Dibuang Sayang: Menyamankan yang Tidak Nyaman

Oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA

Masih jelas teringat ketika suatu hari saya sedang ada jadwal di ruang prosedur diagnostik. Saya harus melakukan tindakan aspirasi sumsum tulang kepada seorang anak lelaki berusia 7 tahun yang terkena leukemia dan hendak mengevaluasi pengobatannya yang sudah ia jalani selama 2 tahun.

Setelah segala sesuatunya dipersiapkan, maka sang anak pun dipanggil ke ruangan bersama orang tuanya. Sekilas tidak tampak ada yang aneh sampai pada saat ia diminta untuk tidur telungkup, tiba-tiba ia bangun dan lari keluar ruangan dan dimulailah adegan perawat dan pasien kejar-kejaran hingga lobi rumah sakit yang akhirnya dibantu para perawat lain, bahkan keluarga pasien yang sedang menunggu akhirnya juga turun tangan.

Baca juga: Bagaimana ASI Cegah Kanker Payudara? Simak Penjelasan Dr. Edi Setiawan Berikut Ini!

Memang harus diakui bahwa di masa itu memang tidak dikenal penggunaan anestesi untuk tindakan aspirasi sumsum tulang, pungsi lumbal, dan intratekal. Tidak heran anak-anak banyak yang takut karena harus menjalani prosedur-prosedur tersebut karena menyebabkan rasa sakit yang tidak terhingga. Tak terhitung pihak orang tua yang kerap menceritakan kepada saya bahwa di malam sebelum si anak harus menjalani tindakan, mereka biasanya  tidak bisa tidur karena ketakutan.

Sebagai dokter yang melaksanakannya, terus terang hal ini juga merupakan tindakan yang tidak menyenangkan. Apa lagi bila dalam satu kali tusukan, cairan yang diharapkan keluar tidak keluar-keluar sehingga kita harus melakukan tusukan berikut yang tentunya makin membuat si anak tambah menjerit kesakitan. Benar-benar suatu keadaan yang tidak menyenangkan untuk kedua belah pihak.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories