Home Blog

Tips Memulai MPASI yang Pertama Kepada Bayi Usia 6 Bulan

Moms dan Pops, mempunyai buah hati tentu menjadi dambaan bagi setiap pasangan yang menikah. Perhatian  sebagai orang tua pasti akan tercurah, apalagi bagi pasangan yang baru mempunyai anak pertama. Rasanya setiap momen pertama akan menjadi pembelajaran bagi Moms dan Pops baru.

Salah satu momen yang dinanti oleh seorang ibu baru adalah ketika bayi akan merasakan makanan pendamping selain ASI. Atau biasa disingkat dengan MPASI. Moms pasti begitu bersemangat memberikan suapan pertama untuk sang buah hati.

Lalu, apa saja sih yang harus diperhatikan saat memberikan MPASi pertama untuk buah hati? Yuk, kita simak pembahasannya di bawah ini.

Kenali tanda si bayi siap untuk diberikan MPASI

  1. Sudah bisa duduk (dengan sedikit bantuan) dan mampu mengangkat kepalanya dengan baik.
  2. Sudah mulai menunjukkan minat ketika melihat makanan orang lain.
  3. Sudah bisa memainkan lidah dengan menggerakkan maju dan mundur serta naik dan turun.
  4. Sudah bisa membuka mulutnya lebar-lebar.
  5. Sudah memiliki koordinasi tangan dan motorik yang baik.

Apa contoh MPASI yang bergizi dan lezat bagi bayi?

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, tekstur makanan yang paling tepat untuk diberikan kepada bayi 6 bulan adalah yang lumat dan disaring. Perlu diperhatikan juga, bahwa jumlah energi tambahan yang perlu diberikan adalah 200 kilo pernah hari.

Contoh menu makanan yang bisa diberikan, antara lain:

Baca juga ASI itu seperti pencahar

  1. Buah yang dilumat dan disaring, seperti alpukat, pisang, apel, pir, labu.
  2. Sayuran yang dikukus dan dilumat, contohnya bayam, brokoli, kacang polong, ubi, kentang, wortel.
  3. Aneka bubur ikan, seperti tuna, dori, salmon.
  4. Puree dengan tambahan protein seperti ayam, tahu, daging, ikan, biji-bijian, telur.
  5. Sereal untuk bayi.

Untuk makanan yang sekiranya dapat memicu alergi, sebaiknya diberikan dalam porsi yang sangat sedikit untuk melihat reaksi bayi.

QOTD: Bagaimana jika minum obat tidak sesuai dengan jadwalnya?

QOTD merupakan rubrik Q&A atau tanya jawab di Parentsguide yang hadir khusus untuk Moms dan Pops yang ingin melayangkan beragam pertanyaan seputar isu parenting, kesehatan dan pendidikan. Narasumber pakar pendidikan, parenting dan kesehatan siap memberikan jawaban.

Saya harus mengkonsumsi obat secara rutin dan sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Kadang ada saat saya lupa. Apakah jadwal yang terlupakan itu tetap diminum dengan jam yang jadi berubah? Atau di skip aja?

Jawaban oleh dr. Mita: 

Moms dan Pops, anjuran pengobatan yang rutin dikonsumsi dalam jangka panjang sebaiknya dikonsultasikan kembali dengan dokter yang memberikan aturan obat tersebut untuk memaksimalkan terapi pada kondisi yang bersangkutan.

Moms dan Pops, dapat menyampaikan pertanyaan lainnya dengan mengajukan pertanyaan pada link ini. 

Semua akan dijawab secara profesional oleh para ahli Parents Guide sesuai dengan kategori pertanyaannya. Moms dan Pops tidak perlu khawatir, karena form yang diajukan bersifat pribadi dan rahasia. 

Pesan Mendikbudristek untuk Talenta Berprestasi

0

Dalam rangka merayakan Bulan Merdeka Belajar dan Hari Kebangkitan Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Bincang Talenta Berprestasi di Jakarta, Selasa (23/5). Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengaku sangat bangga kepada para talenta berprestasi yang sudah bekerja keras dan berani mengambil risiko untuk mewujudkan impiannya.

“Saya sangat bangga terhadap teman-teman di sini, saya terharu dengan semua kisah-kisah tokoh inspiratif di sini. Jangan pernah lupa bahwa prestasi itu harus dimenangkan, tidak bisa datang begitu saja dan mengandalkan keberuntungan, tetapi kita harus perjuangkan setiap hari,” ujar Mendikbudristek.

Di depan para talenta berprestasi dari berbagai ajang talenta nasional dan internasional, Mendikbudristek menitipkan empat pesan penting. “Pertama, rayakan keunikan dirimu. Apa yang membuat kamu unik dan mungkin juga dianggap berbeda, atau sebagai kelemahanmu, kemungkinan itu adalah super power kamu,” ujar Nadiem seraya menyemangati peserta acara yang pernah mengikuti kompetisi dan ajang talenta nasional dan internasional.

Baca juga: ChatGPT: Terobosan yang Harus Dihindari atau Justru Harus Dihadapi dan Disiasati?

Selanjutnya, Mendikbudristek mengatakan agar para talenta berprestasi tidak takut mengambil risiko. Menurutnya, tidak ada kesuksesan tanpa risiko. “Setiap kita gagal, itu adalah kesempatan baik untuk belajar. Kalau kita tidak gagal dan mencoba ambil risiko, tidak ada namanya kesuksesan,” imbuhnya.

Ketiga, Nadiem berpesan bahwa kolaborasi dan gotong royong sangat berperan penting dalam mewujudkan kesuksesan. “Tanpa orang-orang di sekitar kita yang mendukung dan benar-benar percaya dengan kita, maka kesuksesan akan sulit diraih,” ungkapnya.



Sebelum mengakhiri sambutannya, Mendikbudristek menyampaikan kepada para talenta berprestasi agar dalam menekuni minat dan bakat masing-masing, tidak lupa untuk mendengarkan suara hati. “Suara hati kita punya peran paling tinggi dalam menentukan siapa kita dan kesuksesan yang akan kita raih,” jelasnya.

Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, menyampaikan bahwa Bincang Talenta Berprestasi digelar untuk saling berbagi inspirasi antar talenta berprestasi. Kegiatan kolaborasi Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) dan Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) ini diharapkan dapat menjadi ajang silaturahmi dan inspirasi gotong royong semua pihak untuk mengembangkan minat dan bakat anak Indonesia agar dapat meraih prestasi dan menjadi motor pendorong kemajuan Indonesia.

“Tidak hanya adik-adik yang hadir di sini, tetapi kami juga dari Kemendikbudristek perlu belajar dari para tokoh inspiratif bagaimana kita bisa melakukan sesuatu yang berdampak bagi negara. Ini sangat luar biasa,” jelas Suharti.

Kemendikbudristek, kata Suharti, berkomitmen untuk memberikan layanan pendidikan yang semakin berkualitas dan merata kepada setiap anak Indonesia. “Tidak boleh ada yang tertinggal, siapa pun dengan latar belakang apa pun, di mana pun berada termasuk di daerah tertinggal, dari keluarga tidak mampu, termasuk teman-teman disabilitas, semuanya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan layanan,” jelasnya.

Bincang Talenta Berprestasi menghadirkan 8 narasumber inspiratif yang merupakan peserta dari berbagai ajang talenta yang diselenggarakan Kemendikbudristek selama puluhan tahun terakhir, dan kini telah sukses berkarir serta mengembangkan talentanya.

Adapun delapan narasumber tersebut adalah Stefani Herlie, alumni IOAA (International Olympiad on Astronomy and Astrophysics); Syafri Bahar, alumni IMO (International Mathematical Olympiad); Arief Widhiyasa, alumni IOI (International Olympiad in Informatics); Hanifan Yudani Kusuma, alumni O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional); Josephine Alexandra, alumni FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional); Iqbal Hakim Ardiansyah, alumni IGeO (International Geography Olympiad); Allafta Hirzi Sodiq, alumni FLS2N; dan Ratu Mas Kurnia alumni LKSN (Lomba Keterampilan Siswa Nasional).

Mereka menitipkan kisah perjuangan dalam meraih prestasi, serta motivasi kepada para talenta berprestasi lain yang sedang berjuang meraih impian dalam sebuah video bertajuk “Merakit Mimpi”.



Acara Bincang Talenta Berprestasi diikuti oleh 50 pelajar berprestasi dari berbagai wilayah di Indonesia yang merupakan alumni dari berbagai ajang kompetisi seperti olahraga, sains, teknologi, seni, dan kewirausahaan, serta ajang talenta untuk siswa berkebutuhan khusus.

Baca juga: Menko PMK: Penanganan Stunting Harus Berkelanjutan

Elsa Aulia Vebianawati, peraih medali emas dan perunggu PIMNAS 2021 berpesan kepada para siswa yang masih sekolah agar semangat belajar dan mengejar prestasi. “Kalian harus mengejar prestasi agar bisa membanggakan keluarga, masyarakat, dan berdampak bagi negara Indonesia,” ujar mahasiswa Universitas Negeri Surabaya ini.

I Made Erlangga Wiryasaputra, siswa kelas VIII SMPN 9 Jakarta Timur, peraih medali emas dalam O2SN Pencak Silat Tahun 2022 berharap agar prestasi yang diraihnya dapat memacu semangat mendapatkan prestasi dalam ajang internasional. Ia juga berharap agar prestasi yang diraih dapat membuka jalan dalam meraih masa depannya.

“Semoga prestasi ini bisa memberi kemudahan saya untuk masuk Akademi Kepolisian nantinya,” tutur Erlangga yang bercita-cita menjadi Polisi.

ALEXANDER VADIMITRA: Keresahan, Kesempatan, Keberanian dan .., jadi!

Kesempatan belajar dan berkembang  tidak ada habisnya dan tidak ada kata terlambat. Jadi, lakukan saja dulu, jangan lupa untuk rendah hati dan komunikatif dengan lingkungan. AAA :  Adopt, Adjust, & Actualize it

Ini salah satu kutipan yang diyakini Alexander Vadimitra. Akrab disapa Vadim, punya dedikasi tinggi pada bidang seni, musik, dan akting. Ayah satu anak ini juga merupakan pendiri Alva Primero Academy & Management, sebuah wadah atau tempat untuk seseorang berlatih dan mengembangkan kompetensi.

Bukan tanpa alasan, Alva Primero Academy & Management lahir atas pengalaman dan keresahan Vadimitra akan sulitnya kesempatan dan keberanian seseorang  tampil di depan umum. Padahal sudah sering berlatih agar tampil dengan percaya diri dan berani.

“Seringkali banyak yang berlatih, tidak memiliki kesempatan untuk tampil. Ada kesempatan untuk tampil, namun belum berani atau ragu mengambil kesempatannya karena kurang percaya diri bahkan di acara keluarga sendiri,” jelas Vadimitra.

Berbekal dari pengalamannya bekerja dan berkarya di bidang broadcasting, event, juga education, mendorong  Vadim menghadirkan akademi yang tidak hanya menjadi wadah untuk seseorang berlatih. Tetapi juga bekal kompetensi  ini dapat diekspresikan dalam bentuk karya di bidang musik, seni, akting, berbicara di depan publik dan olahraga.

Bahkan memperoleh kesempatan diundang mengisi acara-acara on-air televisi, radio, maupun tampil off-Air, hingga  acara-acara kenegaraan  di kancah nasional maupun  internasional. Begitupun kesempatan tampil di berbagai acara perusahaan jadi semakin terbuka.

“Cara mengatasinya hanya dengan repetition, sediakan fasilitasnya, lakukan, kemudian dicoba secara profesional dan real sebagaimana memasuki dunia industri kreatif.  Saya beruntung hingga saat ini masih aktif dan mengalami langsung di lapangan. Jadi  sangat ingin berbagi pengalaman tersebut,” lanjut pria humoris ini.   

Tak hanya berdedikasi  memberi wadah bagi siapa saja yang ingin berlatih dan mengembangkan bakat serta  kepercayaan diri, Vadim turut memberikan karya-karya terbaiknya.

Sejak 2015 hingga  2023, dia  telah memproduseri karya lagu-lagu Indonesia.  Kurang lebih ada 8 lagu remaja maupun dewasa, ditambah 12 lagu anak Indonesia.

Dalam waktu dekat, direntang bulan Juni-Juli 2023, Vadim akan  me-release lagu baru.  Diantaranya berjudul “Warisan Budaya Indonesia”, “Selama Ada Cinta”, “Satu”, “Senandung Untuk Bumi”, “Sang Pemenang”, “Keliling Indonesia”, “Surga di Telapak Kaki Bunda”, “Hari Yang Indah”, “Permata Hatiku”, dan masih banyak lagi.

Mom and Pops, tertarik mau coba mengembangkan bakat putra-putrinya? Boleh ya dicoba bergabung Bersama Alexander Vadimitra  di Alva Primero Academy & Management. Temukan bakat dan kompentensi anak dan membuat mereka semakin percaya diri dan berani mengekspresikan diri.   

ASI itu seperti pencahar

0

Oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA.

Ibu dan suaminya membawa bayi yang baru berumur 7 hari ke tempat praktek. Mereka mengeluhkan bayinya yang sering buang air besar atau mencret. Sampai saat itu, bayi sudah buang air besar sebanyak 10 kali. Orangtua khawatir dan meminta obat untuk menghentikan mencret bayinya. Ibu juga menerangkan kalau selama ini bayinya mendapat ASI eksklusif.

Apa yang terjadi?

Bayi yang mendapat ASI eksklusif, normal jika sering buang air besar. Hal ini terjadi karena ASI bersifat seperti pencahar. Jangan heran, kalau selesai menyusu, bayi langsung buang air besar. Informasi yang diberikan biasanya masih belum bisa menenangkan hati orangtua. Mereka khawatir nanti bayinya kekurangan cairan. Diperlukan bukti yang nyata untuk meyakinkannya.

Guna membuktikan apakah buang air besar yang sering merupakan efek normal ASI atau diare, ditimbang saja bayinya. Jika berat badannya turun, artinya bayi mengalami diare. Namun, jika berat badannya menetap atau naik, artinya apa yang terjadi adalah efek normal ASI dan tidak perlu diobati.

Secara fisik, sebetulnya bisa juga dibedakan apakah bayi itu diare atau bukan. Seandainya diare, bayi akan terlihat gelisah atau rewel. Sementara, kalau itu ternyata efek normal ASI, bayi akan terlihat tenang.

Baca juga: ASI Tidak Pernah Kurang, Sekalipun Untuk Bayi Yang Lahir Kembar

Dipikir-pikir, kuman mau masuk dari mana pada bayi yang mendapat ASI eksklusif? Sampai saat ini saya belum pernah menjumpai diare pada bayi yang mendapat ASI eksklusif. Hal ini karena di areola (bagian payudara yang berwarna gelap) dijumpai kelenjar Montgomery, yang terlihat sebagai benjolan-benjolan kecil, yang mengeluarkan zat septik/antiseptik, yang membuat daerah tersebut selalu dalam keadaan bersih.

Itu makanya ibu yang sedang menyusui, kalau mandi, diharapkan tidak membersihkan daerah areolanya menggunakan sabun. Zat kimia dari sabun dapat menghilangkan efek septik/antiseptik di daerah tersebut. Jadi, cukup dibersihkan dengan air. Perlu diketahui bahwa areola adalah tempat dimana bayi melekatkan mulutnya di payudara ibu ketika menyusu.

Ketika Jakarta dilanda banjir, banyak ibu di pengungsian yang memiliki bayi namun tidak disusui. Padahal diketahui bahwa sebelum banjir mereka menyusui bayi-bayinya. Mengapa terjadi demikian? Usut punya usut, ternyata alasannya adalah karena ibu-ibu takut bayi-bayi mereka akan diare seandainya menyusu di payudara ibu yang sudah seminggu tidak mandi.

Informasi di atas kiranya dapat menambah pengetahuan ibu-ibu supaya kejadian ini tidak terulang lagi. Sekalipun tidak mandi, ingat kalau areola selalu tetap bersih dan aman untuk bayi yang menyusu. Ibu mandi atau tidak mandi, bayi tetap disusui.

Berbicara mengenai bencana, diare merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai pada anak di tempat-tempat pengungsian. Pemberian susu formula menjadi salah satu penyebabnya. Banyak gerbang yang dapat menjadi pintu masuk kuman ke dalam tubuh bayi akibat pemberian susu formula.

Mulai dari airnya, apakah ada air bersih untuk mencampur susu formula di dalam botol? Adakah air bersih untuk mencuci botol dan dot yang baru digunakan? Adakah tempat yang bersih untuk menyimpan botol dan dot? Melihat kenyataan ini, penting bagi ibu untuk tetap menyusui bayinya di tempat pengungsian.

Seandainya kondisi ibu tidak memungkinkin untuk menyusui bayinya akibat stres yang dialaminya pasca bencana, maka bayi boleh diberikan susu formula oleh tenaga Kesehatan yang bertugas di tempat pengungsian tersebut. Pastikan, selain susu formula, air matang disiapkan untuk membuat susu formula dan tersedia air bersih untuk membersihkan botol dan dotnya. Ingat bahwa pemberian susu formula hanya untuk sementara, bukan untuk selamanya diberikan kepada bayi. Bila kondisi ibu secara psikologis sudah membaik, anjurkan ibu untuk kembali menyusui bayinya.

Kuning fisiologis pada bayi yang baru lahir ternyata juga dapat diatasi dengan memberikan ASI yang sifatnya seperti pencahar. Melihat skema metabolisme bilirubin, terlihat bahwa bilirubin sebagai penyebab kuning pada bayi baru lahir dapat dikeluarkan dari tubuh melalui buang air kecil maupun buang air besar. Artinya, bayi yang kuning fisiologis, jika diberi ASI maka dia akan sering buang air besar. Semakin sering dia buang air besar, maka akan semakin cepat pula kuningnya akan hilang.

Enam puluh persen bayi baru lahir akan mengalami kuning fisiologis. Oleh karena itu, orangtua maupun tenaga kesehatan tidak perlu panik jika melihat bayi baru lahir mengalami kuning. Kuning yang terjadi bukan karena bayi kurang minum. Keadaan ini dialami oleh bayi yang baru lahir karena fungsi hatinya yang memang belum bekerja sepenuhnya.

Selain kuning fisilogis, ada juga kuning yang disebut dengan istilah breastmilk jaundice. Kuning jenis ini adalah kuning yang tetap terlihat setelah bayi berusia 10 hari ke atas. Penyebabnya adalah ASI itu sendiri, mengingat ASI mengandung enzim glukoronidase yang dapat memecah bilirubin. Tidak ada tata laksana khusus untuk mengatasinya. Tetap berikan ASI seperti biasa. Pengalaman di lapangan, kuning pada umumnya baru akan menghilang setelah 2 bulan. Ada juga bayi dengan breastmilk jaundice yang kuningnya hilang setelah 1 bulan, namun jarang.

Baca juga: Cegah Kanker Pemerintah Gencarkan Program Promotif dan Preventif

Kuning yang patut diwaspadai adalah kuning yang timbul pada 24 jam pertama kehidupan seorang bayi. Bayi dengan kuning seperti ini disebut bayi yang mengalami kern icterus. Agar bayi terhindar dari efek negatif yang dapat mempengaruhi masa depannya, maka bayi harus segera dilakukan tindakan transfusi tukar oleh dokter yang memiliki kompetensi dibidang ini.

Oleh karena itu, penting bagi bidan dan dokter untuk memantau timbulnya kuning pada seorang bayi, khususnya pada 24 jam pertama setelah bayi dilahirkan.

Dari buku Di Balik Kamar Praktek: Jawaban atas Pertanyaan Seputar ASI oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA.

Foto utama oleh Wren Meinberg dari Unsplash

ChatGPT: Terobosan yang Harus Dihindari atau Justru Harus Dihadapi dan Disiasati?

0

KOLOM DIGITAL EDUCATION OLEH M. GORKY SEMBIRING

“ChatGPT, singkatan dari Chat Generative Pre-training Transformer, memang keren dan paten. Dalam beberapa hal seolah mampu menghadirkan kesan hebat namun berpotensi membawa sesat, bahkan dapat pula merusak tatanan etis yang lazim berlaku selama ini!”

Kehadiran ChatGPT sebagai salah satu lompatan, berkecamuk perasaan tertentu sebagai keniscayaan kecanggihan teknologi. Jadi wajib menyesuaikan cara berpikir yang tak jarang secara algoritmis di luar yang bisa dan biasa kita cerna.

Revolusi besar dan cepat. ChatGPT lahir dan hadir, merupakan sejenis perangkat lunak yang memungkinkan pengguna mengajukan pertanyaan dengan bahasa percakapan sehari-hari. Lalu mendapat jawaban langsung dan segera.

Baca juga: Apakah Anak Merupakan Perpanjangan Ambisi Orang Tua?

ChatGPT telah merevolusi bidang pemrosesan bahasa berbasis kecerdasan buatan. Memungkinkan era baru melakukan percakapan interaktif dan dinamis antara manusia dan mesin. Dikembangkan OpenAI, ChatGPT mewakili kemajuan luar biasa dalam model generasi bahasa. Menggabungkan kekuatan pembelajaran mendalam dan pelatihan berskala besar, menciptakan medium interaksi interaktif cerdas. Mampu memahami dan menghasilkan respons seolah dilakukan manusia.

ChatGPT dibangun di atas fondasi yang diletakkan pendahulunya, GPT-3. Dengan peningkatan dan penyempurnaan yang menonjol tentunya. GPT-3 sudah menjadi model bahasa inovatif. Namun memiliki keterbatasan dalam kemampuan interaksinya. Upaya khusus OpenAI untuk meningkatkan kemampuan percakapan ini mengarah ke pengembangan ChatGPT. Sebuah model dirancang khusus untuk dialog interaktif manusia dan mesin dan tentu saja menarik.

Salah satu aspek utama yang membuat ChatGPT menonjol adalah kemampuannya memahami serta menanggapi permintaan dan pertanyaan rumit. Hal ini yang menjadikannya semakin mahir dalam melakukan percakapan interaktif secara rinci dan kontekstual. Dengan meramu sejumlah besar data beragam dan berkualitas tinggi, ChatGPT telah mengembangkan pemahaman mendalam tentang pola bahasa, semantik, dan isyarat kontekstual. Akhirnya menghasilkan respons yang koheren, komprehensif dan relevan untuk berbagai topik.

Munculnya ChatGPT membuka kemungkinan menarik di berbagai ranah. Ambil saja sebagai ilustrasi penerapannya dalam layanan pelanggan, asisten virtual, pembuatan konten, dan terutama sebagai platform pendidikan.

Foto oleh Cottonbro Studio dari Pexels

Di titik ini, apa lagi untuk dan di bidang pendidikan, telah mengubah cara manusia berinteraksi dengan materi melalui mesin. Namun tetap terasa seperti dan seolah sedang berinteraksi, juga mampu terlibat dalam percakapan layaknya antar-manusia. Berpotensi meningkatkan pengalaman pengguna, produktivitas dan memperluas akses atas aneka informasi dengan cara percakapan lebih terpadu dan inspiratif.

Baca juga: Menko PMK: Penanganan Stunting Harus Berkelanjutan

Namun, penting untuk diketahui, ChatGPT bukannya tanpa batasan. Meski unggul dalam menghasilkan tanggapan kreatif dan relevan secara kontekstual, tak jarang menghasilkan jawaban salah, tidak masuk akal bahkan rentan bias sesuai dengan kumpulan data yang ada. Sehingga membutuhkan upaya berkelanjutan mengurangi bias. Tetap perlu upaya memastikan penggunaan ChatGPT selain etis juga tepat dan akurat.

Menko PMK: Penanganan Stunting Harus Berkelanjutan

0

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, penanganan stunting harus dilakukan secara berkelanjutan sampai tuntas. Hal itu disampaikannya dalam Dialog Penanganan Stunting Bersama Warga Kelurahan Wonorejo, di Balai Penyuluhan KB Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau, pada akhir minggu lalu.

“Jadi siapapun Presidennya, Gubernurnya, Walikotanya, Camatnya, Lurahnya, penanganan stunting ini harus menjadi program berkelanjutan dan seumur hidup. Selama Indonesia masih merdeka maka stunting ini harus diperangi betul,” ujar Muhadjir.

Dalam kesempatan itu, hadir Gubernur Riau Syamsuar, Sekda Pekanbaru Indra Nomi Nasution, Ketua TPP PKK Rilla Muflihun, Kadinsos Pekanbaru, Kadinkes Pekanbaru, Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Camat Kecamatan Marpoyan Damai, Lurah Kelurahan Wonorejo, dan para penggerak PKK, jajaran pendamping keluarga, dan para ibu dengan anak rentan stunting.

Baca juga: Cegah Kanker Pemerintah Gencarkan Program Promotif dan Preventif

Menurut Menko Muhadjir, penanganan stunting sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sebelum pernikahan, sebelum kelahiran, hingga fase bayi, anak-anak, dan dewasa. Dia meminta pemerintah daerah, mulai dari pemerintah provinsi sampai tingkat kelurahan dan desa memberikan perhatian khusus demi terciptanya SDM unggul dan berkualitas.

“Karena untuk pembangunan sumber daya manusia kita itu harus dimulai dari ketika lahir dalam keadaan sehat, alam keadaan tidak stunting. karena kalau sudah tidak sehat sampai kapanpun tidak akan bagus SDM kita,” ungkapnya.

Berdasarkan data SSGI 2022, Prevalensi Stunting Provinsi Riau sebesar 17 persen. Berdasarkan data e-PPGBM Agustus 2022 sebanyak 1.782 balita. Kemudian, menurut SSGI 2022, prevalensi stunting Kota Pekanbaru sebesar 16,8 persen. Berdasarkan data e-PPGBM Agustus 2022 sebanyak 12.166 balita. Prevalensi stunting Pekanbaru dan Riau sendiri sudah di bawah rata-rata nasional.

Muhadjir menegaskan, intervensi penanganan stunting dan kemiskinan harus dilakukan secara berkesinambungan. Karena menurutnya, penyebab stunting dan kemiskinan saling beririsan dan harus ditangani keduanya supaya bisa mengentaskan stunting.

Dalam hal ini, dia meminta supaya intervensi penanganan stunting dilakukan berbarengan, seperti intervensi kesehatan dan gizi untuk ibu dan bayi rentan stunting dan juga intervensi bantuan sosial untuk penanganan kemiskinan dapat dilakukan dengan maksimal.

“Penanganan stunting, rumah tangga miskin, itu harus ditangani secara terintegrasi. Tidak boleh terjadi lagi kelurahan di Kota Pekanbaru ini ada keluarga yang stunting dan tidak mendapatkan bantuan sosial,” ucapnya.

Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan, target penanganan stunting yang ingin dicapai di bawah 14 persen, di bawah target nasional. Dia mengatakan, pihaknya membutuhkan kerja sama antara pendamping, bidan, PKK, lurah, camat bisa menuntaskan mengurangi angka stunting di Pekanbaru*

“Target kami 12 persen. Maksimal sesuai target pemerintah. Mudah-mudahan tercapai,” ujar gubernur.

Sekda Kota Pekanbaru Indra Nomi Nasution menyampaikan, intervensi stunting yang dilakukan oleh Pemprov Pekanbaru adalah dengan mengadakan program bapak asuh stunting dari Forkopimda, Walikota, PKK, dharmawanita dan termasuk program CSR dari perusahaan yang ada di Pekanbaru.

Dari Pemprov Pekanbaru, juga sudah melakukan program pemenuhan gizi tambahan untuk ibu hamil dan anak rentan stunting, seperti tambahan susu, telur, beras, bahan pokok dan lainnya yang dibagikan setiap bulan. Selain itu juga ada bantuan dari Baznas yang diberikan pada keluarga rentan stunting dan miskin.

“Kami sangat komit pada komando gubernur dan walikota. Untuk mencapai target penurunan stunting di tahun ini di bawah 14 persen,” ucap Sekda Pekanbaru.

Dalam dialog, para ibu dengan anak rentan stunting di Kota Pekanbaru, Menko Muhadjir menanyakan perihal penanganan dan intervensi yang telah didapat para ibu. Didapatkan, para ibu dengan anak rentan stunting telah menerima bantuan intervensi gizi, pendampingan dari pendamping KB, dan juga mendapatkan intervensi pemenuhan gizi.

Namun juga, keluhan dari para ibu, mereka sebagian masih belum masuk dalam penerima PKH dan belum menerima bantuan sosial. Menko PMK meminta supaya pihak kelurahan, kecamatan, dan dinas sosial untuk mendata para ibu-ibu dengan anak rentan stunting supaya bisa mendapatkan bantuan PKH.

“Bantuan PKH yang belum terima supaya didata betul-betul, dikirimkan ke Kemenko PMK untukdimasukkan ke DTKS dan P3KE supaya bisa diintervensi. Sementara bisa dari anggaran bansos kota atau dari provinsi atau dana kelurahan atau dana CSR,” ucap Muhadjir.

Baca juga: Pemerintah Didesak Memprioritaskan Isu Kesehatan Mental Orang Tua Demi Keselamatan Anak

Menko PMK memberikan apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru dalam menangani stunting. Menurutnya, Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau telah menangani stunting dengan sangat baik.

“Penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem di Kota Pekanbaru secara umum ini sudah sangat bagus. Sekarang sekitar 17 persen. Sudah di bawah rata-rata nasional. Tinggal memenuhi target gubernur dibawah 14 persen,” ucapnya.

“Masa depan Provinsi Riau itu akan ditentukan oleh anak-anak Riau sendiri. Kalau anak-anak tidak stunting, itu nanti anaknya cerdas, gagah, cantik itulah masa depannya Riau. Karena 2045 ini nanti anak-anak ini yang akan menentukan,” ujar Menko Muhadjir.

Di akhir kegiatan, Menko PMK bersama Gubernur Riau juga berkesempatan berinteraksi dengan para warga Kelurahan Wonorejo dan menyerahkan bantuan sosial dan bantuan pemenuhan gizi pada para ibu dengan bayi rentan stunting.

Cegah Kanker Pemerintah Gencarkan Program Promotif dan Preventif

0

Layanan Kanker merupakan prioritas dalam Transformasi sistem kesehatan di Indonesia. Salah satunya dengan memaksimalkan ketersediaan layanan kanker di 514 Kabupaten/Kota di Indonesia.

”Masing-masing pilar transformasi kesehatan memiliki sekitar 10-15 program, sehingga total kita punya kurang lebih 100 program dan salah satu prioritasnya adalah layanan kanker,” ujar Menkes Budi dalam Opening Speech Siloam Oncology Summit 2023 di Jakarta pada Jumat (19/5).

Kanker sebagai penyakit penyebab kematian nomor satu di Indonesia perlu mendapat perhatian khusus. Tidak hanya pada layanan kuratif dan rehabilitatif, Kemenkes memprioritaskan layanan kanker melalui program promotif dan preventif, terutama pada skrining dan deteksi dini.

Saat ini, sistem kesehatan di Indonesia lebih mengarah pada upaya-upaya pencegahan daripada pengobatan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui skema Jaminan Kesehatan Nasional menjamin pembiayaan gratis untuk skrining 14 jenis penyakit di Puskesmas, salah satu diantaranya program layanan skrining kanker.

Baca juga: Gerakan Perempuan Sadar Vagina Gencarkan Cegah Kanker Serviks

”Wujud implementasi transformasi layanan primer yakni melalui BPJS yang saat ini tengah mengalokasikan 9 Triliun untuk pembiayaan layanan skrining yang di dalamnya termasuk untuk kanker,” kata Menkes Budi.

Program berikutnya, Menkes Budi menyebutkan tengah menyiapkan 10.000 mesin ultrasound yang tahun ini akan dibagikan ke seluruh Puskesmas di 514 Kabupaten/Kota di Indonesia guna mencapai target deteksi dini penyakit kanker payudara.



Selanjutnya, program pemberian vaksinasi HPV secara gratis diberikan guna mencegah angka pengidap kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita. Vaksin HPV diberikan kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 SD. Tahun ini akan diberikan secara merata di 34 Provinsi di Indonesia.

Selain vaksinasi, Kemenkes juga tengah menyiapkan program percontohan untuk pemeriksaan kanker serviks menggunakan metode HPV DNA Test. Saat ini HPV DNA test dilakukan di lima kota di Provinsi DKI Jakarta, yaitu Jakarta pusat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta Timur.

Baca juga: QOTD: Pengobatan Kanker Terbaik yang Harus Dijalani

”Hal ini kita dilakukan karena kedepannya akan ada tambahan program pengembangan metode Genome Sequencing di 38 Laboratorium Kesehatan Masyarakat di Indonesia,” tutup Menkes.

Foto utama oleh Mart Production dari Pexels

Hidup Bersahaja, Dekat dengan Alam Bersama Suku Baduy Dalam

Mungkin tidak pernah terbayangkan jika di tanah Jawa masih ada sekelompok orang atau suku yang masih terisolir dari dunia luar. Tak ada listrik, tak ada alat komunikasi, sekelompok orang ini hidup secara bersahaja bersanding dengan alam.

Berjarak sekitar 172 Kilometer ke arah barat dari Ibukota Jakarta. Tak terlalu jauh, jaraknya hampir sama dengan perjalanan menuju Kota Cirebon namun perbedaannya sangat mencolok. Adalah Suku Baduy atau Orang Kanekes yang merupakan suku asli masyarakat Banten. Sekitar 65 Kilometer sebelah Selatan Kota Serang, masyarakat Baduy tinggal di Kecamatan Leuwidamar di sekitar aliran sungai Ciujung dan Cikanekes di Pegunungan Keundang.

Suku Baduy tidak menggunakan alas kaki

Suku Baduy sendiri terbagi menjadi 2 kelompok, Baduy Luar dan Baduy Dalam. Keduanya sangat terbuka untuk menerima kunjungan dari orang luar walaupun menurut kabar, awalnya Baduy Dalam masih tertutup untuk pengunjung namun kini justru banyak orang memilih untuk berkunjung dan merasakan cara hidup Suku Baduy Dalam. Hanya saja, Baduy Dalam masih menolak kedatangan wisatawan asing. Wisatawan asing hanya bisa masuk di Baduy Luar hingga ke jembatan perbatasan Baduy Dalam.

Lalu apa perbedaan antara Baduy Luar dan Baduy Dalam?

Baduy Luar memiliki sekitar 28 kampung yang mengelilingi Baduy Dalam. Mereka menggunakan pakaian berwarna hitam dengan ikat kepala berwarna biru. Baduy Luar sudah terbuka dengan teknologi walaupun banyak dari mereka juga belum menggunakan listrik. Hanya kampung-kampung terluar yang sudah masuk listrik dan sinyal telekomunikasi karena berbatasan langsung dengan masyarakat Lebak-Banten. Masyarakat Baduy Luar juga sudah mengenal bangku sekolah. Wanita di Baduy Luar memiliki kemampuan menenun dengan hasil yang bisa diperjualbelikan. Mereka biasanya menenun di beranda rumahnya sehingga rumah Baduy Luar memiliki beranda yang cukup luas.

Pemerintah Didesak Memprioritaskan Isu Kesehatan Mental Orang Tua Demi Keselamatan Anak

Save the Children Indonesia menyoroti isu kesehatan mental orangtua dalam kasus-kasus pembunuhan yang satu minggu terakhir ini diberitakan. Dari kasus-kasus tersebut, orangtua merupakan pelaku kejahatan di mana seharusnya orangtua menjadi orang terdekat yang melindungi anak dan yang paling dipercaya oleh anak.

Tak jarang salah satu alasan utama pembunuhan karena faktor kemiskinan, ketidaksanggupan memberikan pengasuhan, dan paling buruk adalah anggapan orang tua bahwa membunuh untuk menyelamatkan anak.

“Kasus pembunuhan anak yang belakangan terjadi menunjukkan betapa pentingnya semua pihak memberi perhatian pada isu kesehatan mental orang tua. Kondisi kesehatan mental pada orang tua dapat berdampak besar pada anak-anak yang diasuhnya, dan memengaruhi perilaku serta kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, Save the Children Indonesia mendesak Pemerintah untuk memprioritaskan isu kesehatan mental orang tua dalam berbagai bentuk kegiatan secara nyata dan meningkatkan akses, maupun kualitas layanan kesehatan mental bagi masyarakat, khususnya orang tua,” tegas Troy Pantouw / Chief of Advocacy, Campaign, Communication & Media – Save the Children Indonesia.

Baca juga: Menteri PPPA Dorong Pesantren Ramah Anak, Wujudkan Pendidikan Berbasis Agama Bebas Kekerasan

Beberapa Studi terkait Kekerasan pada Anak dan Kesehatan Mental membuktikan bahwa orangtua yang semasa kecilnya mengalami kekerasan dalam pengasuhan memiliki potensi untuk melakukan pengulangan dalam pengasuhan dengan kekerasan pada anaknya, bahkan berpotensi memiliki ganguan kesehatan mental saat ia dewasa terutama ketika tidak pernah mendapatkan bantuan layanan professional.

Data World Health Organization 2021 menjelaskan, 10-20% anak dan remaja di seluruh dunia mengalami kondisi permasalahan terkait kesehatan mental, 50% di antaranya dimulai sejak usia 14 tahun dan 75% dimulai pada usia pertengahan 20-an.

Selain itu, satu dari empat anak saat ini tinggal bersama orang tua yang memiliki kondisi mental yang serius. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya layanan MHPSS (Mental Health and Psychosocial Support / Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial) bagi orang tua dapat berdampak serius pada perlindungan, kesehatan, dan kesejahteraan anak.

Kondisi psikologis orang tua yang rentan juga dapat meningkatkan risiko kekerasan antar pasangan, kekerasan terhadap anak, dan kurangnya kemampuan orang tua dalam mendidik anak. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah dalam meningkatkan layanan Kesehatan mental dan dukungan psikososial untuk orang tua guna mencegah terjadinya kasus kekerasan dan memastikan kesejahteraan anak.

Selain itu, Save the Children Indonesia juga meminta masyarakat untuk menghentikan stigma dan persepsi terhadap masalah kesehatan mental. Kesehatan mental bukanlah hal yang tabu dan diabaikan, namun justru perlu dimintakan bantuan dan didukung agar mengalami pemulihan sehingga bagi orang tua yang mengalaminya akan merasa lebih nyaman dan terbuka untuk mencari serta menerima bantuan dalam mengatasi isu kesehatan mental mereka dari para ahli.

Baca juga: Perilaku Berisiko Merupakan Sebab Penularan Hepatitis Lebih Dari 35 Ribu Bayi

Save the Children Indonesia melalui program MHPSS / Kesehatan Mental dan Layanan Dukungan Psikososial yang diimplementasikan di Jakarta dan Jawa Barat membuktikan bahwa kondisi mental yang sehat dari orang tua, pengasuh utama dan orang – orang terdekat dengan anak akan membantu membangun hubungan yang baik, aman dan hangat. Hal ini juga membantu perkembangan mental anak dan mencapai hasil pendidikan yang lebih baik.

“Pas masuk sekolah lagi, saya kaget, capek karena jadwal sekolahnya lama jadinya sering sedih, marah sama mamah. Terus di sekolah diajarin pernafasan bunga dan lilin, saya jadi tenang. Di rumah juga praktikin bareng sama mamah,” tutur *Sinta / 11 Tahun / Jakarta.

Foto utama oleh Caleb Woods dari Unsplash

395FansLike
11,766FollowersFollow
8,409FollowersFollow
15SubscribersSubscribe