Lebih Dari Sekedar Tutur-Kata: Pentingnya Komunikasi

Oleh dokter, pasien ini diputuskan untuk dirujuk ke layanan paliatif. Kebetulan hari itu adalah jadwal saya menerima konsul ruangan. Setelah mempelajari kasus ibu ini dari rekam medis dan penuturan perawat, saya datang menemui sang ibu di kamarnya.

Saya memperkenalkan diri dan kemudian bertanya kepada ibu, “Apa yang terakhir dokter sampaikan kepada ibu?”. Ia menjawab, “Saya disuruh pulang dok”. “Kalau disuruh pulang harusnya seneng dong bu?”, timpal saya.

Baca juga: Berkendara dengan Bayi, Mengapa Perlu Kursi Khusus Anak?

Setelah saya ucapkan pertanyaan itu, mulailah ia mengeluarkan semua isi hatinya. Pada dasarnya ia ingin pulang, namun bingung karena siapa yang nanti akan mengurus luka kanker yang ada di payudaranya. Bagaimana kalau nanti harus mandi dan masih banyak hal lainnya yang dikhawatirkan.

Guna mengatasi kekhawatiran yang dirasakannya, saya berkata, “Sekarang saya mengerti bu. Dokter memang suruh ibu pulang, tetapi maksudnya bukan pulang saat ini. Makanya sekarang saya beri ibu waktu 1 minggu untuk mempersiapkan kepulangan ibu. Panggil orang-orang di rumah yang akan menjadi pelaku rawat ibu. Mereka akan tinggal di rumah sakit untuk belajar bagaimana merawat ibu nanti di rumah. Jadi, sejak hari ini, saya akan menarik semua perawat saya untuk tidak menangani ibu lagi secara langsung.

Foto oleh Miguel Á. Padriñán dari Pexels

Walaupun di rumah sakit, yang menangani ibu adalah pelaku rawat ibu. Jika ada yang kurang jelas, dia dapat bertanya kepada perawat dan perawat akan mengajarkannya. Perawat juga akan menilai apakah pelaku rawat ibu sudah mampu melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk merawat ibu di rumah. Seandainya ibu dan pelaku rawat ibu sudah memiliki kepercayaan diri, maka ibu baru pulang”.

Setelah saya sampaikan hal ini kepada si ibu, mulailah terlihat ada kelegaan dalam dirinya. Mukanya sudah tidak tegang seperti sebelumnya. Singkat cerita, sebelum mencapai 7 hari, si ibu dan pelaku rawatnya sudah minta pulang. Perawat juga sudah menilai kalau sang pelaku rawat sudah mampu dan percaya diri untuk merawat si ibu di rumah.

Kalau diperhatikan, ada dua dokter di sini dengan maksud dan tujuan yang sama, yaitu agar si ibu pulang. Walaupun tujuannya sama, setelah informasi disampaikan, si ibu ternyata memberi respon yang berbeda. Mengapa?

Dokter yang pertama, kalau diperhatikan dengan seksama, dapat saya katakan tidak memperhatikan 5 TEPAT di atas, yang saya singkat KaBaWa IKo (Kata, Bahasa tubuh, Waktu & tempat, Intonasi, dan Kondisi Psikologis).

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories