Home Blog Page 21

Kenali 5 Permasalahan Kulit Bayi dan Cara Mengatasinya

Moms, permasalahan kulit bayi yang sensitif perlu mendapatkan perhatian lebih dari para orang tua. Meski kebanyakan bukan termasuk penyakit berbahaya karena umumnya akan sembuh sendiri, gangguan ini akan membuat bayi tidak nyaman sehingga mudah rewel. Belum lagi bila terasa gatal, tentu si kecil akan refleks menggaruk kulitnya sehingga rentan menimbulkan luka atau lecet.

Karenanya, sebagai orang tua, Moms harus tahu masalah kulit yang umum dialami oleh bayi. Dengan begitu, Moms bisa memberikan penanganan yang cepat dan tepat. Lalu, apa sajakah permasalahan kulit bayi tersebut? Berikut ulasannya.

5 Permasalahan Kulit Bayi dan Cara Mengatasinya

1. Biang Keringat

Biang keringat termasuk permasalahan kulit yang paling sering menyerang bayi. Biang keringat adalah jenis penyakit kulit berupa ruam kecil berwarna merah yang menimbulkan rasa gatal yang terasa  menyengat atau perih. Biang keringat biasa muncul di bagian leher, wajah, punggung, dada, atau paha. Biang keringat banyak menyerang  bayi dan anak-anak karena kelenjar keringat mereka belum sepenuhnya berkembang.

Cara mengatasinya

 Pastikan bayi tidak kepanasan dan kulitnya tetap kering untuk mengatasi dan mencegah biang keringat. Untuk mengatasi rasa gatalnya, mandikan bayi dengan air hangat dan hindari penggunaan sabun yang dapat membuat kulit bayi iritasi.

Baca juga Momen Hari Anak Nasional, Anak-Anak Pamerkan Lukisan Suarakan Perlawanan Terhadap Kekerasan Seksual di Ajang Speak Up

2. Ruam Popok

Ruam popok terjadi karena adanya gesekan kulit si kecil yang sensitif dengan popok yang sudah basah, karena jamur, dan alergi (terhadap tisu, popok, deterjen, sabun, losion). Ruam popok ditandai dengan perubahan kulit berwarna merah mengkilap dan gatal pada area popok.

Cara mengatasinya

Gunakan krim pelembap bayi  untuk meredakan ruam kulit dan mencegah iritasi makin parah. Selain itu,  pastikan area bokong bayi tetap kering untuk mencegah hal ini terjadi kembali.

3.Eksim

Lawan Diabetes, RSCM Jalin Kerjasama dengan Joslin Diabetes Center

0

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menjadikan sejumlah rumah sakit besar vertkal Kemenkes menjadi rumah sakit pengampuan untuk penyakit tertentu, termasuk RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjadi pengampuan untuk layanan diabetes. Untuk mewujudkannya, RSCM menjalin kerja sama dengan Joslin Diabetes Center Amerika untuk meningkatkan kapasitas sebagai RS pengampu layanan diabetes.

”RSCM mendapat tugas sebagai pengampuan nasional untuk diabetes karena diabetes adalah mother of all disease. Jadi kalau udah kena diabetes itu bisa berpengaruh ke penyakit lain seperti ginjal, penyakit jantung, dan stroke,” ujar Menkes di RSCM, Jumat (14/7).

Tugasnya RSCM, lanjutnya, adalah memastikan bisa menyusun jaringan layanan mulai dari yang paling bawah di level puskesmas sampai ke paling tinggi di level rumah sakit. Targetnya hanya satu yaitu mengurangi kematian masyarakat Indonesia dari diabetes.

Baca juga: Momen Hari Anak Nasional, Anak-Anak Pamerkan Lukisan Suarakan Perlawanan Terhadap Kekerasan Seksual di Ajang Speak Up

Plt. Direktur Utama RSCM, dr. Lies Dina Liastuti mengatakan RSCM saat ini diminta untuk bisa melayani diabetes pada pasien-pasien secara terintegratif. Pihaknya bekerja sama dengan Joslin Diabetes Center Amerika yang merupakan rumah sakit terbaik di dunia untuk membantu meningkatkan kapasitas SDM di RSCM agar mampu mengampu rumah sakit-rumah sakit lain di daerah untuk pelayanan diabetes.

”Strateginya harus kita susun. Kita bisa mempelajari dari mereka (Joslin Diabetes Center) bagaimana penanganan yang termutakhir, tercanggih, dan paling efektif untuk mengatasi diabetes,” katanya.

Pembahasan kerja sama RSCM dengan Joslin Diabetes Center Amerika sudah dibahas sejak 2022. Strategi yang dilakukan salah satunya adalah meningkatkan kapasitas dari kemampuan RSCM terlebih dahulu.



”Karena kalau kami sudah mampu selevel dengan mereka (Joslin Diabetes Center) baru kami akan mengajar rumah sakit-rumah sakit lain. Joslin Diabetes Center akan mengunjungi klinik diabetes center di RSCM, mereka akan melihat apakah ada gap dalam pembuatan alur pelayanan, kemudian kekurangan peralatan yang kami miliki, dan sebagainya. selanjutnya mereka akan berikan rekomendasi apa yang harus kami perbaiki,” ucap dr. Lies.

Joslin Diabetes Center juga akan mengajar dokter-dokter ahli RSCM bila diperlukan penambahan kemampuan di lingkup diabetes melitus ini. Pasalnya, diabetes melitus ini bukan hanya menangani kadar gula tapi juga bagaimana komplikasi-komplikasi yang terjadi karena diabetes.

”Jadi Joslin Diabetes Center akan melihat lingkup beberapa disiplin ilmu yang berkaitan dengan diabetes, seperti bedah vaskular untuk menangani kaki yang harus diamputasi, juga mengenai cuci darah, dan sebagainya. Mereka akan membantu kami pada tahap selanjutnya setelah kami bisa mencapai level yang diinginkan. Kami akan bersama-sama mereka menyusun strategi mengajar kepada rumah sakit-rumah sakit yang lain sehingga kapasitas mereka menjadi sama seperti RSCM,” ungkap dr. Lies.

Baca juga: Peringati HAN 2023: Dengarkan, Ini Suara Anak Indonesia

Interim Chief Medical Officer and Senior Vice President, Joslin Diabetes Center Sanjeev Mehta mengatakan selama hampir enam bulan telah melakukan diskusi untuk memahami manajemen dan perawatan diabetes di Indonesia, terutama melalui sudut pandang RSCM. Melalui fase penilaian nantinya bertujuan untuk memahami klinis operasional terkait dengan manajemen diabetes di seluruh Indonesia, terutama terkait dengan perawatan yang diberikan oleh RSCM. Proses penilaian sendiri akan berlangsung hingga bulan september.

Setelah penilaian ini selesai, kami akan memberikan rekomendasi praktik terbaik untuk memberikan terapi lanjutan untuk diabetes. Setelah fase penilaian ini dan penyampaian rekomendasi yang komprehensif, Indonesia akan ditawarkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam fase dua, yakni implementasi. Di sinilah sebenarnya Joslin menjadi partner dalam implementasi rekomendasi tersebut.

”Jadi saat ini kita sedang memulai fase satu, yaitu penilaian mendalam untuk benar-benar memahami manajemen perawatan diabetes di Indonesia, dengan asumsi bahwa apa yang kami lakukan (perawatan diabetes) di Boston masuk akal untuk diimplementasikan di Indonesia,” ucap Mehta.


Foto utama oleh Matt C dari Unsplash

Momen Hari Anak Nasional, Anak-Anak Pamerkan Lukisan Suarakan Perlawanan Terhadap Kekerasan Seksual di Ajang Speak Up

0

Sebanyak 55 karya seni dari seniman anak-anak sekitar Jabodetabek berusia antara 12-17 tahun dipertunjukkan dalam ajang pameran bertajuk Speak Up yang dihelat di Neha Hub, Jakarta Selatan selama sebulan sejak 22 Juli hingga 22 Agustus 2023, mengekspresikan kekerasan seksual terhadap anak, sebuah masalah besar yang semakin mengkhawatirkan dan menakutkan, menuntut semua pihak untuk bersama-sama menghentikannya.

Kurator pameran, Gie Sanjaya menyampaikan, “Hampir tiga tahun kami vakum dari seluruh kegiatan edukasi khususnya dikarenakan Covid-19 yang juga melanda seluruh dunia, kini kami kembali beraktivitas di tempat baru, berlokasi di Jakarta Selatan. Creativite sebagai sarana edukasi dan art space ingin mengajak khalayak untuk dapat berpartisipasi dalam perhelatan yang bertajuk “Speak Up” (Angkat Bicara) mengenai kekerasan seksual terhadap anak. Hal tersebut menjadi masalah yang mendesak di Indonesia karena angka yang terus bertambah di setiap tahunnya.”

Perhelatan ini diikuti oleh siswa-siswi, seniman cilik dan publik berusia 12-17 tahun area Jabodetabek. Usia tersebut ditentukan berdasarkan data dari KemenPPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia) dimana pada usia tersebut banyak anak yang mengalami kekerasan seksual. Oleh karena itu rentang usia tersebut dijadikan sebagai tolak ukur bagaimana anak-anak dapat merespon akan isu kekerasan seksual terhadap anak dalam bentuk sebuah karya seni seperti gambar, lukisan, riset dan lain sebagainya.

Baca juga: GTM Salah Satu Pemicu Terjadinya Malnutrisi pada Anak

Selama proses open call (submit proposal karya) yang berlangsung kurang lebih satu bulan, total 187 karya berhasil dikumpulkan. Dikuratori oleh Gie Sanjaya, melalui proses kurasi terpilih 55 karya yang akan ditampilkan dalam pameran “Speak Up”. Di ajang ini juga terdapat instalasi yang bernama “Bilik Aman”, menampilkan rekaman suara kisah para penyintas.

Dalam momen pembukaan acara, perupa asal Bali, Prajna Paramita membawakan sebuah monolog yang begitu emosional, lugas dan menyentak hati pengunjung acara, mengisahkan dirinya sebagai seorang penyintas kekerasan seksual yang mampu bangkit dan berkarya lewat seni.

“Narasi yang menggugah pikiran, semuanya dirancang untuk merangsang empati, mendorong keterlibatan dan edukasi. Selain untuk memberikan pengalaman mendalam kepada pengunjung pameran “Speak Up”, rangkaian program yang disediakan juga bertujuan untuk mengajak khalayak bersuara, tidak terbatas hanya penyintas tetapi semua harus turut berkontribusi agar kasus kekerasan seksual terhadap anak ini tidak terulang,” lanjut Gie.

Karya seni menjadi wadah ekspresi pribadi juga menjadi sarana untuk mendidik masyarakat, mendorong kesadaran mengenai permasalahan tertentu yang kerap kali terabaikan, menanamkan kesadaran pada ruang publik akan pentingnya isu kekerasan seksual terhadap anak, peran masyarakat atau lingkungan dengan tidak mentolerir pelaku serta turut proaktif, memberikan dukungan pada korban kekerasan seksual, pemerintah menjalankan UU TPKS dengan seluruh aparaturnya secara maksimal, melalui penegak hukum dengan menindak pelaku walau ia dari kalangan tertentu dan mengasistensi terwujudnya keadilan bagi korban, menciptakan mekanisme pencegahan kekerasan terutama pada lembaga pendidik baik negeri maupun swasta.

Sementara itu, Dolorosa Sinaga, seniman patung sekaligus aktivis menyampaikan dukungan kuatnya, “Kita bisa menggunakan seni untuk terjadinya perubahan di masa depan, artinya kita perlu menggalang kesadaran masyarakat seperti yang sekarang dilakukan di acara ini. Kita mencoba menyuarakan hal-hal yang sebelumnya terbatas hanya dibicarakan komunitas peduli anak, agar lebih meluas lagi. Kita bersama, semua perlu bertindak untuk menghentikan kejahatan ini.”

Baca juga: Kesehatan Mental Ibu Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Pameran “Speak Up” menyambut pengunjung dari semua latar belakang, masyarakat, pembuat kebijakan, pendidik, orang tua dan individu yang peduli akan kekerasan seksual terhadap anak. Dengan menghadiri, mendukung, dan terlibat dalam pameran ini, anda memainkan peran penting dalam memecah seputar kekerasan seksual terhadap anak.

Creativite terbentuk dari tahun 2016 yang bermula dari program edukasi publik berupa workshop art, craft, interior, fashion dan fotografi. Hingga saat ini berkembang menjadi beberapa lini seperti Creativite Edukasi, Creativite Art Space, Creativite Studio, Creativite Produk, Creativite Production.

Manfaat Metode Kanguru untuk Bayi Baru Lahir

0

Moms, manfaat metode kanguru untuk bayi baru lahir memang sudah terbukti. Ketika seorang bayi dilahirkan ke dunia, ia harus mampu beradaptasi secepat mungkin agar dapat bertahan hidup. Nah, salah satu cara untuk itu adalah dengan menggunakan metode kanguru.

Metode kanguru adalah metode skin to skin yang dilakukan dengan cara  meletakkan bayi yang baru lahir di dada telanjang ibunya dan menutup punggung bayi dengan selimut. Dengan cara ini bayi akan merasa tetap nyaman dan merasa aman setelah ia lahir. 

Manfaat Metode Kanguru untuk Bayi Baru Lahir 

  • Membantu Menstabilkan Bayi

Metode kanguru sangat berguna untuk  membantu meningkatkan tingkat saturasi oksigen sehingga dapat membantu menstabilkan jantung dan laju pernapasan. Metode ini akan memudahkan transisi bayi dari dunia rahim menuju dunia luar. Kontak langsung antara kulit bayi dan kulit Moms atau Pops bisa memicu pelepasan hormon oksitosin dalam darah mama yang bisa memberikan sensasi tenang pada bayi. 

  • Membantu Menyesuaikan Suhu Tubuh Bayi dengan Cepat

Saat dilahirkan, bayi belum mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri, terlebih bagi bayi yang lahir prematur atau bayi dengan berat badan rendah. Karenanya,  mereka akan mencari kehangatan sebagaimana saat ia masih berada di dalam rahim. Nah, metode kanguru membuat bayi dapat bersentuhan langsung dengan kulit ibu sehingga ia bisa mendengarkan langsung detak jantung serta merasakan kehangatan tubuh ibunya. Kehangatan pelukan ibu ibarat inkubator alami yang dapat membantu bayi menjaga suhu tubuhnya sehingga bayi lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Baca juga Kesehatan Mental Ibu Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

  • Membantu Menormalkan Fungsi Tubuh

Tubuh bayi yang baru lahir biasanya masih rapuh sehingga belum mampu untuk menormalkan fungsi tubuhnya. Kondisi ini membuat beberapa bayi rentan mengalami gangguan kesehatan. Metode kanguru ini akan membuat bayi yang baru lahir langsung dikenalkan dengan suhu tubuh ibunya yang dapat menstabilkan denyut dan irama jantungnya sehingga bayi pun dapat bernapas dengan baik.

GTM Salah Satu Pemicu Terjadinya Malnutrisi pada Anak

0

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan Webinar Promosi dan KIE Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 dengan tema “Duh, Kenapa Ya Si Kecil GTM”, Kamis pagi (22/06/2023). Webinar tersebut diselenggarakan secara daring, webinar ini merupakan salah satu isu yang menjadi faktor penentu adanya stunting adalah pada anak yang melakukan Gerakan Tutup Mulut (GTM).

Dalam laporannya Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN dr. Irma Ardiana menyampaikan, “GTM Ini salah satu kendala yang kemudian kita ingin sekali mengatasinya dan setelah kita lihat, ternyata ini menjadi salah satu fenomena yang tidak bisa dibiarkan. Ya, karena ini tentu akan mempengaruhi bagaimana intake dan juga akan berimplikasi pada bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak-anak balita kita”, ucap dr Irma.

Menanggapai hal tersebut Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, Hendry Novtrizal, “Hal ini wajib menjadi praktik khusus bagi orang tua dan dengan GTM artinya anak mengalami kurang nafsu makan yang bisa menyebabkan resiko nutrisi yang terjadi. Jadi memang pada kenyataan sehari hari, mungkin para ibu juga mengalami betul bagaimana GTM ini kita hadapi pada anak-anak yang usianya di bawah 2 tahun”, ucap Hendry.

“Tentunya dengan berbagai macam penyebab anak mengalami GTM dan menjadi tugas orang tua kemudian menemukan asal penyebabnya untuk kemudian menemukan tips dan solusi menghadapi anak dengan GTM. Pada webinar hari ini akan diberikan semacam pengaturan daftar praktis yang bisa kita implementasikan pada ibu-ibu dalam rangka menghadapi gerakan tutup mulut dari anaknya masing-masing”, ucapnya menambahkan.

Baca juga: Kesehatan Mental Ibu Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Sementara itu pada kesempatan yang sama hadir juga Anggota Komisi IX DPR RI, Dr. Hj. Kurniasih Mufidayati, M.Si. Kurniasih menyampaikan fenomena adanya GTM, yaitu gerakan tutup mulut. ternyata GTM ini bukan tanpa sebab karena GTM ini merupakan fenomena yang wajar sebenarnya pada balita. Namun tetap harus diwaspadai kalau berlebihan dan perlu dikenali penyebabnya. Karena mungkin setiap anak berbeda-beda penyebabnya terjadinya GTM dan GTM ini bila terjadi waktu yang cukup lama ini akan beresiko anak mengalami malnutrisi, karena asupan gizinya tidak mencukupi karena dengan gerakan tutup mulut, makanan susah untuk masuk.



“GTM ini bahkan bisa menyebabkan balita kekurangan gizi yang dapat berujung pada gangguan tumbuh kembang, anemia dan masalah kesehatan lainnya. karenanya kita harus aware, jadi sangat baik sekali tema hari ini sekali lagi apresiasi yang luar biasa kepada BKKBN dan juga PPAPP DKI Jakarta yang memberikan tema yang praktis sekali gitu ya, tentang GTM dan tumbuh kembang balita”, imbuh Kurniasih.

Foto utama oleh Juan Encalada dari Unsplash

Inovasi Baru Fiber Drink Bebas Gula Ini Juga Bebas Sebabkan Diare

0

Hidup serba cepat serta jadwal yang padat seringkali membuat masyarakat Indonesia kurang memperhatikan apa yang mereka konsumsi. Hal ini dibuktikan lewat data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan yang menunjukkan bahwa 95,5% masyarakat masih kekurangan serat pangan.

Padahal, kekurangan serat bisa menghadirkan dampak kurang baik bagi kesehatan seperti sering sembelit, kenaikan berat badan, hingga meningkatnya kadar kolesterol.

Untuk memenuhi kebutuhan serat harian, masyarakat pun mulai beralih ke cara yang lebih praktis, yakni dengan mengkonsumsi suplemen dalam bentuk minuman serbuk. Namun sayangnya, tidak semua minuman serat aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.

Baca juga: Kesehatan Mental Ibu Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

“Banyak orang berpikir, minuman serat yang memberikan efek secara langsung dapat menjadi cara efektif untuk menurunkan berat badan karena makin sedikit makanan yang diserap oleh tubuh. Namun, anggapan tersebut benar-benar keliru. Minuman serat yang langsung membuat Anda sakit perut dan bolak-balik ke toilet malah dapat mengeluarkan nutrisi baik dari makanan serta minuman yang telah dikonsumsi. Sehingga, tidak baik untuk kesehatan jangka panjang,” jelas Ahli Gizi, Rachel Olsen, B.Sc, M.Sc.

Sebagai brand yang mendukung gaya hidup sehat dan aktif dengan cara yang menyenangkan. Youvit berinovasi dengan menghadirkan minuman serat yang lebih aman dikonsumsi dalam jangka panjang dengan rasa yang enak dan menyegarkan.

Youvit FibreFix Minuman Serbuk hadir untuk membantu memenuhi kebutuhan serat harian Anda. Selain rasanya yang enak dan bebas gula, Anda juga tidak perlu khawatir akan merasakan sakit perut atau harus bolak-balik ke toilet. Soalnya, Youvit FibreFix diformulasikan secara khusus dengan bahan-bahan berkualitas untuk mengoptimalkan kesehatan pencernaan tanpa ada drama melilit.



“Pencernaan memiliki peran yang cukup penting untuk kesehatan kita secara keseluruhan. Maka dari itu, kami benar-benar memikirkan formulasi Youvit FibreFix dengan matang sehingga dapat memenuhi asupan sehat harian Anda dengan enak, menyehatkan, dan pastinya aman untuk dikonsumsi setiap hari,” ungkap Wouter van der Kolk selaku Co-Founder dan CEO Youvit.

Youvit FibreFix merupakan minuman kaya serat yang enak dan lebih nyaman di perut. Nikmati segarnya rasa Tropical Punch (Mangga, Markisa, Peach) yang dilengkapi dengan kandungan Psyllium Husk, 3000 mg Inulin, Probiotics, Vitamin C & B12, dan 5 Supergreens (Kubis, Bayam, Kale, Bok Choy, Brokoli).



Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, jangan lupa rutin konsumsi 1 gelas setiap hari setelah makan siang selama minimal 30 hari. Rasakan manfaat terbaiknya untuk menyehatkan pencernaan jangka panjang, mengatasi rasa kembung, dan mengelola berat badan secara sehat.

Baca juga: 5 Langkah Mencegah si Kecil Terserang Diare

“Pertama coba, aku udah takut bakal bolak-balik ke toilet. Eh, ternyata enggak! Seneng banget apalagi rasanya enak dan bebas gula juga. 3 hari pertama memang belum begitu terasa efeknya, setelah itu kembung mulai hilang, pencernaan juga lancar, dan rasanya badan jadi enteng gitu setelah 30 harian aku konsumsi ini,” tulis salah satu konsumen di kolom ulasan Official Store Youvit.

Saat ini, Youvit FibreFix Minuman Serbuk dapat dengan mudah Anda beli secara online di website Youvit (www.youvit.co.id), Official Store Youvit di marketplace (Tokopedia, Shopee, TikTok Shop, Lazada, Blibli, dan lainnya). Sementara secara offline sudah dapat Anda temukan di gerai Guardian terdekat.

Kesehatan Mental Ibu Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

0

Sosok ibu adalah guru pertama dan utama yang bertanggungjawab pada 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) pada anak. Dukungan orang terdekat sangat dibutuhkan seorang Ibu agar dapat mengasuh anaknya dengan baik.

Pada prakteknya banyak pula ibu, baik ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja rentan mengalami kesehatan mental. Penelitian Health Collaborative Center pada Pekan ASI Sedunia 2022 membuktikan 6 dari 10 Ibu Menyusui di Indonesia tidak bahagia.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga pada kegiatan Sosialisasi Model Promosi Kesehatan Jiwa Berbasis Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga di Semarang, Jawa Tengah menyatakan bahwa kesehatan ibu, baik fisik maupun mental harus tetap dijaga.

Baca juga: Peringati HAN 2023: Dengarkan, Ini Suara Anak Indonesia

“Ibu bekerja dan ibu rumah tangga sama-sama bertanggung jawab pada keluarga sehingga rentan mengalami kesehatan mental. Dukungan orang terdekat sangat dibutuhkan. Ibu yang bahagia akan memiliki kesehatan yang bagus sehingga mempengaruhi pola asuh dan tumbuh kembang pada anak. Istri tidak boleh stress karena mempengaruhi perkembangan janin. Sosialisasi Model Kesehatan Jiwa ini sebaiknya diberikan juga kepada para suami atau ayah atau pendamping pria, karena kesehatan mental istri, termasuk ibu hamil dan menyusui, banyak dipengaruhi juga oleh peran suami di rumah,” ujar Menteri PPPA di Semarang pada Sabtu, 22 Juli 2023.

Rumah PELITA (Rumah Penanganan Stunting Lintas Sektor bagi Baduta) di Semarang Barat menjadi lokasi pertama penerapan Model Promosi Kesehatan Jiwa. Rumah PELITA dikhususkan bagi bayi di bawah usia 2 tahun yang mengalami stunting dan juga difungsikan untuk penitipan anak-anak yang ditinggal orang tuanya bekerja. Model Promosi Kesehatan Jiwa Berbasis Posyandu dan Pendamping Keluarga diinsiasi oleh komunitas Wanita Indonesia Keren.



“Saya memberikan apresiasi kepada Wanita Indonesia Keren (WIK) atas ide untuk melakukan intervensi agar di Posyandu ada pendampingan kesehatan jiwa. Intervensi pada 1000 Hari Pertama Kehdupan itu sangat penting. Posyandu dipilih menjadi target pertama pada Model Promosi Kesehatan Jiwa Berbasis Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga karena Posyandu sudah terbukti melahirkan generasi yang tangguh dan memiliki kader yang baik. Kami pikir ini ide berani untuk lebih menguatkan pengetahuan para kader Posyandu yang sudah diakui keberhasilannya,” tegas Menteri PPPA.

Maria Ekowati, Ketua Wanita Indonesia Keren menyatakan WIK adalah komunitas yang memberi ruang kepada para perempuan/wanita untuk dapat kreatif, energik, responsive, Maria Ekowati, Ketua Wanita Indonesia Keren menjelaskan WIK adalah komunitas yang anggotanya terus mengasah empati dan kerja nyata sehingga dapat mandiri secara ekonomi dan memiliki kepribadian yang tangguh. Model Promosi Kesehatan Jiwa Berbasis Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga adalah salah satu program untuk mendukung Indonesia Bebas Stunting.

“Kami meyakini perlu adanya promosi kesehatan mental di komunitas yang bisa diterapkan di tingkat posyandu dan pendamping keluarga. Posyandu masih bisa diandalkan sebagai pusat informasi dan pelayanan bagi ibu-ibu hamil. Kader-kadernya juga memiliki profesionalitas yang bagus. Model Kesehatan Jiwa ini juga didasari oleh data dari penelitian dari HCC tahun 2022 bahwa 6 dari 10 Ibu menyusui di Indonesia tidak bahagia. Kondisi ini dipengaruhi oleh kurangnya dukungan suami dan keluarga, gangguan klinis depresi pasca persalinan yang memanjang dan tidak adanya akses konseling, skrining dan diagnostik cepat di awal gangguan. Nah disini kami berharap model promos kesehatan jiwa ini membantu para kader Posyandu dapat membantu ibu-ibu mempunyai kemampuan menyusui ASI secara eksklusif,” ujar Maria.

Sementara itu, Walikota Semarang , Hevearita Gunaryanti Rahayu berharap pengetahuan dan ketrampilan para kader posyandu dapat lebih berkualitas dengan adanya modul yang dihasilkan dari Model Promosi Kesehatan Jiwa ini.

Baca juga: Rayakan Hari Anak Nasional, Si Kecil Ramai-Ramai Seru-Seruan di Ajang Dash Splash

“Rumah PELITA menjadi posyandu percontohan untuk Model Promosi Kesehatan Jiwa Berbasis Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga. Model ini bagus, para kelompok ibu dan anak-anak bisa terintegrasi kesehatannya, secara fisik dan kesehatan jiwa. Kami harap Wanita Indonesia Keren segera membuat modul-modulnya yang bisa dengan mudah dipelajari dan tahun ini model ini bisa dilaksanakan di Semarang. Kebetulan tahun ini Rumah PELITA akan diluncurkan di 16 kecamatan. Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk ibu-ibu dan para kader posyandu bisa selalu sehat dan menjadi hebat,” tutur Hevearita atau Mbak Ita.

Pada kesempatan ini juga dilakukan pemberian bantuan 50 pasang sepatu untuk anak-anak. Kegiatan pemberian bantuan ini merupakan rangkaian dari JELAJAH SAPA sebagai bagian dari peringatan Hari Anak Nasional.

Foto utama oleh Kevin Liang dari Unsplash

Peringati HAN 2023: Dengarkan, Ini Suara Anak Indonesia

0

#BeraniKarenaPeduli menjadi tagline bersama pada puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Ke-39 yang digelar di Lapangan Pancasila, Simpang Lima Semarang. Peringatan ini dihadiri dua ribu lebih peserta offline, yang mayoritas anak-anak dari Forum Anak Nasional dan Forum Anak Daerah dari seluruh Indonesia, pelajar dari kota Semarang, perwakilan dari komunitas anak serta para anak disabilitas.

Tidak kurang sepuluh ribu peserta juga mengikuti secara daring (online). Tema tahun ini sama seperti tema Hari Anak Nasional sebelumnya selama 3 tahun berturut-turut, yaitu Anak Terlindungi, Indonesia Maju. Melalui tagline ini, semua pihak berharap agar anak-anak Indonesia dapat menjadi agen perubahan dalam menyuarakan hak-hak mereka.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin beserta Ibu Wury Ma’ruf Amin turut hadir dan menyapa anak-anak yang tidak berhenti bernyanyi dan bergembira sepanjang acara. Kehadiran Wakil Presiden dan Ibu Wury Ma’ruf Amin disambut gembira oleh anak-anak yang menyapa dengan sapaan “Abah Ma’ruf Amin”.

“Anak-anakku, cucu-cucuku dan cicit-cicitku. Selamat Hari Anak Nasional untuk semua anak-anak Indonesia. Semoga kalian selalu sehat, selamat, semangat belajar, tidak henti meraih cita-cita dan dapat membangun bangsa sesuai talenta yang kalian miliki,” sapa Wakil Presiden.

Baca juga: Rayakan Hari Anak Nasional, Si Kecil Rame-Rame Seru-Seruan di Ajang Dash Splash

Pada kesempatan ini juga diperdengarkan 10 butir pernyataan anak-anak yang dituangkan dalam Suara Anak Indonesia (SAI) tahun 2023. Menanggapi SAI, Wakil Presiden menegaskan bahwa pemerintah mulai dari pusat hingga daerah harus mewujudkan permohonan SAI.



“Saya sudah mendengar Suara Anak Indonesia yang disampaikan. Saya akan instruksikan semua jajaran pemerintah untuk mengembangkan kebijakan yang inovatif, menjamin hak tumbuh kembang anak dan saya minta pemerintah daerah untuk mewujudkan apa yang sudah disampaikan oleh Suara Anak Indonesia. SAI adalah hak anak untuk didengar dan berpartisipasi bagi kebaikan anak-anak Indonesia. Pastikan anak-anak dimanapun mereka berada mendapatkan perlindungan dari segala tindak kekerasan dan diskriminasi,” tegas Wakil Presiden.

Suara Anak Indonesia tahun 2023 berisi sepuluh butir yaitu:

1. Kami memohon kepada pemerintah untuk meningkatkan pemenuhan Hak Sipil Anak dengan cara mengoptimalkan sosialisasi, mempermudah akses pembuatan, dan pemerataan Akta Kelahiran maupun Kartu Identitas Anak, serta turut melindungi data privasi Anak untuk menghindari kebocoran data bagi anak Indonesia di dalam dan luar negeri.

2. Memohon kepada pemerintah dan lembaga terkait untuk mengoptimalkan keterlibatan dan merealisasikan peran partisipasi anak dalam pengambilan keputusan.

3. Memohon kepada pemerintah untuk mengoptimalkan edukasi bagi anak dan orang tua secara berkala mengenai pola asuh demokratis dalam keluarga dan pendidikan formal sejak dini serta rujukan konsultasi kepada instansi di bawah pemerintahan guna mencegah perkawinan anak.

4. Memohon kepada pemerintah untuk mengoptimalkan pembangunan, penggunaan, dan pemeliharaan Fasilitas Ramah Anak di seluruh wilayah Indonesia, terutama untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

5. Memohon kepada pemerintah untuk mempertegas implementasi regulasi dalam hal pengoptimalan Kawasan Tanpa Rokok, pengawasan distribusi, iklan, promosi, dan sponsor rokok serta melakukan rehabilitasi khusus perokok usia anak.

6. Memohon kepada pemerintah dan lembaga terkait untuk melakukan pemerataan dan penguatan fasilitas kesehatan serta membuat komisi monitoring dan evaluasi pelayanan fasilitas kesehatan yang lebih ramah anak.

7. Memohon kepada pemerintah untuk melakukan pemerataan dan pengoptimalan kualitas fasilitas pendidikan berbasis Sekolah Ramah Anak (SRA) baik sekolah umum maupun Sekolah Luar Biasa untuk anak Indonesia di dalam dan luar negeri.

8. Memohon kepada pemerintah untuk memperkuat pemerataan sarana prasarana dalam pengembangan minat dan bakat yang ramah anak, serta mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk bersinergi dalam mengoptimalkan wadah minat dan bakat untuk anak.

9. Memohon kepada pemerintah dan masyarakat untuk menolak segala bentuk radikalisme,kriminalitas, diskriminasi, dan eksploitasi pada anak, serta mempertegas implementasi dalam Revisi Undang-Undang tentang Perlindungan Anak (UU No. 17 Tahun 2016 atas perubahan kedua UU No. 23 Tahun 2002).

10. Memohon kepada pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat untuk menjamin pendampingan bagi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) dan Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK) dalam aspek hukum, psikologis, dan pendidikan secara inklusif di seluruh wilayah Indonesia.

Kepada anak-anak di seluruh Indonesia, tanpa terkecuali, Wakil Presiden menyampaikan beberapa pesan dan harapan.

“Tekunlah belajar, jaga kesehatan, rajin beribadah dan berdoa kepada Tuhan, Hormati orangtua dan guru. Sayangi keluarga, teman dan sesama. Kuasai teknologi dengan disertai etika dan akhlak yang baik. Pahami kebaikan dan kekurangan teknologi digital. Gunakan internet untuk belajar. Optimalkan bakat kalian, miliki keingintahuan yang besar dan berani mencoba hal-hal baru,” ujar Wakil Presiden.

Tahun ini ada 5 isu besar dijadikan sebagai sub-tema peringatan HAN Tahun 2023, yaitu:

Cerdas Bermedia Sosial Menuju Generasi Emas
Dare to Lead and Speak Up: Anak Pelopor dan Pelapor
Pengasuhan Layak Untuk Anak Indonesia
Wujudkan Lingkungan yang Aman untuk Anak
Stop Kekerasan, Perkawinan Anak, dan Pekerja Anak

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengungkapkan peringatan Hari Anak Nasional bukan sekedar perayaan semata, tetapi menjadi pengingat untuk memperjuangkan kesejahteraan anak Indonesia.

“Anak-anak Indonesia harus sehat, ceria dan aktif. Kami berharap anak-anak bisa sekolah setinggi-tingginya. Untuk itu, kami melakukan berbagai upaya agar anak-anak dijauhkan dari berbagai bahaya dan risiko yang akan mengganggu keceriaan itu. Kekerasan, eksploitasi, penelantaran terhadap anak harus dihapuskan. KemenPPPA memiliki saluran layanan pengaduan SAPA 129 untuk setiap masyarakat yang melihat dan mendengar adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak,” tutur Menteri PPPA.

Anak-anak Indonesia, foto ilustrasi oleh Ochimax Studio dari Unsplash



Kemen PPPA telah melakukan serangkaian upaya dalam menyikapi tantangan dan harapan terhadap anak Indonesia, mulai dari pembentukan dan penguatan Forum Anak, mendorong tersedianya Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA), Lembaga Perlindungan Khusus Ramah Anak (LPKRA), Layanan Sahabat Perempuan dan Anak 129 (SAPA129), Layanan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA), Satuan Pendidikan Ramah Anak, Pelayanan Ramah Anak di Puskesmas, Pusat Kreativitas Anak dan Rumah Ibadah Ramah Anak.

Baca juga: Forum Anak Nasional 2023: Bangkit, Bergerak, Maju Serentak!

“Berbagai upaya yang telah dilakukan Kemen PPPA tentunya tidak dapat terimplementasi dengan baik tanpa kerjasama semua pemangku kepentingan, baik di pusat, daerah, dan masyarakat. Untuk itu, dalam menyambut Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-39 Tahun 2023 yang diperingati pada 23 Juli, saya ingin mengajak seluruh Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, dunia usaha, lembaga kemasyarakatan, dunia pendidikan, media massa, dan seluruh komponen masyarakat untuk terus meningkatkan komitmennya dan bersama-sama mengupayakan perlindungan dan pemenuhan hak anak,” ujar Menteri PPPA.

Foto oleh Eyestetix Studio dari Unsplash



Dalam peringatan HAN ini, puluhan tenant edukasi dan permainan ikut berpartisipasi menyemarakkan keceriaan anak yang hadir di Lapangan Pancasila. Keceriaan anak-anak ini tentu saja menjadi impian semua masyarakat Indonesia dimana semua ikut bertanggungjawab melindungi anak-anak.

“Saya mengucapkan Selamat Hari Anak Nasional ke-39 Tahun 2023 kepada seluruh anak di Indonesia. Mari kita bangun semangat baru dalam membangun bangsa melalui upaya pemenuhan dan perlindungan anak di seluruh Indonesia demi mewujudkan Indonesia Layak Anak Tahun 2030 dan Indonesia Emas 2045. Anak Terlindungi, Indonesia Maju,” tutup Menteri PPPA.

Foto utama oleh Yannis H dari Unsplash

Rayakan Hari Anak Nasional, Si Kecil Ramai-Ramai Seru-Seruan di Ajang Dash Splash

0

Merayakan momen istimewa Hari Anak Nasional 2023, Dash Sports, pengaggas sekaligus pelopor hub olahraga digital yang menghubungkan penggemar olahraga, klub olahraga, acara olahraga, dan komunitas serta diiniasi pada tahun 2020 menggelar Speedo Dash Splash, ajang kompetisi olahraga renang untuk anak. Sekitar 165 anak-anak yang berasal dari komunitas olahraga renang sekitar Jabodetabek turut memeriahkan turnamen invitational yang dihelat di Nika Training Pool Bintaro.

Founder & CEO Dash Sports, Alit Aryaguna menyampaikan, “Selamat Hari Anak Nasional, semoga anak-anak Indonesia selalu sehat dan bahagia. Turut memeriahkan hari spesial ini, Dash Sports menghadirkan sport event seru untuk anak-anak, kali ini dari cabang olahraga renang untuk anak. Olahraga renang sudah lama menjadi olahraga populer di masyarakat Indonesia, khususnya bagi anak-anak. Senang sekali melihat antusiasme anak-anak yang luar biasa, tampil riang dan penuh semangat di beragam nomor pertandingan yang ada.”

Lebih jauh Alit memaparkan bahwa komitmen kuat Dash Sports dalam mengusung semangat olahraga dan gaya hidup sehat keluarga Indonesia bagai gayung bersambut dimana sejumlah klub renang anak dan pegiat olahraga merespons positif gelaran ini dan turut berpartisipasi didalamnya.

Baca juga: Forum Anak Nasional 2023: Bangkit, Bergerak, Maju Serentak!

Ajang Dash Splash mempertandingkan sejumlah nomor antara lain 25 meter Freestyle (Gaya bebas) Kick with Kickboard, 25 meter Backstroke (Gaya punggung) kick with kickboard untuk kategori umur 4-5 tahun, kemudian ada nomor pertandingan 25 meter gaya bebas, punggung, dada dan kupu-kupu untuk kategori umur 6-8 tahun, dan 50 meter gaya kupu-kupu, 50 meter gaya dada, 50 meter gaya bebas dan 100 meter individual medley (Gaya ganti perorangan) untuk kategori umur 9-10 tahun dan 11-12 tahun.

Turut dipertandingkan nomor relay yang melombakan 4×25 meter Freestyle kick Mixed Relay with Kickboard, 4×25 meter Freestyle mixed Relay dan 4×25 meter Medley Mixed Relay.

Sementara itu ditemui setelah menyelesaikan pertandingannya di kelas 25 meter gaya bebas kick with kickboard, Lubna Hilya Zuhra, 6 tahun, menyampaikan, “Happy banget, bisa coba hal baru dan kebetulan ini pertemuan yang pertama. Aku latihan seminggu sekali, tapi jadi tambah latihannya pas dekat hari lomba ini. Senang ngelakuinnya karna emang Mama dan Papa suka berenang. Kata Mama aku juga pintar berenangnya.”

Baca juga: Beragam Ide Bermain Smell Sensory Play untuk Si Kecil

Senada dengan Lubna, Altarezi Ruslan, 10 tahun juga merasakan hal yang sama turut serta di ajang Dash Splash ini.



“Senang soalnya ketemu banyak teman baru. Aku tanding di 50 meter gaya bebas. Kemarin menjelang lomba latihannya bisa sampai 3 kali dalam seminggu. Hehe biar siap kata Papa yang mengajarkan renang. Nanti kalo ada lagi lombanya, aku pasti ikutan!” ujar Altarezi penuh semangat.

Speedo Dash Splash didukung oleh PRSI Jakarta Selatan, Rehab Active sebagai medical partner dan disponsori oleh Speedo.

Apa “Hyper-Parenting” dan Bagaimana Mengenalinya?

1

KOLOM DIGITAL EDUCATION OLEH M. GORKY SEMBIRING

“Jika kita sebagai orang tua tidak pernah menghadapi pertanyaan tentang apa makna kehidupan orang dewasa, kita juga tidak akan menyiapkan anak-anak menghadapi hal tersebut. Padahal, mereka sangat butuh panduan dan pendampingan guna membantunya menjawab pertanyaan yang bisa jadi lebih sulit tentang kehidupan ini!”

Diana Baumrind, Psikolog, di 1960-an melakukan penelitian pada beberapa anak usia prasekolah. Baumrid pengajar di University of California at Berkeley. Dari penelusurannya, beliau memperkenalkan 4 pola utama gaya pendampingan orang tua terhadap anak.

Mari kenali apa dan bagaimana kaitan ke-4 pola tersebut dengan pola atau gaya pengasuhan berlebihan (Hyperparenting) dilihat dari perspektif kita sebagai orang tua terhadap anak-anak.

• Otoriter
Orang tua otoriter cenderung menuntut dan mengendalikan. Menetapkan peraturan ketat dan berharap anak-anak mematuhi tanpa pertanyaan apalagi bantahan. Bahkan mungkin menggunakan hukuman fisik hingga berteriak mendisiplinkan anak-anak.
• Otoritatif
Orang tua otoritatif menuntut sekaligus responsif. Menetapkan aturan serta ekspektasi jelas, hangat dan suportif. Mendengarkan sudut pandang anak-anak dan menjelaskan alasan mengapa aturan tersebut dibuat sekaligus cara mengikutinya.
• Permisif
Orang tua permisif responsif dan tidak terlalu menuntut. Memberi kebebasan juga keleluasaaan bagi anak-anak mengambil keputusan. Enggan menetapkan batasan apa lagi mendisiplinkan anak-anak secara super ketat.
• Abai
Orang tua abai (acuh, tidak terlibat) tidak menuntut, juga tidak responsif. Bahkan acap mengabaikan kebutuhan anak-anak. Tak jarang pola atau gaya pengasuhan ini cenderung jauh secara emosional dengan anak-anak.

Uraian di atas bukan berarti bahwa di antara ke-4 pola pendampingan tersebut ada yang pasti buruk dan/atau ada yang pasti baik. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Pola pendampingan otoriter misalnya, membuat anak jadi penurut dan berperilaku baik. Namun, dapat juga menyebabkan menjadi cemas dan tidak berani menampilkan diri.
Pola pendampingan otoritatif, umumnya dianggap sebagai orientasi pendampingan efektif, karena membantu anak-anak mengembangkan pengendalian diri, kemandirian, dan rasa tanggung jawab.

Baca juga: Forum Anak Nasional 2023: Bangkit, Bergerak, Maju Serentak!

Pola pendampingan permisif membuat anak jadi memanjakan diri sendiri dan sulit mengikuti aturan. Pola pendampingan abai (tidak terlibat) menyebabkan anak-anak jadi tidak percaya diri, cemas, dan sulit menjalin hubungan dengan orang lain.

Gaya pendampingan terbaik orang tua bergantung pada kepribadian dan filosofi masing-masing pribadi. Namun, penting menyadari konsekuensi potensial dari setiap gaya pendampingan. Dengan demikian, sebagai orang tua dapat membuat keputusan matang tentang cara mendampingi anak agar bertumbuh kembang dengan baik.

Foto oleh Gustavo Fring dari Pexels

Penting dicatat bahwa uraian di atas merupakan gambaran umum dari 4 gaya pendampingan. Tidak ada gaya pendampingan yang sempurna. Pilihan pola yang berhasil pada satu keluarga mungkin tidak berhasil bagi keluarga lain. Yang penting adalah menemukan pola yang cocok untuk kita dan anak-anak.

Salah satu dari banyak bentuk nyata pendampingan adalah kecenderungan orang tua mengatur dan mengontrol setiap aspek kehidupan anak-anak. Bahkan sampai hal sangat rinci. Ini disebut pola pendampingan hyper (hyperparenting). Sangat kaku dan terlalu terlibat masuk ke dalam kehidupan anak-anak.

Hyperparenting ditandai dengan pengendalian dan keterlibatan berlebihan dari orang tua terhadap anak. Memang sering memiliki niat baik, namun mereka mungkin berusaha terlalu keras demi memastikan agar anak berhasil. Akhirnya anak kewalahan, tertekan, juga kesal.

Beberapa karakteristik utama dari hyperparenting, antara lain:
• Penjadwalan aktivitas yang padat: Anak-anak dari orang tua dengan pola hyperparenting sering melakukan serangkaian kegiatan memusingkan. Mulai dari olahraga hingga pelajaran musik, termasuk les mata pelajaran akademik. Menjadikan anak-anak merasa lelah dan tertekan. Juga mencegah mereka memiliki waktu tidak terstruktur untuk bersantai dan bermain.

• Mengelola kegiatan dengan sangat rinci: Orang tua yang sering ingin terlibat dalam setiap aspek kehidupan anak-anak. Mulai dari apa yang mereka makan hingga kenakan. Termasuk bagaimana mengerjakan pekerjaan rumah. Hal ini dapat mencekik anak-anak sehingga mencegah mereka mengembangkan kemandirian dan keterampilan agar cakap dalam membuat keputusan sendiri.

• Perbandingan: Orang tua dengan pola atau gaya hyperparenting sering dengan cepat membandingkan dengan anak-anak lain dalam hal prestasi akademik dan keterampilan sosial. Menyebabkan anak-anak merasa tidak pernah cukup baik serta dapat mengganggu pembangunan harga dirinya.

Waspada. Efek negatif hyperparenting sangat luas. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang sarat dengan pengendalian mungkin lebih cenderung mengalami kecemasan, depresi, dan harga diri yang rendah. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan membentuk hubungan dengan teman sebaya dan orang lain yang lebih dewasa.

395FansLike
11,766FollowersFollow
8,385FollowersFollow
15SubscribersSubscribe