Oleh dr. Christopher Khorazon
Apa itu Anemia?
Anemia sudah menjadi istilah yang tidak asing di kalangan orang tua. Definisi anemia secara medis berupa penurunan kadar hemoglobin dalam darah. Anemia dapat menyebabkan beragam tanda dan gejala pada anak. Anak-anak dapat menunjukkan gejala seperti kelelahan, nyeri kepala, dan lebam pada kulit, bahkan hingga gangguan fungsi neurokognitif.
Penyebab anemia tersering pada anak-anak adalah defisiensi besi, akan tetapi perlu juga untuk mempertimbangkan kemungkinan penyebab-penyebab anemia lainnya. Oleh karena itu, mencari kemungkinan penyebab dan pemeriksaan laboratorium yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan kesembuhan anak secara optimal.
Bagaimana Membedakan Anemia?
Menentukan jenis anemia sangat berguna untuk mencari penyebab dan menentukan tatalaksana yang sesuai. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan ukuran sel darah merah.
Berdasarkan ukuran sel darah merah, anemia dapat dibagikan menjadi mikrositik, normositik, dan makrositik. Anemia mikrositik dapat dijumpai pada defisiensi besi, toksisitas timbal, dan talasemia. Anemia normositik dapat dijumpai pada anemia hemolitik, dan pendarahan akut. Anemia makrositik dapat dijumpai pada defisiensi B12, defisiensi asam folat, hipotiroidisme, dan penyakit hati.
Jenis Anemia dan Tatalaksananya
Tipe anemia yang paling sering ditemukan pada anak-anak adalah anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi disebabkan oleh kurangnya simpanan besi yang mengakibatkan penurunan produksi hemoglobin. Angka kejadian anemia defisiensi besi meningkat pada usia balita awal, dan meningkat lagi pada usia anak perempuan remaja yang telah menstruasi. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan anemia defisiensi besi pada anak-anak, antara lain prematuritas, pemberian ASI saja pada anak usia diatas 6 bulan tanpa MPASI dengan fortifikasi besi, pemberian susu sapi pada anak dibawah usia 1 tahun, obesitas, dan diet yang dibatasi. Gejala anemia defisiensi besi dapat meliputi iritabilitas, rasa letih lesu, suasana hati yang labil, dan kesulitan untuk konsentrasi.. Tatalaksana untuk anemia defisiensi besi adalah dengan penambahan suplemen besi. Perlu diketahui, bahwa besi non-heme dari sayuran, buah, dan makanan fortifikasi, tidak diserap tubuh sebaik besi heme dari daging.