tinggi di antara para penyintas Covid juga, masing-masing pada empat dan dua kasus tambahan per 1.000.

Hasil penelitian ini senada dengan satu makalah dari Universitas Oxford yang diterbitkan pada April tahun lalu dimana menemukan satu dari tiga penyintas didiagnosis dengan depresi, kecemasan, atau masalah lain dalam waktu enam bulan setelah mengalahkan virus.

Dan makalah terpisah dari Universitas Milan menemukan lebih dari setengah pasien yang sakit parah menunjukkan gejala masalah kejiwaan – termasuk PTSD. Tetapi para ilmuwan belum dapat menjelaskan mengapa hal ini terjadi.

Baca juga: Pandu Anak Selama Isolasi Mandiri Yuk!

Tingkat kecemasan lebih tinggi pada hari-hari awal pandemi virus saat diberlakukan pembatasan kegiatan seperti masa lockdown, PSBB dan PPKM. Para ilmuwan mengatakan tertular Covid mungkin telah menyebabkan peningkatan stres lebih lanjut karena itu adalah penyakit baru. Mereka menambahkan bahwa tekanan di saat pemberlakuan PSBB dan PPKM kemungkinan menambah tekanan.

CEO dan psikolog HatiPlong-sebuah penyedia layanan kesehatan mental, Farah Djalal menyampaikan, “Penderita Covid tidak hanya mengalami kondisi fisik yang terganggu, namun terjangkit virus Covid juga memiliki imbas tidak langsung secara psikologis. Dimulai dari stigma sosial yang ada di masyarakat mengenai penderita Covid, seperti dilansir oleh WHO, bahwa masih ada diskriminasi bagi para penderita Covid: “Oh dia sih jalan-jalan terus, pantes kena!”, “Dia tuh yang bikin saya ketularan”, “Dia udah kena Covid 2 kali, berarti emang dia lemah”, dan sebagainya.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories