Demi Literasi Terbaik untuk Anak, Pengelola Perpustakaan dan Taman Baca Kejar Sertifikasi Ramah Anak

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2023 kembali melakukan program Sertifikasi Ramah Anak bagi pengelola Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA) yang terdiri atas pustakawan dan pengelola taman baca di seluruh Indonesia. Dari 600 lebih pendaftar telah terjaring 130 peserta yang saat ini telah memasuki proses ujian assesmen nasional.

Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi Anak Kemen PPPA, Endah Sri Rejeki, berharap para peserta yang lulus nantinya dapat lebih memahami kebutuhan anak akan informasi yang sesuai dengan usia dan kematangannya, termasuk memahami tentang hak anak dan tahapan perkembangan psikososial anak, sehingga dapat memberikan layanan sesuai kebutuhan dan ramah anak.

“Kemen PPPA menyambut gembira antusias luar biasa para pendaftar yang ingin mendapat sertifikasi Ramah Anak. Mereka adalah para penjaga gawang literasi yaitu para pustakawan dari Dinas Kepustakaan di provinsi dan kabupaten/kota dan juga para pengelola taman baca di seluruh Indonesia. Kami berharap mereka yang lulus nanti dapat mengikuti jejak 79 pustakawan dan pengelola taman baca yang sudah tersertifikasi Ramah Anak tahun 2021 dan 2022. Semakin banyak yang tersertifikasi maka diharapkan akan lebih banyak lagi pustakawan dan para pengelola taman baca yang meningkat kualitasnya dalam mengemas materi pustaka yang layak dan aman untuk anak dan semakin banyak ruang publik – ruang publik yang aman untuk anak,” ucap Endah pada penutupan Bimbingan Teknis SDM Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA) Tersertifikasi Ramah Anak Tahun 2021 dan 2022, di Cikarang, Kamis, (16/03).

Baca juga: 5 Ciri Anak yang Sehat Mental dan Cara Menjaganya

Endah menambahkan para pustakawan dan pengelola taman baca yang sudah tersertifikasi ini memiliki tanggung jawab juga untuk mendorong PISA atau lembaga pustaka tempat mereka bekerja dapat terstandardisasi.

“Hingga tahun 2022, sudah ada 66 PISA yang terstandardisasi, tersebar di 20 provinsi dan 48 kabupaten/kota. PISA merupakan pusat informasi dengan fokus pada penyediaan informasi terintegrasi yang dibutuhkan oleh anak-anak, dengan pendekatan pelayanan yang ramah anak. Segera setelah proses sertifikasi pengelola tahun 2023 ini selesai, maka kami akan melanjutkan ke proses standardisasi PISA,” terang Endah.

“KemenPPPA sangat concern untuk menjadikan perpustakaan dan taman baca atau tempat-tempat yang menyediakan layanan informasi bagi anak menjadi tempat yang aman dan menyenangkan untuk anak-anak. Karena dengan demikian anak Indonesia akan mendapatkan haknya atas informasi yang layak, dan pada saat yang sama mereka aman dan terlindungi karena pustakawan dan para pengelola taman baca memahami tentang hak anak dan perlindungan anak. Ketika perpustakaan dan tempat-tempat membaca menjadi tempat yang aman, menyenangkan, dan tempat favorit bagi anak-anak, tentu ini dapat meningkatkan kegemaran dan budaya membaca pada anak, dan diharapkan akan meningkatkan literasi anak-anak Indonesia,” lanjut Endah lagi.



Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan dari Perpustakaan Nasional, Adin Bondar menyebutkan, butuh perspektif dan pendekatan yang selalu diperbarui untuk menarik minat baca masyarakat khususnya anak-anak.

“Membaca seharusnya menjadi sebuah proses pembelajaran yang berlangsung terus menerus. Semua sumber informasi ada dalam buku, contoh paling sederhana adalah sumber informasi tentang jenis tanaman yang bisa mendukung pencegahan stunting. Buku juga mencegah masyarakat tidak tersesat dan terjebak informasi yang sifatnya masih simpang siur, yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Itu sebabnya kami mendukung adanya standar PISA yang Ramah Anak. Melayani anak memang butuh perspektif dari cara pandang anak terhadap informasi yang mereka butuhkan,” ucap Adin.

Untuk melayani anak, Adin menyebutkan ada berbagai macam kegiatan yang bisa dilakukan.

“Perpustakaan Nasional dan perpustakaan di daerah sudah melakukan transformasi perpustakaan berbasis inklusi, melibatkan keluarga, masyarakat dan satuan pendidikan. PISA kita rekonstruksi menjadi ruang terbuka yang menyenangkan. Pustakawan dan penggiat literasi dapat menyusun program yang menarik minat anak-anak datang melalui kegiatan klub membaca, klub mengerjakan pekerjaan rumah, program mendongeng rutin, membaca sajak. Jangan lupa kasih apresiasi untuk anak-anak,” kata Adin.

Salah seorang pustawakan yang sudah tersertifikasi Ramah Anak, Rahmadini dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pontianak menyatakan antusias yang tinggi dan merasakan mendapatkan ilmu yang banyak saat mengikuti Bimbingan Teknis SDM Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA) Tersertifikasi Ramah Anak.

Baca juga: KemenPPPA: Daycare Ramah Anak Dorong Produktivitas Perempuan Bekerja

“Narasumber yang dihadirkan pada Bimtek sangat kompeten. Semua peserta jadi lebih paham bahwa bekerja bersinggungan dengan anak itu memang butuh teknik khusus. Kami aja kadang untuk mendongeng itu susah lho mba, memikirkan bagaimana anak bisa tertarik dengan dongeng yang kami bacakan,” ujar Rahma.

“Saya juga akhirnya terinsiprasi untuk mencari yayasan-yayasan yang mengurus anak disabilitas dan anak yang memerlukan perlindungan khusus, untuk kami bantu drop buku yang mungkin rotasi pergantian buku bisa dilakukan tiap 2 bulan. Satu lagi, tertib adiministrasi seperti pencatatan kehadiran , pengembalian buku itu akan kami coba tertibkan kembali,” tutup Rahma.

Foto utama oleh Yan Krukau dari Pexels

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories