Memperkuat Kolaborasi Halal antara Indonesia dan Thailand
Dalam rangka memperkuat penetrasi produk halal Thailand di pasar Indonesia, Thailand menggelar acara “2024 Thailand Halal Product Business Matching” pada 3 September 2024 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. Acara ini menjadi platform strategis untuk mempertemukan pelaku bisnis halal dari kedua negara, dengan tujuan menjalin kemitraan dagang yang lebih erat dan saling menguntungkan.
Diinisiasi oleh Thai Trade Center (TTC) Jakarta di bawah Department of International Trade Promotion (DITP), Kementerian Perdagangan Thailand, acara ini berfokus pada ekspansi produk halal Thailand di Indonesia, salah satu pasar halal terbesar di dunia. Melalui kolaborasi ini, diharapkan produk halal Thailand dapat lebih dikenal dan diterima di Indonesia, sekaligus memperkuat posisi kedua negara di pasar halal global.
“Acara ini bertujuan untuk membantu para pengusaha produk halal Thailand menjelajahi peluang baru di Indonesia. Kami ingin mendorong mereka memperluas bisnis, membangun jaringan yang solid antara Thailand dan Indonesia, serta mempromosikan citra produk halal Thailand di sini. Selain itu, ini juga kesempatan untuk melakukan survei pasar di Jakarta dan melihat langsung potensi serta kebutuhan konsumen lokal,” ujar Mrs. Hataichanok Sivara, Director of the Thai Trade Center Jakarta.
Kata “halal” berarti ‘diperbolehkan’ dalam bahasa Arab. Agar suatu makanan dianggap halal, makanan tersebut tidak boleh mengandung darah atau alkohol, harus disembelih dengan cara yang benar atas nama Allah, tidak boleh berasal dari hewan yang dilarang seperti babi, hewan karnivora, dan burung pemangsa, serta harus diproses, dibuat, diproduksi, atau disimpan menggunakan peralatan atau mesin yang telah dibersihkan sesuai dengan hukum Islam.
Mengapa Pasar Halal Berkembang Pesat?
Pasar halal terus berkembang karena mencakup lebih dari sekadar makanan dan minuman, mencakup produk seperti kosmetik, perawatan tubuh, farmasi, serta layanan seperti pariwisata, perbankan, keuangan, dan logistik.
Permintaan global yang tinggi mendorong banyak konsumen mencari makanan bersertifikat halal dan banyak produsen berupaya mendapatkan sertifikasi tersebut, yang bukan hal mudah karena setiap negara memiliki lembaga Islam yang berwenang memberikan sertifikat resmi.
Industri halal juga berkembang di berbagai pasar di luar Timur Tengah, terutama di Asia. Misalnya, China berupaya meningkatkan perdagangan dengan negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) melalui inisiatif “One Belt One Road”.
Selain itu, pasar internasional mendapat manfaat dari produk halal karena hampir selalu ada komunitas Muslim yang membutuhkan produk halal di suatu negara. Hal ini diperkuat dengan adanya permintaan tinggi akibat pertumbuhan populasi Muslim, seperti di Indonesia yang menggalakkan regulasi sertifikasi halal yang lebih ketat.
Industri halal saat ini merupakan salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan kawasan Asia memainkan peran dominan. Negara-negara seperti Malaysia, Indonesia, dan Uni Emirat Arab menyumbang lebih dari 60% dari total pasar halal global. Malaysia khususnya diakui sebagai pemimpin dalam sertifikasi halal dan menjadi pusat utama untuk produk halal, dengan pasar halal Malaysia diperkirakan bernilai lebih dari USD 68 miliar pada tahun 2023.