Home Blog

2024 Thailand Halal Product Business Matching

0

Memperkuat Kolaborasi Halal antara Indonesia dan Thailand

Dalam rangka memperkuat penetrasi produk halal Thailand di pasar Indonesia, Thailand menggelar acara “2024 Thailand Halal Product Business Matching” pada 3 September 2024 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. Acara ini menjadi platform strategis untuk mempertemukan pelaku bisnis halal dari kedua negara, dengan tujuan menjalin kemitraan dagang yang lebih erat dan saling menguntungkan.

Diinisiasi oleh Thai Trade Center (TTC) Jakarta di bawah Department of International Trade Promotion (DITP), Kementerian Perdagangan Thailand, acara ini berfokus pada ekspansi produk halal Thailand di Indonesia, salah satu pasar halal terbesar di dunia. Melalui kolaborasi ini, diharapkan produk halal Thailand dapat lebih dikenal dan diterima di Indonesia, sekaligus memperkuat posisi kedua negara di pasar halal global.

“Acara ini bertujuan untuk membantu para pengusaha produk halal Thailand menjelajahi peluang baru di Indonesia. Kami ingin mendorong mereka memperluas bisnis, membangun jaringan yang solid antara Thailand dan Indonesia, serta mempromosikan citra produk halal Thailand di sini. Selain itu, ini juga kesempatan untuk melakukan survei pasar di Jakarta dan melihat langsung potensi serta kebutuhan konsumen lokal,” ujar Mrs. Hataichanok Sivara, Director of the Thai Trade Center Jakarta.

Kata “halal” berarti ‘diperbolehkan’ dalam bahasa Arab. Agar suatu makanan dianggap halal, makanan tersebut tidak boleh mengandung darah atau alkohol, harus disembelih dengan cara yang benar atas nama Allah, tidak boleh berasal dari hewan yang dilarang seperti babi, hewan karnivora, dan burung pemangsa, serta harus diproses, dibuat, diproduksi, atau disimpan menggunakan peralatan atau mesin yang telah dibersihkan sesuai dengan hukum Islam.

Mengapa Pasar Halal Berkembang Pesat?

Pasar halal terus berkembang karena mencakup lebih dari sekadar makanan dan minuman, mencakup produk seperti kosmetik, perawatan tubuh, farmasi, serta layanan seperti pariwisata, perbankan, keuangan, dan logistik.

Permintaan global yang tinggi mendorong banyak konsumen mencari makanan bersertifikat halal dan banyak produsen berupaya mendapatkan sertifikasi tersebut, yang bukan hal mudah karena setiap negara memiliki lembaga Islam yang berwenang memberikan sertifikat resmi.

Industri halal juga berkembang di berbagai pasar di luar Timur Tengah, terutama di Asia. Misalnya, China berupaya meningkatkan perdagangan dengan negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) melalui inisiatif “One Belt One Road”. 

Selain itu, pasar internasional mendapat manfaat dari produk halal karena hampir selalu ada komunitas Muslim yang membutuhkan produk halal di suatu negara. Hal ini diperkuat dengan adanya permintaan tinggi akibat pertumbuhan populasi Muslim, seperti di Indonesia yang menggalakkan regulasi sertifikasi halal yang lebih ketat.

Industri halal saat ini merupakan salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan kawasan Asia memainkan peran dominan. Negara-negara seperti Malaysia, Indonesia, dan Uni Emirat Arab menyumbang lebih dari 60% dari total pasar halal global. Malaysia khususnya diakui sebagai pemimpin dalam sertifikasi halal dan menjadi pusat utama untuk produk halal, dengan pasar halal Malaysia diperkirakan bernilai lebih dari USD 68 miliar pada tahun 2023. 

Exclusive Wedding Showcase di Aryaduta Menteng bertabur hadiah

Mengundang Anda para calon pengantin untuk datang ke tempat paling strategis di jantungnya Jakarta @aryadutamenteng

THE VOW
Exclusive Wedding Showcase
7 – 8 September 2024, mulai pukul 10 pagi sampai dengan 09 malam di The Grand Ballroom #AryadutaMenteng terbuka untuk umum

Didukung sepenuhnya oleh penyelenggara pernikahan terpercaya yaitu Cantik Event Organizer. yang telah mengumpulkan para ahli dibidangnya agar Anda bisa langsung menemui mereka di satu tempat tanpa harus bepergian ke tempat yang lain. Kami memastikan Anda bisa menjelajahi keajaiban indahnya dunia pernikahan dan rujukan para pasangan yang ingin melaksanakan pernikahan atau acara sejenisnya.

Dapatkan kesempatan memenangkan 2 tiket pesawat udara Jakarta – Bali – Jakarta untuk dua orang dan menginap 2 malam di Hotel Aryaduta Bali juga puluhan hadiah menanti anda khusus yang deal di acara pameran ini.

Nikmati kemudahan dan keuntungan tambahan dari Bank Mandiri, dengan Power Buy, Cicilan 0% atau Power Installment, Cicilan dengan bunga yang ringan. Cicilan ringan dengan bunga yang menarik, Merchandise dan juga penukaran Llivin’ Poin Mandiri.

Konfirmasi kedatangan dan juga kebutuhan lainnya, silakan menghubungi kami 0811-998-587

Little Chefs: Pizza Vaganza

Menyambut pertengahan tahun dan liburan akhir pekan, Artotel Yogyakarta hadirkan program “Little Chef’s: Pizza Vaganza” sebagai sarana untuk anak-anak menyalurkan bakat dan hobinya. Sebagai hotel ramah anak, Artotel Yogyakarta ingin terus menghadirkan program yang bisa dinikmati oleh anak-anak dan didukung penuh oleh keluarga. 

Kegiatan ini selain untuk menyalurkan minat dan bakat juga diharapkan dapat menjadi momen untuk menambah kehangatan dan kedekatan antara anak dan orangtua. Pengalaman membuat pizza dari berbagai bahan dan dipandu langsung oleh professional akan menjadi momen mengesankan untuk anak-anak. 

Hanya dengan Rp 100.000 net/pax peserta sudah bisa mendapatkan certificate, kids meal box dansnack box. Kegiatan ini akan berlangsung pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 pukul 09.00 pagi di Restaurant of Contemporary Art (Roca) Artotel Yogyakarta.

Andre Harso Binawan selaku General Manager Artotel Yogyakarta mengatakan, “Program ini kami hadirkan sebagai bentuk memberi pengalaman mengesankan kepada anak-anak dan keluarga, kami sebagai hotel kids friendly selalu ingin mendukung kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak dan mendukung hobinya. Selain mempunyai fasilitas brass sliding yang terletak di Lobby kami juga akan hadirkan program ini supaya anak-anak dan keluarga mengunjungi Artotel Yogyakarta dan nyaman berada di dalamnya.”

Untuk informasi dan pemesanan terkait program “Little Chef’s: Pizza Vaganza” di Artotel Yogyakarta dapat menghubungi nomor telepon (0274) 6000333 Whatsapp ke nomor 0813 9335 5706 dan aplikasi Artotel Wanderlust.

Tentang Artotel Yogyakarta

Terletak di Jl. Kaliurang Km 5.6 No. 14, Caturtunggal, Sleman, Artotel Yogyakarta hadir sebagai hotel desain yang terinspirasi dari seni dengan gaya arsitektur modern yang dikombinasikan dengan pesona budaya lokal Yogyakarta.

Artotel Yogyakarta menawarkan 105 kamar yang artistik berukuran 23 m2, 25 m2, dan 41 m2 dan dilengkapi dengan TV layar datar 43 inch, Safe Deposit Box, mesin pembuat kopi Dolce Gusto, Mini Bar, dan koneksi internet Wi-Fi. Kamar-kamar ini juga hadir dengan pemandangan Gunung Merapi, pemandangan Kota Yogyakarta, dan pemandangan Jalan Kaliurang. 

Antara Keberhasilan Program KB dan Menjaga Regenerasi

0

Jagad media sedang dihebohkan dengan tajuk berita “BKKBN Mewajibkan Punya Anak Perempuan 1 dalam Keluarga”. Judul berita tersebut bersliweran dengan ragam komentar pro dan kontra dari masyarakat.

Sangat wajar apabila kemudian menimbulkan kehebohan di masyarakat, mengingat paparan informasi mengenai hal tersebut belum kentara benar. Untuk itulah, mari kita ulik sedikit, sebenarnya bagaimana kebenaran informasinya.

Belum lama ini, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto, menyampaikan pernyataan yang cukup menggelitik masyarakat. “Kami mempunyai target satu perempuan ‘rata-rata’ melahirkan satu anak perempuan.”

Pernyataan tersebut dilontarkan oleh dokter Hasto saat menyikapi angka kelahiran (Total Fertility Rate = TFR) di Indonesia yang sudah mencapai angka ideal 2,1 pada saat kegiatan Media Briefing yang diselenggarakan di Hotel Santika Semarang, minggu lalu.

Sebelumnya, mari kita garis bawahi bersama, penafsiran makna ‘rata-rata’. Pengertian rata-rata, merupakan perwakilan kuantitas dari sekelompok data. Besar kecilnya nilai rata-rata dipengaruhi oleh jumlah semua data dan banyaknya data. Dari penjelasan epic ini, makna rata-rata tidaklah sama dengan pengertian wajib.

Penjelasannya, bukan lantas bermakna satu keluarga wajib mempunyai anak perempuan. Bukan. Bisa jadi ada keluarga yang mempunyai dua anak laki-laki semua, atau justru mempunyai dua anak perempuan semua. “Kalau depan rumah saya punya anak perempuan dua, belakang saya gak punya anak perempuan, pas sudah.”

Baca juga: Sambut HAN 2024, Kolaborasi Penyanyi Anak Ini Tampilkan Senandung Nusantara di Bali

Demikian penjelasan lanjut dokter Hasto saat ditemui di sela kegiatan “Sinergi dan Kolaborasi Tenaga Lini Lapangan untuk Mensukseskan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Jawa Tengah” di Hotel Atria Magelang, Minggu (07/07/2024).

● Keberhasilan Program Keluarga Berencana

Menghindari 4Terlalu dalam program Keluarga Berencana (program KB) yaitu menghindari Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu dekat dan Terlalu banyak dalam perencanaan kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi, merupakan tujuan dari program KB. Sebuah tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta menekan angka kematian ibu dan bayi pada saat melahirkan.

Program KB juga berperan menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu, terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan.

Kebijakan pemerintah meluncurkan program KB sejak tahun 1970-an dinilai telah berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan penduduk Indonesia melambat dalam beberapa dekade terakhir. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, sepanjang 2010-2020, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,25 persen, menurun cukup tajam dibandingkan periode 1971-1980 yang sebesar 2,31 persen. Bahkan, laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2024 ini “hanya” 1,11%, persentase ini menurun 0,2% dari tahun 2023

Banyak faktor yang pada akhirnya mempengaruhi penurunan laju penurunan penduduk di Indonesia. Salah satunya adalah penurunan angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR) di Indonesia. Diketahui, berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2020, angka TFR di Indonesia sudah mendekati angka standar 2,1.

Angka rujukan tersebut merupakan angka capaian ideal bagi seluruh negara yang kemudian disebut dengan istilah Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS). Jika TFR berada di bawah angka 2,1, maka penduduk cenderung akan mengalami penurunan jumlah. Namun jika TFR lebih dari 2,1, maka akan terjadi pertumbuhan penduduk.

TFR sendiri merupakan indikator penting yang mencerminkan rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa reproduksinya. Nilai TFR menjadi acuan strategis untuk menilai efektivitas program KB dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di suatu negara.

Penurunan TFR, juga berperan penting dalam mencegah terjadinya ledakan kelahiran (babyboom) di masa pandemi Covid-19. Pandemi ini telah memicu kekhawatiran bersama akan lonjakan angka kelahiran akibat penurunan penggunaan alat kontrasepsi dan keterbatasan layanan kesehatan.

Meskipun demikian, tentu ada disparitas angka kelahiran (TFR) di berbagai daerah di Indonesia. Pembangunan dan akses informasi yang belum merata menjadi salah satu pangkalnya. Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (29/06/2024), dokter Hasto memaparkan,“Di Jawa (TFR) sudah 2,00 sekian ya. Di Jabar sudah 2,00 sekian. Sementara di Jawa Tengah 2,04, di DIY 1,9, di DKI 1,89. Jadi, pembangunan yang sifatnya asimetris harus disikapi bersama.”

“Ada wilayah lain seperti NTT dan Papua yang anaknya masih banyak. Tapi di daerah Jawa rendah sekali,” ungkapnya.

Ditambahkan dokter Hasto, untuk itulah BKKBN berkomitmen untuk merumuskan kebijakan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan spesifik masing-masing wilayah. Hal ini dilakukan demi menjaga keseimbangan dan mencapai angka kelahiran ideal di seluruh wilayah Indonesia.

Lantas, apa pentingnya mempertahankan TFR di Indonesia jangan sampai lebih dari 2,1 dan anjuran rata-rata keluarga memiliki satu anak perempuan?

● Perencanaan Keluarga, TFR = 2,1 & NRR = 1

Fertilitas cenderung berkorelasi terbalik dengan tingkat pembangunan ekonomi. Secara historis, wilayah maju memiliki tingkat fertilitas yang jauh lebih rendah, yang umumnya berkorelasi dengan kekayaan, pendidikan, tekhnologi, arus informasi, dan faktor-faktor lain yang lebih besar.

Sebaliknya, di wilayah yang kurang berkembang, tingkat fertilitas cenderung lebih tinggi. Tingkat fertilitas juga lebih tinggi antara lain karena kurangnya akses ke alat kontrasepsi.

Seperti diketahui, dikatakan suatu negara telah mencapai penduduk tumbuh seimbang, maka angka fertilitas atau TFR ideal sebesar 2,1. Maka, agar tidak terjadi de-populasi nilai Net Reproductive Rate (NRR) sebesar 1,00.

NRR sendiri adalah jumlah bayi perempuan yang dilahirkan oleh perempuan selama masa reproduksinya dengan asumsi bayi perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas dan pola mortalitas ibunya.

Karena itulah ada korelasi kuat antara TFR dengan NRR. Bahasa mudahnya demikian: rata-rata kelahiran anak perempuan di masyarakat dianjurkan satu anak, tetapi dengan tetap mengupayakan di setiap keluarga memiliki anak rata-rata sebanyak dua anak.

Meskipun terdengar seperti mengatur kelahiran, tetapi begitulah pentingnya merencanakan suatu kehamilan. Hak prerogative memang milik Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi tidak ada salahnya merencanakan suatu kehamilan dalam keluarga.

Baca juga: Imunisasi Tidak Merusak Sel dan DNA

Hal itu sejalan dengan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) BKKBN, yang menitikberatkan kepada pentingnya merencanakan sebuah keluarga. Dimulai dari memperhatikan asupan makanan bagi remaja untuk pertumbuhannya.

Penting juga menjaga kesehatan pada setiap calon pengantin, menjaga kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui, dan memperhatikan asupan makanan bergizi bagi bayi dan anak.

Seperti rantai makanan, seluruhnya saling berkaitan erat. Tujuannya tentu saja untuk mewujudkan generasi emas 2045, serta menjaga agar regenerasi tetap berjalan baik.

Foto utama oleh Devon Daniel dari Unsplash

Pentingnya Pemeriksaan Bayi Baru Lahir dan Usia 9 Bulan

0

Sebagai makhluk yang masih sangat muda, bayi masih rentan mengalami masalah kesehatan. Terutama bagi yang masih berusia beberapa hari. Untuk itulah pemeriksaan bayi harus dilakukan ketika lahir dan saat 9 bulan. Ada banyak alasan kenapa hal ini dilakukan, semuanya pastinya berhubungan dengan kesehatannya.

Bagian yang diperiksa pada bayi baru lahir adalah fisik dan organ dalamnya. Sehingga jika ada masalah bisa dideteksi dengan lebih awal. Sedangkan pemeriksaan pada bayi 9 bulan adalah pemeriksaan terakhir sebelum usianya satu tahun. Dalam usia ini mereka telah mengalami perkembangan yang sudah lebih baik.

Untuk berat badan yang ideal atau normal, bayi harus memiliki berat 2.500 sampai 3.500 gram. Apabila kurang dari berat tersebut maka artinya bayi prematur sedangkan jika lebih dinamakan macrosomia.

Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan ada banyak. Untuk bayi yang baru lahir, macam-macam pemeriksaannya adalah sebagai berikut.

  1. Pemeriksaan Organ Dalam Tubuh

Di dalam pemeriksaan ini terdapat dua penilaian, yaitu Apgar score dan Antropometri. Apgar score dilakukan untuk mengetahui nilai kemampuan bernapas, laju jantung, kemampuan refleks, kekuatan tonus otot, dan warna kulit. Untuk mendapatkan jumlahnya maka semua pemeriksaan itu digabungkan. Apabila skornya dari 7 sampai 10 berarti bayi Anda sudah beradaptasi dengan baik sedangkan jika skornya 0 sampai 3 menandakan bayi terkena asfiksia berat.

Sedangkan pada pengukuran antropometri ada lima hal yang dilakukan, yaitu penimbangan berat badan, pengukuran lingkar lengan atas, lingkar dada, lingkar kepala, dan panjang badan. Untuk berat badan yang ideal atau normal, bayi harus memiliki berat 2.500 sampai 3.500 gram. Apabila kurang dari berat tersebut maka artinya bayi prematur sedangkan jika lebih dinamakan macrosomia.

Lalu untuk mengukur panjang badan, bayi akan diletakkan pada tempat datar kemudian bagian kepala sampai tumitnya diukur. Bayi Anda dikatakan normal jika panjangnya 45-50 cm. Kemudian ukuran lingkaran kepala dinilai dari bagian dahi kemudian dibuat melingkar dan sampai lagi ke dahi lagi. Lingar kepala yang normal adalah 33 sampai 35 cm.

Selanjutnya pengukuran dada dilakukan mulai dari daerah dada menuju punggung kemudian kembali lagi ke dada. Apabila ukurannya 30 sampai 33 cm maka lingkar dadanya normal. Dengan pengukuran data ini dapat memberikan informasi juga mengenai adanya kelainan atau tidak pada bagian kepala. Oleh karena itu, jika kepala lebih besar 3 cm dibandingkan lingkar dada maka bayi tersebut mengidap Hidrocephalus sedangkan jika lebih kecil 3 cm dinamanakn Microcephalus.

Terakhir, pengukuran lingkar lengan atas, normalnya berukutan 11 sampai 15 cm.

Pemeriksaan pada bayi baru lahir ini dilakukan supaya diketahui apakah ada masalah kesehatan atau tidak berkembang baik ketika di dalam kandungan.

  1. Pemeriksaan Fisik

Lalu untuk pemeriksaan fisik tentunya untuk memeriksa semua anggota tubuhnya seperti kepala, mata, wajah, mulut, hidung, leher, telinga, dada, paru-paru, abdomen, ekstermitas atas, ekstermitas bawah, spinal, anus dan rectum, genetalia, kulit, dan berbagai refleksnya.

Pemeriksaan fisik ini dilakukan dengan langkah-langkah yang berbeda dan banyak. Mungkin membutuhkan waktu yang lumayan lama karena banyak sekali pemeriksaannya.

Nah, pemeriksaan pada bayi baru lahir ini dilakukan supaya diketahui apakah ada masalah kesehatan atau tidak berkembang baik ketika di dalam kandungan. Jika ada masalah jadi bisa ditangani sejak dini sehingga tidak berkelanjutan.

Pemeriksaan Bayi 9 Bulan

Pemeriksaan fisik untuk bayi 9 bulan juga perlu agar bisa dilihat perkembangannya apakah selama ini Anda sudah memberikan asupan gizi dan merawatnya dengan benar atau belum. Oleh karena di usia ini pertumbuhannya sudah lumayan cepat.

Beberapa manfaat melakukan pemeriksaan ini, antara lain:

  • Memberikan vaksinasi hepatitis B.
  • Memastikannya tetap sehat.
  • Memberikan nasihat dan saran bagaimana merawat anak yang sesuai kebutuhan.
  • Membangun hubungan antar anak dan orangtua agar lebih baik.

Saat usia ini dia sudah bisa duduk dan berdiri sendiri tanpa bantuan. Selain itu bayi sudah bisa merangkak, senang bermain, memiliki banyak rasa penasaran, mencari barang yang disembunyikan, mengambil barang yang diinginkan, memiliki banyak ekspresi, memiliki rasa suka atau takut, dan lain sebagainya.

Pemeriksaan fisik untuk bayi 9 bulan juga perlu agar bisa dilihat perkembangannya apakah selama ini Anda sudah memberikan asupan gizi dan merawatnya dengan benar atau belum.

Pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan pada bayi 9 bulan, antara lain:

  • Pemberian imunisasi jika bisa kondisi fisiknya memungkinkan, buku catatan vaksinasi juga akan diperbarui.
  • Menghitung suhu tubuhnya.
  • Melakukan tes seperti pemeriksaan penyakit, darah, maupun gejala dan tanda sebuah kondisi.
  • Memeriksa organ vitalnya seperti mata, jantung, hidung, telinga, dan mulut.
  • Mengamati gerakannya agar tahu perkembangan kognitif, motorik, dan komunikasi bayi.

Biasanya pemeriksaan akan berlangsung sekitar 90 menit, bisa juga lebih lama atau sebentar sesuai dengan kebutuhannya. Pemeriksaan akan berlangsung lama  jika bayi rewel sehingga sulit diperiksa.

Sekarang Anda sudah tahu apa pentingnya pemeriksaan pada anak Anda. Jangan sampai Anda lupa atau malas melakukannya karena hal ini penting sekali karena akan berhubungan dengan masa depannya. Jika tidak diperiksa maka tidak akan bisa mendeteksi jika ada hal-hal yang tidak diinginkan.

Imunisasi Lebih dari Satu Jenis Vaksin Tidak Sebabkan Kematian

0

Imunisasi dengan lebih dari satu jenis antigen vaksin yang disuntikkan dalam sekali kunjungan tidak menyebabkan kematian langsung pada anak. Pemberian imunisasi yang dikenal dengan istilah imunisasi ganda ini justru memberikan perlindungan ganda pada anak.

Merujuk rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), imunisasi ganda aman dan memberikan manfaat yang sangat baik karena pelayanan imunisasi akan menjadi efisien, yang mana seorang anak akan segera terlindungi dari beberapa Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) dalam satu kali kunjungan.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI dr. Prima Yosephine, M.K.M menjelaskan, suntikan imunisasi ganda sudah diterapkan di lebih dari 160 negara, tidak hanya di Indonesia saja.

“Imunisasi ganda tidak menyebabkan kematian. Miliaran vaksin telah diberikan dengan cara imunisasi ganda di seluruh dunia,” jelas Prima di Jakarta, Sabtu (29/6).

“Lebih dari 160 negara memberikan minimal dua suntikan dalam satu sesi imunisasi dalam jadwal imunisasi rutinnya, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan Kanada. Di Indonesia sendiri, di Provinsi Yogyakarta, imunisasi ganda di Provinsi Yogyakarta sudah diterapkan sejak tahun 2007.”

Secara nasional, Indonesia telah memperkenalkan pemberian imunisasi ganda sejak tahun 2017, yaitu pada jadwal imunisasi DPT-HB-Hib-3 yang diberikan bersamaan dengan imunisasi polio suntik Inactivated Poliovirus Vaccine/IPV pada bayi usia 4 bulan.

Selain itu, jadwal imunisasi ganda juga ada pada imunisasi lanjutan, yakni pada pemberian imunisasi campak rubella-2 dan DPT-HB-Hib-4 yang diberikan pada anak usia 18 bulan.

Vaksin DPT-HB-HiB diberikan guna mencegah 6 penyakit, antara lain difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, serta pneumonia (radang paru) dan meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.

Adapun kasus kematian setelah pemberian imunisasi, menurut Prima, amat sangat jarang (extremely rare) terjadi. Apabila terjadi, maka semua kasus tersebut harus dilakukan investigasi dan kajian kausalitas– hubungan sebab akibat– secara detail dan menyeluruh.

“Sampai saat ini data menunjukkan, mayoritas kasus-kasus tersebut adalah kejadian koinsidental– Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tidak disebabkan oleh vaksin maupun kesalahan prosedur,” pungkasnya.

Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.Trop.Paed juga menegaskan, imunisasi tidak dapat menyebabkan kematian dan direkomendasikan sejak tahun 2003.

“Hampir semua vaksin dapat diberikan secara ganda. Pemberian lebih dari 3 jenis antigen tidak akan menyebabkan kematian,” tegasnya.

“Kombinasi apapun secara umum tepat untuk dilakukan. Efek yang timbul umumnya ringan, berlangsung singkat dan sembuh dengan atau tanpa pengobatan.”

Terkait efek imunisasi yang berkaitan dengan kematian, Prof. Hindra menyebut terdapat kondisi KIPI berat yang dinamakan syok anafilaktik. Reaksi anafilaktik akibat vaksinasi sangat jarang terjadi.

KIPI berat, yaitu menunjukkan gejala yang parah dan biasanya tidak berlangsung lama seperti kecacatan, syok anafilaktik dan alergi. Syok anafilaktik membutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat.

“KIPI berat imunisasi adalah syok anafilaktik yang timbul 30 menit setelah imunisasi,” terangnya.

Prima menambahkan, syok anafilaktik setelah imunisasi sangat jarang terjadi.

“Kasus anafilaktik sangat jarang terjadi dan mayoritas dapat menyebabkan kematian segera setelah pemberian imunisasi, biasanya dalam 30 menit pertama. Namun, hal ini tetap harus dibuktikan melalui investigasi dan kajian kausalitas yang mendalam atau menyeluruh,” tambahnya.

Imunisasi Ganda pada Anak yang Sehat

Terdapat ketentuan pemberian imunisasi ganda, salah satunya adalah anak harus sehat. Sebelum menerima suntikan lebih dari satu jenis antigen vaksin, tenaga kesehatan biasanya melakukan skrining terhadap anak.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Prima Yosephine menerangkan, tidak ada perbedaan persyaratan kesehatan dalam pemberian imunisasi satu atau lebih antigen.

“Imunisasi aman diberikan kepada anak sehat, tidak sedang sakit berat, dan tidak dalam kondisi imunokompromais/imunodefisiensi. Tenaga kesehatan melakukan skrining kesehatan kepada seluruh bayi dan anak sebelum melakukan imunisasi,” terangnya.

“Apabila ada anak yang sakit, maka anak tersebut akan dirujuk ke dokter untuk pemeriksaan lanjutan.”

Setelah mendapatkan imunisasi, bayi atau anak diminta untuk menunggu selama 30 menit untuk dipantau kemungkinan terjadinya KIPI.

“Petugas memberikan informasi bagaimana cara mengatasi KIPI yang mungkin muncul setelah bayi atau anak pulang, dan diminta untuk melapor kepada petugas Kesehatan terdekat jika ada KIPi yang muncul,” lanjut Prima.

Senada dengan Prima, Ketua Komnas KIPI Prof. Hindra Irawan Satari menyatakan, syarat untuk menerima suntikan ganda, yakni anak harus dalam kondisi sehat. Pemantauan KIPI dapat dilakukan oleh orangtua.

“Keadaan (anak) sehat dapat diberikan imunisasi ganda. Pemantauan KIPI berat dapat diketahui dalam 30 menit pertama, pemantauan selanjutnya dilakukan oleh orangtua, setelah diberi keterangan oleh tenaga kesehatan yang melakukan vaksinasi,” ucapnya.

“Perlu disampaikan pula tanda bahaya (gejala KIPI) agar orangtua dapat segera membawa anak ke rumah sakit untuk diberi pertolongan.”

Tips Pemberian Imunisasi Ganda

Pelaksanaan imunisasi ganda dapat dilakukan di fasilitas kesehatan seperti klinik, rumah sakit, Puskesmas dan posyandu. Panduan pelaksanaan imunisasi ganda di fasilitas kesehatan sesuai informasi Kemenkes RI, sebagai berikut:

1. Persiapan Ruang Penyuntikan

Ruang atau area penyuntikan harus bersih. Pastikan hanya ada vaksinator (pemberi suntikan), anak dan pendamping (orangtua atau pengasuh).

2. Lakukan Konseling

Beri penjelasan manfaat imunisasi dan kemungkinan KIPI seperti demam atau nyeri yang merupakan reaksi normal setelah penyuntikan. Jelaskan langkah yang harus dilakukan orangtua jika terjadi reaksi dan minta untuk segera menghubungi dokter atau bidan jika keluhan tidak membaik setelah 2-3 hari.

3. Lokasi Penyuntikan

Jika anak sudah bisa berjalan, lokasi penyuntikan sebaiknya di lengan. Namun, pada bayi berusia 2 bulan ke atas, suntikan biasanya dilakukan di paha sebelah kanan dan kiri untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman.

Pada lokasi suntikan pertama biasanya masih terasa nyeri sehingga untuk mengurangi rasa nyeri yang berlebihan, suntikan kedua dilakukan di paha yang berbeda. Tetapi dengan rekomendasi dokter atau petugas kesehatan, suntikan kedua juga bisa dilakukan di lokasi yang sama dengan jarak sekitar 2,5 sentimeter.

KB Jadi Salah Satu Pilar untuk Tingkatkan Kesehatan Ibu

0

Salah satu peran BKKBN adalah melakukan kerjasama dengan tenaga kesehatan (provider). Baik dokter dan bidan untuk memberikan pelayanan KB yang berkualitas, serta memastikan seluruh pasangan usia subur (PUS) mendapatkan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan haknya.

Oleh karena itu, salah satu langkah awal yang dilakukan BKKBN untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang komprehensif adalah melalui program pelatihan pelayanan KB yang ditujukan bagi tenaga kesehatan, terutama bidan. Hal ini karena tenaga kesehatan yang berwenang untuk memberikan pelayanan keluarga selain dokter adalah bidan.

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Sarles Brabar, saat acara penutupan Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi bagi Bidan di Fasilitas Kesehatan. Kegiatan itu berlangsung di UPTD Balai Pelatihan Kesehatan dan Masyarakat (Bapelkesmas) di Denpasar, Selasa (20/8).

“Maka dari itu, kami mohon dukungan ibu-ibu bidan sekalian untuk memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kompetensi yang telah didapatkan selama pelatihan ini. Karena masih terdapat beberapa target yang harus dicapai oleh Bali,” kata Sarles Brabar.

Baca juga: Ini Pentingnya Pengembangan Anak Usia Dini Secara Holistik dan Integratif

Pihaknya juga menyebutkan beberapa target yang yang diharapkan mampu dicapai di Bali. Di antaranya, persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) di Provinsi Bali.

Berdasarkan data pemutakhiran Pendataan Keluarga (PK-23) tahun 2023 menunjukkan angka unmet need di Provinsi Bali masih 11,5% dari target yang ditentukan dalam Renstra 2020-2024 sebesar 7,40%.

“Kondisi ini menjadi perhatian bersama dalam rangka meningkatkan kesertaan ber-KB oleh PUS terutama KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), meskipun belakangan sudah dilakukan justifikasi target unmet need oleh pusat,” katanya.

Berikutnya, lanjut dia, kesertaan KB MKJP belum maksimal. Berdasarkan data updating PK-23, pada 2023 capain kesertaan KB MKJP baru mencapai 23,64% dari target yang ditetapkan sebesar 28,39%.

“Target selanjutnya adalah penurunan angka kematian ibu sebagai indikator peningkatan kesehatan ibu, anak, dan keluarga,” sebutnya.

Pihaknya juga menegaskan, KB merupakan salah satu pilar dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu. Karena terbukti efektif dan hemat biaya dalam mengurangi beban penyakit pada kesehatan ibu dan anak.

“Saya berharap dukungan bagi ibu-ibu bidan untuk dapat mendukung percepatan penurunan stunting di Provinsi Bali. Karena bagaimanapun juga terdapat keterkaitan yang sangat erat antara pelatihan pelayanan kontrasepsi yang dilakukan hari ini dengan amanat Perpres tentang Percepatan Penurunan Stunting,” harapnya.

Sarles Brabar juga menjelaskan, jika pada pasangan usia subur yang tidak mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang memadai sesuai dengan haknya, akan berpotensi melahirkan bayi stunting.

Baca juga: Moms dan Pops, Ada Inovasi Kursi Duduk Khusus untuk Anak Cerebral Palsy

Kurangnya komunikasi, informasi, edukasi (KIE) pada masa kehamilan, hingga jarak kehamilan yang terlalu dekat (kurang dari tiga tahun), juga akan berimplikasi signifikan terhadap kelahiran bayi stunting.

“Oleh karena itu pelayanan yang akan ibu-ibu bidan berikan kelak di fasilitas pelayanan kesehatan, tidak saja bermanfaat untuk peningkatan capaian program KB namun juga secara tidak langsung berpartisipasi dalam penurunan prevalensi angka stunting di provinsi Bali,” tandasnya.

Sebelumnya, dalam penutupan ini pihaknya juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi, bekerjasama dalam melaksanakan pelatihan ini. Sehingga merupakan salah satu langkah awal oleh provider dalam mendukung dan mendongkrak capaian indikator kinerja program khususnya pada peningkatan peserta KB baru dan dan KB Aktif.*

Seru Banget, YPK Ora et Labora Gelar Pertandingan Persahabatan Sekolah

Masih ingat keceriaan saat kita semua berkumpul dalam Pentas Seni YPK ORA et LABORA beberapa waktu lalu? Kini, YPK ORA et LABORA kembali menghadirkan acara seru yang tak kalah menarik!

Di bulan Agustus ini, YPK ORA et LABORA akan mengadakan pertandingan persahabatan. Pertandingan persahabatan bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga ajang untuk mempererat tali silaturahmi dan menanamkan nilai-nilai sportivitas.

Pertandingan persahabatan ini terselenggara dalam event di dua lokasi, yaitu: LABOARTE SPARKLING yang diadakan di kampus Pamulang dan digelar pada tanggal 19-24 Agustus 2024 serta LABORAFEST yang diadakan di kampus BSD dan akan dilaksanakan pada tanggal 26-31 Agustus 2024. Ada berbagai lomba dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA dan SMK yang dapat diikuti, serta tersedia pula hadiah-hadiah yang sangat menarik bagi para pemenangnya! Di hari terakhir LABORAFEST, dilaksanakan juga Singapore Math Challenge (SMC), sebuah lomba yang mengasah dan menantang keterampilan matematika anak dari jenjang SD, SMP, dan SMA.

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, YPK ORA et LABORA mengadakan Open House yang terbuka untuk para orang tua dan anak. Para orangtua yang datang, berkesempatan untuk melihat lingkungan sekolah melalui school tour dan bertanya langsung mengenai sistem pembelajaran di sekolah.

Baca juga: Ini Pentingnya Pengembangan Anak Usia Dini Secara Holistik dan Integratif

TK ORA et Labora secara khusus juga mengadakan program Trial Class dan Eco-Workshop sehingga anak dapat terpantik untuk belajar cara melakukan recycling dan mencintai bumi sejak ini. Bagi orangtua yang berminat untuk mendaftarkan anaknya untuk tahun ajar 2025/2026, dapat memanfaatkan diskon Early Bird sebesar 20% dengan biaya pendaftaran sebesar Rp 300.000,-.

Program Lumpsum siswa-siswi ORA et LABORA akan mendapatkan diskon 40% yang hanya bisa dimanfaatkan sampai tanggal 10 Desember 2024, kemudian bagi calon peserta didik di luar ORA et LABORA juga dapat menggunakan kesempatan Program Pre-booking tahun Pelajaran 2026/2027 dengan mendapatkan diskon sebesar 20%.

Baca juga: Siswa Indonesia Raih Empat Medali pada IChO ke-56 di Arab Saudi

Selain pertandingan persahabatan, di awal September, YPK ORA et LABORA juga akan mengadakan Environmental Charity dalam bentuk Kegiatan Penanaman Bakau yang akan dilaksanakan di Taman Ekowisata Mangrove PIK bekerja sama dengan PERHUTANI pada 6 September 2024.

Bakau merupakan tumbuhan dalam ekosistem pesisir yang sangat penting karena menyediakan berbagai manfaat ekologis. Penanaman bakau dapat membantu mengatasi pengikisan tanah karena gelombang air laut, melindungi hewan habitat pesisir, dan menyerap karbon untuk membantu mengurangi krisis iklim. Yuk, bergabung dengan kami dan jadilah bagian dari gerakan peduli lingkungan!

Moms dan Pops, Ada Inovasi Kursi Duduk Khusus untuk Anak Cerebral Palsy

0

Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) kembali menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bekerja sama dengan Dosen Pengabdi dari Vokasi UI dan Rumah Cerebral Palsy Kota Depok. Acara berupa pemeriksaan kesehatan gratis bagi anak dengan cerebral palsy serta seminar edukasi seputar posisi duduk untuk anak cerebral palsy dengan inovasi kursi khusus saat aktifitas makan dihadiri secara lansgung oleh anggota Rumah Cerebral Palsy Kota Depok.

Posisi duduk anak dengan cerebral palsy merupakan hal penting untuk diperhatikan. Posisi duduk yang tepat sangat penting untuk mendukung postur tubuh yang baik, meningkatkan fungsi motorik, dan mengurangi ketidaknyamanan. Posisi duduk juga memungkinkan anak untuk melakukan lebih banyak hal dibandingkan posisi tidur atau posisi lain. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan edukasi tentang posisi duduk untuk mendukung anak dengan cerebral palsy agar kualitas hidup anak dapat meningkat.

Acara ini diketuai oleh dr. Amien Suharti, Sp.KFR, Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik RSUI sekaligus dosen atau staf pengajar dari Program Pendidikan Vokasi UI. Inovasi ini juga dilaksanakan oleh dr. Muhammad Deryl Ivansyah Sp.OT(K), Dokter Ortopedi Dan Traumatologi Subpesialis Ortopedi Anak di RSUI, Dr. Abdul Aziz, AMd.OT, S.Psi., M.Si yang merupakan pengajar dari Program Pendidikan Vokasi UI, dan juga Krisna Meidiantoro yang merupakan seorang terapi okupasi dari salah satu rumah sakit swasta di Jakarta dan juga seorang direktur dari perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan.

dr. Amien Suharti, Sp.KFR yang juga sebagai narasumber dalam seminar kali ini menjelaskan bahwa cerebral palsy adalah kelompok gangguan postur dan gerak akibat lesi di otak, terjadi di awal usia perkembangan yang menyebabkan gangguan fungsi pada perkembangan anak.

Baca juga: Ini Pentingnya Pengembangan Anak Usia Dini Secara Holistik dan Integratif

“Pada cerebral palsy keterbatasan fungsi ini seperti kesulitan mengontrol kepala, kesulitan mengontrol postur saat duduk, vokalisasi terbatas dan tidak menggunakan tangan untuk bermain” ujarnya.

Stretching pada anak dengan cerebral palsy sangat penting untuk mengurangi kekakuan atau spatisitas. Stretching pada anak dengan cerebral palsy dapat dilakukan dua kali sehari.

“Selain pentingnya stretching, posisi duduk juga harus diperhatikan agar anak dapat makan dengan baik dan mendapatkan nutrisi yang cukup. Oleh karena itu, dibutuhkan alat bantu berupa kursi yang mengoptimalkan posisi duduknya” tutupnya.

dr. Muhammad Deryl Ivansyah Sp.OT(K) yang juga narasumber juga menyampaikan bawah tata laksana ortopaedi pada anak dengan cerebral palsy bisa dilaksanakan dengan beberapa metode.

“Ada tata laksana orthopaedic yang bisa dilakukan sepereti botox, gips, dan operasi. Tata laksana ini bisa dilaksanakan kapan saja sejak terdiagnosis cerebral palsy. Salah satu bagian tubuh yang harus sangat diperhatikan sejak awal terdiagnosis adalah panggul karena sangat berdampak pada kualitas hidup anak” jelasnya.

Baca juga: Penjelasan Aturan Susu Formula Bayi

Tak hanya edukasi dari dokter, kegiatan ini juga diakhiri dengan show inovasi kursi duduk anak cerebral palsy oleh Krisna Meidiyantoro, Terapis Okupasi. Kursi inovasi ini didesain menyesuaikan dengan kebutuhan anak dan terdapat beberapa ukuran sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan oleh anak. Anak dapat duduk tegak dibantu dengan sandaran yang dapat support anak agar leher anak tidak terjatuh ke belakang.

RSUI berharap kegiatan ini dapat terus hadir sebagai salah satu upaya edukasi dan promosi kesehatan kepada masyarakat luas. Untuk mendapatkan informasi terkait pelaksanaan acaraacara RSUI selanjutnya dapat dipantau melalui website dan media sosial RSUI.

Siaran ulang dari seminar awam ini dapat juga disaksikan di channel Youtube RSUI pada link ini. Sampai bertemu kembali di ajang berikutnya!

Ini Pentingnya Pengembangan Anak Usia Dini Secara Holistik dan Integratif

0

Deputi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, menekankan pentingnya pengawalan perkembangan anak sejak usia dini. Beliau menggarisbawahi bahwa aspek kesehatan, gizi, pendidikan, pengasuhan, perlindungan, dan keselamatan harus diperhatikan secara serius karena masa ini merupakan periode penting dalam pertumbuhan anak karena perkembangan otak terjadi sangat pesat pada periode ini.

“Kesalahan sedikit saja dalam mengawal perkembangan anak usia dini, khususnya dari 0-6 tahun, akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia kita di masa depan,” ujar Deputi Woro, yang akrab disapa Lisa, dalam lokakarya pembentukan ECED Council di Jakarta.

Lebih lanjut, Deputi Lisa menjelaskan bahwa meskipun sudah 11 tahun sejak diterbitkannya Perpres Nomor 60 Tahun 2013 tentang PAUD Holistik Integratif (PAUD HI), tantangan dalam implementasinya masih tetap ada. “Upaya intervensi dalam pengembangan anak usia dini secara holistik dan integratif sangat penting, namun kita masih menghadapi berbagai tantangan,” tambahnya.

Salah satu tantangan yang diidentifikasi adalah kurangnya komitmen dan pemahaman para pemangku kepentingan terhadap kebijakan PAUD HI. Deputi Lisa menyatakan bahwa pemahaman yang parsial menjadi hambatan dalam pencapaian target indikator PAUD HI. “Ke depan, kita perlu merumuskan kembali indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan pengembangan anak usia dini,” jelasnya.

Baca juga: Pemberian ASI Eksklusif Baru 62 Persen

Selain itu, ketersediaan sarana prasarana layanan PAUD HI yang berkualitas dan tepat juga menjadi isu yang perlu diperhatikan. “Layanan PAUD HI harus komprehensif dan terintegrasi, termasuk standarisasi pelayanan dengan tenaga profesional,” tegas Deputi Lisa.

Deputi Lisa juga menjelaskan bahwa konsep PAUD HI yang ada saat ini sudah selaras dengan Nurturing Care Framework (NCF) yang diluncurkan oleh WHO, UNICEF, dan Bank Dunia pada tahun 2018.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Lisa menyampaikan apresiasi kepada Tanoto Foundation yang telah mendukung penuh pembentukan ECED Council. “Kami berterima kasih atas dukungan dalam memperkuat Early Child Development sebagai investasi jangka panjang melalui pembentukan ECED Council,” ujarnya.

Di akhir sambutannya, Deputi Lisa berharap agar ECED Council ini dapat menjadi mitra strategis pemerintah terutama dalam memperkuat kerja Gugus Tugas dan sekretariat PAUD HI melalui berbagai kegiatan riset berbasis bukti, model intervensi, serta produk-produk lainnya yang akan dapat memperkuat kebijakan penyelenggaraan PAUD HI; meningkatkan komitmen, pemahaman dan keterlibatan aktif para pihak; serta meningkatkan kualitas layanan PAUD HI.

Sementara itu, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan KemenPPN/Bappenas, Amich Alhumami, menegaskan bahwa anak usia dini akan menjadi isu strategis dalam perencanaan pembangunan nasional, baik dalam RPJP Nasional 2025-2045 maupun RPJMN 2025-2029. “Kami bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kebutuhan esensial anak usia dini terpenuhi sebagai bagian dari pelayanan publik,” tegas Amich.

Baca juga: Siswa Indonesia Raih Empat Medali pada IChO ke-56 di Arab Saudi

Tanoto Foundation, melalui perwakilannya Edy Hendry, menyatakan komitmen jangka panjang untuk mendukung keberlanjutan ECED Council. “Kami berkomitmen untuk menyediakan pendanaan berkelanjutan dan menjadi katalis bagi sektor filantropi dan swasta lainnya untuk turut serta dalam mendukung pengembangan anak usia dini,” ungkapnya.

Lokakarya ini turut dihadiri oleh para ahli seperti Prof. Fasli Jalal, Ketua ECED Council; Prof. Endang Achadi dari Stunting Research Center, FKM UI; Prof. Vina Andriany, Direktur SEAMEO CECCEP Bandung; Prof. Netty Herawati, Penasehat HIMPAUDI; Prof. Paramita Atmodiwijo dari Fakultas Arsitektur dan Smart City UI; serta para praktisi PAUD HI dan mitra pembangunan.