Hidup Bersahaja, Dekat dengan Alam Bersama Suku Baduy Dalam

Sekitar 1.5 jam dari jembatan terakhir, kita baru menemukan Kampung Cibeo Baduy Dalam. Di sinilah tempat kita bermalam. Kampungnya sangat-sangat tradisional dan bersahaja, semua rumah dibuat sama sehingga tidak ada perbedaan status sosial. Rumah yang dibuat agak terpisah adalah rumah ketua adat atau yang mereka sebut Pu’un. Pengunjung pun dilarang mendekati rumah ketua adat. Di dalam rumah tidak ada apapun hanya ada 1 sekat ruangan yang dipergunakan untuk warga Baduy tidur. Bagian lainnya merupakan dapur serta ruang tamu yang kita gunakan untuk tidur, makan dan mengobrol menjelang malam. Memang tidak ada kegiatan lain selain mengobrol setelah malam turun. Penerangan hanya menggunakan lampu minyak. Buat kita orang kota, nikmati suasana nya. Ini adalah healing sesungguhnya. Lepas dari handphone, mengobrol ditemani suara air sungai dan suara-suara binatang malam. Sebelum tidur, tengok sebentar ke langit, jika cuaca cerah kita bisa melihat langit penuh bintang yang tidak akan ditemui di kota besar. Sesekali juga ada kawanan kunang-kunang yang melintas, sungguh indah sekali alam di Baduy Dalam.

Alam di Baduy

Berjalan kaki sekitar 5 jam menuju Baduy Dalam sepertinya terbayarkan dengan pengalaman tinggal bersama Suku Baduy dengan segala kebersahajaannya. Ohya…ini juga bisa menjadi alternatif wisata keluarga loh. Menurut warga Baduy, banyak keluarga dengan anak yang berkunjung ke sini. Syaratnya memang sudah terbiasa melakukan aktivitas alam seperti trekking. Kita bisa mengajarkan rasa bersyukur kepada anak. Hidup dengan segala kemudahan yang ada. Kita juga bisa mengajarkan untuk lebih cinta dan peduli terhadap alam. Terbukti ketika Suku Baduy Dalam sangat menjaga alamnya, alam memberikan hal indah untuk dinikmati.-LA-

*Semua foto diambil di area Baduy Luar

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories