#HappyEaster
Sebuah pencarian tidak selalu diakhiri penemuan. Namun ketika yang dicari ketemu, bahagia akan menyesapi jiwa. Lalu bagaimana kalau kita yang sedang dicari, tapi menolak ditemukan, merasa tidak butuh sehingga dilewatkan saja? Padahal yang mencari pembawa kesejahteraan lho.
Lewat! Satu kata sederhana namun sarat makna. Apalagi di hari raya Paskah yang tengah dirayakan umat kristiani. Tertera dalam kitab, Paskah menandakan Tuhan telah melewati rumah-rumah bangsa Israel di Mesir, sehingga menyelamatkan mereka.
Kata melewati ini juga terekam di benak sejak guru agama semasa SMP mengatakan Paskah itu artinya Tuhan melewati. Kuterjemahkan secara simpel Tuhan mau lewat, tidak sekedar lewat bahkan, sekaligus ingin melawat umatnya.
Sekilas peristiwa tahun 2002, perihal seseorang mau lewat semasa bermukim di Belanda, tepatnya kota kecil Roosendaal. Bangun pagi tampak aktifitas tak biasa dari balkon apartemen. Jalanan biasa lengang di musim dingin itu terlihat sibuk, orang lalu lalang sambil kedinginan. Balkon-balkon apartemen sudah tampak rapi. Tiap orang berbenah.
Terdengar kabar Maxima Zorreguieta kelahiran Buenos Aires Argentina yang baru saja dipersunting Pangeran Willem Alexander pewaris tahta kerajaan Belanda akan lewat. Jeetje Minetje, ini berarti Maxima sudah berstatus Putri Kerajan, dan akan lewat depan rumahku. Sesuatu yang tidak bisa dilewatkan!
Baca juga: Kolom GWTT: Peran Orang Tua Saat Anak Hadapi Masalah
Sigap kubasuh wajah, berdandan rapi termasuk putraku yang belum lagi genap setahun kupersiapkan dengan busana winter lengkap. Di luar sedang dingin sekali. Dijadwalkan Maxima melintas sekitar pukul 11. Baru pukul 8 pagi saja antrean sudah padat. Sebagai orang asing di negeri tulip ini akupun tak ketinggalan ingin bertemu calon permaisuri meski sekedar lewat.
Penasaran apa rasanya ikut dalam keriuhan penantian seorang Putri melintas sebagaimana terlihat di TV international semasa Putri Diana dari kerajaan Inggris melawat sebuah tempat. Antusiasme massa kutonton lewat lewat layar kaca. Itupun sangat mengagumkan. Apalagi saat itu berasa di lokasi. Terlihat nyata! Siap dengan kamera pocket. HP di masa itu baru sekedar alat komunikasi, belum secanggih sekarang.
Mendapat posisi terdepan, menahan terpaan angin musim dingin sambil memeluk putraku mencoba mengalirkan kehangatan. Bersama warga Belanda lain, berjam-jam menunggu sangat antusias tanpa keluhan.
Baca juga: Stressor Juga Diperlukan dalam Perkembangan Anak
Intinya rela banget demi mendekati sang Putri, meneriakkan namanya saat tiba agar dia melirik ke arahku dan dapat bidikan epic. Dan aku memang berhasil mendapatkan senyumnya, termasuk bidikan cantik kameraku. Girang tak terkira, lalu menuliskan semua peristiwa dan mengirimnya ke sebuah majalah wanita di Jakarta. Makin bahagia karena berita ‘pertemuan’ ku dengan calon permaisuri kerajaan Belanda bisa dibaca banyak khalayak.
Bakmi pangsit memang selalu jadi daya tarik buat rayuan ke anak. Dan lucunya ini memang semacam turun menurun gitu ya. Masa kecil akupun penuh rayuan bakmi pangsit dari ibu sehabis ibadah. Kebiasaan itu kuteruskan pula ke anak-anakku. Semoga aja tanpa bakmi pun mereka tetap rajin ibadahnya ya. Tapi ini bener banget lho, soal gerobak bakmi selalu ada, jadi mendukung juga ‘diwariskan’ kebiasaan ini.