Escucha Me

Memasuki kehidupan bersama yang orang modern sebut bahtera rumah tangga, kutemukan suami dan aku ternyata setipe soal berkata-kata. Bedanya, aku bicara di luar rumah untuk mengajari orang terampil bicara, nah beliau ini meluncurkan rentetan aksara sebagai komentar dari yang terlihat dan didengar.  

Mulai dari situasi dunia, kehidupan sosial, politik, ekonomi, bisnis pokoknya nggak ada yang terlewat dikomentari melebihi pengamat sejati. Selagi nonton YouTube saja masih diselingi komentar dari tengah disaksikan pada waktu bersamaan.

Dulu aku selalu nyeletuk, “Mau nonton atau mau komen sih?”

Efeknya sangat di luar dugaan. Bukannya berhenti, lalu menikmati tontonan, tapi malah bekepanjangan hingga berujung pada perdebatan. Melelahkan.

Dialog masih bersambut, “Capek dengarnya, semua dikomentari, diprotes! Kan bukan aku yang bikin konten.”

“Bukan protes, hanya berpendapat,” sahutnya.

“Jangan sama aku!”

“Lha, sama siapa? Kalau istriku saja nggak mau dengar, siapa lagi yang mau dengar aku? Kamu juga kalau bicara selalu memaksa biar aku dengar,” ujarnya.

Benar juga!  Hanya ada aku dan dia. Dia hanya ingin didengar, tak butuh komentar balasan. Sesungguhnya mudah kan. Sejenak aku terpaku mencoba merefleksi diri. Memang kalau sedang  nyerocos aku agak maksa minta didengar. Karena jengkel kalau diabaikan. 

Seharian di luaran dan ketika kembali ke rumah, suami hanya ingin mengajak ngobrol kenapa harus keberatan ya?

Memang sih, dia butuh didengar, aku butuh istirahat. Tapi apa benar istirahatku terganggu hanya karena diminta mendengar tanpa harus berpendapat? Sekali lagi mendengar saja, meski topiknya lebih sering tidak menarik perhatianku karena beda arah. Tapi ya dia butuh pendengar.  

Tentunya ini hanya satu dari banyak tipe pria di jagat raya. Nggak semua juga doyan ngomong dan masih ada lagi sifat yang mengikuti seperti, selalu merasa paling tahu segala, tidak terima kritik apalagi disalahkan.

Pokoknya, kalau istilah orang Medan banyak macamlah! Satu hal penting pula, sebelum ‘diserbu’ para pria, karakter di atas juga ada pada perempuan tentu saja.  

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

  1. Terima kasih kak Ita, sudah diingatkan kembali akan hal penting ini.
    Hal yg sdh saya pahami sejak lama, tepatnya dari nasihat Romo saat persiapan pernikahan 32 tahun lalu.
    Jujur tidak mudah, tapi bukan tidak mungkin. Mohon berkat Tuhan utk di mampukan.

  2. Sangat menginspirasi mom ita, sungguh ajaib terpadunya dua karakter yang bagai langit dan bumi menyatu dalam comitmen hidup bersama diikat dengan janji suci di altarNYA,dan masih berproses sampai 32 th entah sampai kapan yang penting bersedia menjalani proses dengan legowo GBU Mom ita

  3. Jika boleh diperbandingkan,mendengar adalah menyerap energi dan berbicara mengeluarkan energi.Hidup mengajarkan keseimbangan antara menyerap dan mengeluarkan.Dengan kemampuan menyeimbangkan diri,akan mampu menciptakan kehidupan yang harmoni dalam hubungan rumah tangga maupun bermasyarakat.terimakasih Bu Ita,tulisan yang bagus.Dapat menjadi refleksi bagi pembacanya tentang kapan dan bagaimana menjadi pendengar yang baik.

Comments are closed.

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories