Terapi uap atau nebulizer digunakan untuk mengatasi masalah pernapasan tertentu. Dokter biasanya menjalankan terapi ini untuk bayi di mana ketika bayi bernapas, uap akan keluar dari nebulizer sehingga obat dapat masuk ke dalam paru-paru mereka sehingga bisa bernapas dengan baik.
Akan tetapi perawatan ini tidak hanya di dokter atau pelayanan kesehatan lainnya, terapi uap ini juga bisa dilakukan di rumah yang diresepkan oleh dokter dan sebagai orang tua kita harus mempelajari bagaimana caranya memberikan pengobatan ini secara benar di rumah.
Nebulizer biasa diresepkan dokter untuk kondisi kronis pada bayi seperti asma yang disebabkan karena respon terhadap iritasi pada saluran udara. Kondisi lainnya adalah:
Baca juga: 4 Jurus Siapkan Sarapan Ringkas Bersama Si Kecil
- Croup
Croup berasal dari virus penyebab flu yang menyebabkan pembengkakan pada saluran napas. Kondisi ini menyebabkan anak mengalami batuk, pilek atau demam.
- Cystic fibrosis
Penyakit genetik ini menyebabkan adanya lendir kental yang menumpuk di saluran pernapasan yang menyumbat dan membuat kesulitan bernapas.
- Epiglotitis
Epiglotitis adalah kondisi langka yang disebabkan oleh bakteri haemophilus influenza tipe B yang menyebabkan penyakit pneumonia di mana terjadi pembengkakan saluran napas parah sehingga muncul suara abnormal yang tinggi saat bernapas.
- Radang paru-paru
Radang paru-paru atau pneumonia merupakan penyakit kronis paru-paru yang meradang dan biasanya membutuhkan rawat inap. Gejalanya termasuk demam, sesak napas, dan perubahan sikap bayi.
- RVS (Respiratory syncytial virus)
RVS adalah kondisi yang sering menyebabkan gejala ringan seperti pilek di mana bayi bisa mengalami peradangan pada saluran udara kecil.
Nebulizer atau terapi uap bisa menjadi alternatif inhaler memberi semburan obat singkat saat bayi menghirupnya. Nebulizer bisa diberikan selama 10 sampai 15 menit. Metode pengobatan ini relatif mudah dilakukan karena bayi tidak perlu minum obat, hanya dipasangi masker uap dan bernapas seperti biasa.