Terjawab: 5 Hal Paling Sering Ditanyakan Orang Tua Tentang Efek Gula Pada Si Kecil

Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels

Sudah menjadi rahasia umum bahwa makanan yang dikonsumsi si kecil dapat membawa dampak yang cukup besar di masa pertumbuhannya. Salah satu yang sering menjadi momok adalah gula.

Banyak ahli kesehatan yang menyarankan agar membatasi konsumsi gula pada anak hanya sebanyak 25 gram sehari. Rumitnya, selain pada permen, kue dan makanan lain yang jelas manis, gula juga kerap menyusup ke dalam sajian lain yang sekilas terkesan sehat seperti jus buah dan yogurt.

Sayangnya, bahkan di era arus informasi instan seperti ini, masih banyak beredar misinformasi dan kebingungan perihal ketika kita mencoba mencari tahu lebih jauh dampak sebenarnya dari konsumsi gula pada anak yang sedang bertumbuh. Salah satunya yang kerap menjadi pertanyaan besar adalah apakah memang ada hubungan antara konsumsi gula dengan anak yang hiperaktif? Ataukah hal itu hanya kebetulan belaka? Lebih penting lagi, bagaimana cara menyikapinya tanpa kita harus menjadi semacam polisi makanan bagi anak-anak kita?

Baca juga: Selaraskan Pola Didik Ibu dan Ayah agar Seirama dan Konsisten

Menyadur artikel dari situs Yayasan Henry Ford Health yang ditulis seorang dokter anak, Stacy Leatherwood Cannon, M.D., kali ini PG ingin meluruskan beberapa fakta dan mitos tentang gula dan efeknya pada si kecil, dengan harapan kita dapat meluaskan wawasan sehingga mampu menyikapi dilemma ini dengan lebih baik.

  1. Apakah gula menjadikan anak hiperaktif?

Banyak orang tua yakin bahwa kelakuan anak mereka berubah setelah mengkonsumsi gula.

Walau memang banyak makanan dengan kadar gula tinggi biasanya juga mengandung pewarna buatan, pengawet dan bahan lain yang bisa jadi memicu hiperaktivitas pada anak, sejauh ini belum ada penelitian yang dapat mengindikasikan dengan jitu bahwa hal tersebut menjadi penyebab anak hiperaktif.

Akan tetapi, Moms and Pops, memang ada anak yang sensitif terhadap gula sampai dapat menyebabkan ia menjadi terlalu bersemangat. Jalan terbaik adalah dengan memperhatikan bagaimana reaksi anak kita sendiri setelah mengkonsumsi gula. Bila memang ada perubahan yang signifikan maka ada baiknya dibatasi.

Sebagai tambahan, hiperaktivitas utamanya disebabkan karena faktor lingkungan dan kurang tidur.

  1. Bagaimana gula mempengaruhi anak yang sedang bertumbuh?

Makanan dengan pemanis buatan cenderung membuat si kecil merasa kenyang sehingga asupan nutrisi lain yang ia butuhkan yang tidak terkandung dalam makanan manis tadi menjadi berkurang. Si kecil tetap butuh sumber makanan lain seperti buah, sayuran, nasi, susu dan protein tanpa lemak. Konsumsi gula berlebihan juga dapat memicu penambahan berat badan selain membuat gigi berlubang.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

[td_block_social_counter facebook="Parents-Guide-107900794865316" style="style6 td-social-boxed" open_in_new_window="y" f_counters_font_family="394" f_network_font_family="891" f_counters_font_size="eyJhbGwiOiIxNCIsImxhbmRzY2FwZSI6IjEzIiwicG9ydHJhaXQiOiIxMiJ9" f_network_font_size="eyJhbGwiOiIxMyIsImxhbmRzY2FwZSI6IjExIiwicG9ydHJhaXQiOiI5In0=" counter_color="#ffffff" counter_color_h="#ffffff" network_color="#ffffff" network_color_h="#ffffff" tdc_css="eyJsYW5kc2NhcGUiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjQwIiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJsYW5kc2NhcGVfbWF4X3dpZHRoIjoxMTQwLCJsYW5kc2NhcGVfbWluX3dpZHRoIjoxMDE5LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tdG9wIjoiLTEwIiwibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjMwIiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdF9tYXhfd2lkdGgiOjEwMTgsInBvcnRyYWl0X21pbl93aWR0aCI6NzY4LCJwaG9uZSI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiNDAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBob25lX21heF93aWR0aCI6NzY3fQ==" twitter="burhanabe" instagram="parentsguide.co" manual_count_instagram="400"]

Recent Stories