Benar atau Salah? – 6 Hal Tentang Bayi yang Perlu Diluruskan

Hasil beragam penelitian telah menguak bahwa momen-momen awal seorang bayi itu sangat krusial dan dapat memiliki dampak yang panjang dalam kehidupannya kelak.

Dalam jangka waktu 1.000 hari pertama sejak lahir, otak bayi berkembang dengan sangat pesat dan hal itu tidak akan pernah t3erulang lagi seumur hidupnya. Lingkungan dan pengalamanlah yang akan membentuk si kecil menjadi anak yang girang, sehat dan pintar di kemudian hari.

Alison Gopnik, seorang profesor psikologi dari the University of California, Berkeley, yang menjadi salahs atu ilmuwan di UNICEF saat ini menyatakan bahwa proses belajar dimulai secara literal sejak ia lahir, bahkan banyak indikasi menunjukkan hal tersebut sudah dimulai sejak masih dalam kandungan.

Hal senada juga disampaikan Jack P. Shonkoff, M.D., seorang dokter anak yang juga adalah profesor di Harvard: Bahwa ketika ia lahir, seorang bayi langsung bereaksi terhadap sekitarnya, merespon lingkungannya, belajar.

Akan tetapi, Moms and Pops, ada banyak hal tentang bayi yang berseliweran di antara kita yang bisa jadi benar dan bisa jadi tidak, pastinya perlu diluruskan agar kita dapat memahami dan memastikan tumbuh-kembang anak kita tidak kita salah-pahami.

Berikut ini PG telah merumuskan 6 hal dominan yang seringkali menjadi anggapan umum tentang bayi. Silahkan disimak, Moms and Pops, mana yang benar dan mana yang meleset.

Baca juga: Tips Memperkenalkan Sains Pada Anak

  1. Bayi tidak bisa melihat ataupun mendengar ketika lahir.

Tidak benar.

Ketika dilahirkan bayi langsung dapat mendengar dan melihat. Ketika kita membalasnya dengan memandang matanya dan tersenyum, di saat itu juga ia sudah melai belajar berkomunikasi dengan kita dan memberikan respon. Banyak penelitian yang menemukan bahwa banyak bayi yang ingat lagu yang sering diputar ketika ia masih dalam kandungan, jadi sebaiknya si kecil kita ajak bicara dan bernyanyi sejak dini bahkan sebelum lahir.

  1. Sebelum dapat berbicara, satu-satunya cara bayi berkomunikasi adalah melalui tangisannya.

Tidak benar.

Bayi mengekspresikan dirinya melalui banyak cara. menangis hanyalah salah satunya saja. Tertawa, tersenyum, bahkan bersikap tidak anteng ketika merasa tidak nyaman. Memperhatikan apa yang sedang ingin disampaikan oleh si kecil akan menjadikan kita sensitif terhadap kebutuhannya sehingga dapat menanggapinya dengan baik.

  1. Sebaiknya kita ajak bayi berbicara, bahkan sebelum ia bisa bicara.

Benar.

Bayi senang membuat suara-suara baru seperti menjerit atau tertawa. Bayi merespon suara orang tuanya dan akan berusaha menirunya. Si kecil sudah belajar untuk berkomunikasi dengan kita bahkan sebelum mampu berbicara.

  1. Bayi suka menjatuhkan benda-benda karena ignin membuat kita kesal.

Salah.

Bayi adalah seperti ilmuwan yang gemar melakukan beragam eksperimen. Sejak dari bulan pertama, mereka sudah punya keinginan untuk mencari tahu bagaimana mereka dapat berinteraksi dengan orang dan sekitarnya. Menyusun benda-benda menjadi menara kemudian merobohkannya, atau membenturkannya, semua itu dilakukan si kecil untuk mengeksplorasi sekitarnya.

  1. Bayi lebih cepat belajar dengan mencoba dan meniru ketimbang diperintah oleh orang tuanya.

Benar.

Anak-anak belajar melalui bermain dan mencoba hal-hal baru dan dengan mengamati dan meniru ap ayang dilakukan sekitarnya. Contohnya bila ingin si kecil makan makanan baru yang kita perkenalkan maka kita bisa mulai dengan mencontohkan memakannya terlebih dahulu.

  1. Otak berkembang paling pesat ketika anak masuk sekolah.

Salah.

Otak bayi berkembang paling pesat sejak dalam kandungan sampai berumur 24 bulan. Dalam periode itu, hampir 75% sumber makanan yang ia konsumsi digunakan untuk membangun otak si kecil dan 15 menit bermain dapat memicu ribuan rangsangan untuk belajar.

Baca juga: “Sharing is Caring” – 6 Tips Ajak Si Kecil Berbagi

Foto oleh duy dinh dari Pexels

Foto utama oleh Pixabay dari Pexels

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories