dr. Nafla Rintisa: Dari Pasien Kanker Menjadi Dokter

Cancer can take away all of my physical abilities. It cannot touch my mind, it cannot touch my heart, and it cannot touch my soul.” – Jim Valvano

Kutipan yang sangat menyemangati, tidak saja bagi mereka yang terkena kanker tapi juga menjadi inspirasi banyak orang. Semua pasti setuju, sebagaimana disebutkan Jim Valvano, bahwa benar kanker dapat menghilangkan semua kemampuan fisiknya. Namun sama sekali tidak bisa menyentuh pikiran, hati, apalagi jiwanya.

Semangat tetap menyala dalam diri Jim Valvano yang juga dikenal sebagai Jimmy V. Pebasket berbakat, kemudian menjadi pelatih basket yang dikenal sangat ramah. Menutup usia akibat kanker setelah pertarungan hebat, tapi semangatnya telah terukir indah dan menginsipirasi untuk melewati kesulitan dalam kehidupan.

Mendengar seseorang dinyatakan terkena kanker, barangkali sebagian orang menganggap itu adalah mimpi buruk dan di alam nyata membuat seluruh hidup bagai terhenti. Gelap dan masa depan terputus tanpa kompromi.

Baca juga: Corina Permatasari Munthe: Garang di Lapangan, Riang di Halaman

Benarkah demikian? Semua tentu saja kembali pada bagaimana cara tiap orang menyikapinya. Menyerah kalah atau bertahan, meski semua itu tidak mudah. Sebagaimana kisah perjalanan Nafla Rintisa, memilih bertahan dengan segala upaya dari kanker dan mengejar cita-cita hingga menyandang gelar sebagai dokter, meski tahun 2002 dinyatakan terkena kanker leukemia.

Menjalani pengobatan selama dua tahun di Rumah Sakit Kanker Dharmais tidak membuatnya patah arang. Bersama kedua orang tuanya, bersama berjuang sepenuh hati demi melawan dan berusaha bangkit. Baik dari kesakitan, juga keterpurukan atas kenyataan yang disajikan ini.

Nafla Rintisa, memilih bertahan dengan segala upaya dari kanker dan mengejar cita-cita hingga menyandang gelar sebagai dokter

“Mematuhi aturan dokter dan dukungan dari berbagai pihak merupakan hal penting saat saya menjalani pengobatan. Juga rutin dan teratur mengkonsumsi obat. Termasuk harus disiplin menjaga pola makan. Menjauhi makanan cepat saji, juga yang mengandung bahan pengawet,” kisahnya mengenang saat-saat awal harus menerima semua kenyataan.

Perjuangan yang tidak mudah, apalagi harus merasakan beragam kondisi, seperti mual, kuku menghitam hingga perut membuncit. Masih lagi mengalami kebotakan sebagai dampak kemoterapi.

Tak berhenti sebatas kemoterapi saja, perempuan tegar ini juga harus melakukan Bone Marrow Puncture (BMP), intratekal, dan tindakan sinar. BMP atau aspirasi sumsum tulang adalah metode untuk mendeteksi penyakit kelainan darah seperti leukemia atau limfoma.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories