Dari Seminar Awam Bicara Sehat: Pentingnya Self Love dan Berpikir Rasional pada ODHIV dan ODHA

Permasalahan HIV AIDS di Indonesia sudah menjadi permasalahan nasional bahkan di tingkat global. Saat ini bagi masyarakat di Indonesia isu HIV AIDS masih menjadi isu yang sensitif, dengan situasi yang demikian maka tidak dipungkiri bahwa masih tinggi stigma dan diskriminasi terkait HIV AIDS di masyarakat.

Hingga saat ini kasus HIV AIDS di Indonesia masih terus meningkat dan saat ini jumlah orang yang pernah didiagnosis terinfeksi HIV meningkat dalam sepuluh tahun terakhir. Peningkatan ini sejalan dengan semakin bertambahnya masyarakat yang sadar dan melakukan tes HIV. Menurut data Kemenkes, sejak tahun 2009 sampai Maret 2012, terdapat kasus HIV AIDS sebanyak 466.978 yang didapat dari laporan layanan konseling dan tes HIV.

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Setiap orang memerlukan dukungan mental untuk mewujudkan wellbeing atau sehat paripurna. Sehat paripurna secara mental harus dimulai dari mencintai diri sendiri. Stigma negatif dan diskriminasi sosial masyarakat kepada para ODHIV dan ODHA (orang dengan HIV/AIDS) sampai saat ini masih ada.

Baca juga: Ini Berbagai Aktivitas Quality Time antara Ayah dan Anak

Diskriminasi sosial yang diterima oleh para ODHIV dan ODHA memicu perasaan tertekan pengidap ODHIV dan ODHA, sehingga membuat kondisi psikis ODHIV dan ODHA terganggu. HIV/AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh, jika ditambah dengan kondisi psikis yang terganggu maka dapat memicu perilaku negatif seperti adanya ide-ide bunuh diri bagi pengidap ODHIV dan ODHA. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengajak ODHIV dan ODHA untuk mengetahui pentingnya self love dan berpikir rasional melalui seminar awam bicara sehat.

Dalam mengupayakan pemahaman yang lebih baik sekaligus mengangkat kesadaran publik, RS Universitas Indonesia (RSUI) menggelar rangkaian seminar awam yang memiliki tajuk utama: “Pentingnya Self Love dan Berpikir Rasional pada ODHIV dan ODHA”.

Seminar Awam Bicara Sehat ini hadir untuk memberikan pengetahuan dan informasi seputar isu yang diangkat. Seminar ini dimoderatori oleh dr. Wahyu Ika Wardhani, Sp.GK(K) FINEM, AIFO-K, yang merupakan dokter spesialis gizi klinik di RSUI.

Narasumber yang memberikan pemaparan pada kesempatan ini, yaitu dr. Rayinda Raumanen Mamahit, Sp.KJ yakni seorang dokter spesialis kedokteran jiwa di RSUI. Mengawali seminar awam, dokter Rayi menjelaskan kembali terkait konsep self love.

Membuka penjelasan, dokter Rayi mengatakan “banyak sekali orang merasa kalau saya sayang diri sendiri saya egois dong, jadi lebih ke selfish, sehingga harus dijabarkan mana yang mencintai diri sendiri secara sehat atau yang hanya mementingkan diri sendiri”. Self love sendiri merupakan suatu aksi yang mendukung perkembangan fisik, psikologis, dan spiritual individu. Self love sendiri mengutamakan kenyamanan, kesehatan, dan kebahagian diri dan bukan bersifat egois atau egosentris.

Cara yang dapat dilakukan untuk mencintai diri sendiri adalah dengan mengenali diri sendiri. Namun pada kenyataannya banyak orang yang masih belum mengenal dirinya sendiri. Lalu biasanya muncul kembali pertanyaan bagaimana cara mengenali diri sendiri.

Dalam kegiatan ini dokter Rayi memaparkan cara untuk mengenali diri sendiri yaitu dengan mengetahui apa yang disuka dan apa yang tidak disuka. Hal lainnya adalah dengan mengetahui apa yang membuat kurang nyaman saat ini, membuat jurnal dan menganilisis respon terhadap situasi. Selain itu tidak mementingkan orang lain dan melukai diri sendiri.



Hal yang juga dialami oleh teman-teman ODHIV dan ODHA adalah sulitnya menerima status mereka dan terkadang bayang-bayang kejadian yang lalu atau penyesalan melekat pada diri. Terkait hal tersebut, dokter Rayi juga mengingatkan untuk berpikir rasional. Berpikir rasional merupakan proses aktif dan sadar untuk menghasilkan ide dan gagasan berdasarkan data, fakta, dan logika.

Dokter Rayi mengatakan “banyak dari kita yang selalu berfikir apa yang akan terjadi di depan dan bahkan sudah membayangkannya serta berasumsi berbagai hal, padahal fakta yang terjadi tidak seperti itu”. Jadi berpikir rasional merupakan pemikiran kita saat ini, tidak dipengaruhi oleh masa depan yang belum terjadi atau kondisi yang lalu yang sudah terjadi yang juga tidak dapat diubah kembali. Pentingnya berpikir rasional dapat meningkatkan kemampuan analisis, menghasilkan opini yang baik, dan mengendalikan emosi.

Pada kesempatan ini dokter Rayi memberikan berbagai tips terkait kesehatan jiwa diantaranya cara menerima kondisi yang ada. Hal ini memang sulit, apalagi terjadi pada teman-teman ODHIV dan ODHA yang baru menerima status positif HIV/AIDS. Mereka akan mengalami fase tidak menerima (denial), fase depresi, dan bahkan fase bergaining atau menawar kondisi dan akan berputar pada fase-fase tersebut saja yang menimbulkan sulitnya untuk berpikir rasional.

Tips untuk keluar dari zona tersebut dan berpikir rasional adalah dengan mencari tahu kembali apa yang membuat kita nyaman berada di dunia ini dan tujuan hidupnya. Dokter Rayi mengatakan, “memang rasanya kalau mendengar berita seperti itu, tujuan hidup sepertinya langsung tidak ada. Jika hal ini berlangsung lama sudah membutuhkan bantuan profesional untuk menarik diri dari keadaan tersebut”.

Batas maksimum seseorang sudah membutuhkan bantuan profesional untuk mengatasi keadaan ini dapat dilihat dari 3 aspek. Aspek pertama yaitu performance ditandai dengan terbengkalainya tugas-tugas yang dijalani, tidak bisa fokus, dan sudah dapat melakukan tugas dengan baik. Aspek yang kedua yaitu relasi, ditandai dengan adanya menarik diri serta tidak mau bertemu orang lain bahkan tidak ada keinginan untuk berinteraksi dengan orang yang disayangi. Aspek ketiga yaitu kegiatan harian, ditandai dengan hilangnya keinganan untuk melakukan kegiatan dasar setiap hari seperti tidak mau mandi, makan, dan lain-lain. Satu hal lagi terkait keluhan fisik juga menjadi tanda batas maksimum seseorang memerlukan bantuan profesional.

Antusiasme peserta sangat tinggi, dengan jumlah peserta yang menyaksikan baik secara daring maupun luring lebih dari 60 orang, dan juga berbagai pertanyaan yang muncul pada seminar ini. Bagi Sahabat RSUI yang ingin berkonsultasi baik terkait HIV dan AIDS maupun Kesehatan jiwa, dengan senang hati dokter-dokter RSUI akan membantu memberikan saran medis di poli rawat jalan RSUI.

Baca juga: Perkuat Peran Guru dalam Ciptakan Lingkungan Pendidikan Toleran dan Mencintai Keberagaman

RSUI berharap kegiatan Seminar Awam Bicara Sehat Virtual ini dapat terus hadir sebagai salah satu upaya promotif dan preventif kepada masyarakat luas. Untuk mendapatkan informasi terkait pelaksanaan seminar Bicara Sehat selanjutnya dapat dipantau melalui website dan media sosial RSUI.

Siaran ulang dari seminar awam ini dapat juga disaksikan di channel Youtube RSUI pada link berikut https://www.youtube.com/watch?v=aRK8uksjHvA.

Foto utama oleh Content Pixie dari Unsplash

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories