Proses tenun di Lepo Lorun diperlihatkan mulai dari benang, pewarnaan, proses tenun hingga jadinya. Semua bahan yang digunakan adalah bahan alami. Selain kapas, pewarna benang berasal dari kulit tumbuhan mengkudu, kayu kepang, dadap serep, kunyit, hingga kulit pohon mangga. Varian warna yang berbeda tentunya membuat kain semakin menawan. Begitupula alat yang sepenuhnya tradisional. Mulai dari alat tenun, tembikar, hingga pemintal benang. Dari bahan dan proses yang dijalani, kita tahu kenapa selembar kain tenun bisa berharga hingga jutaan rupiah. Produk tenun yang dihasilkan memang berkualitas tinggi dengan motif dan warna yang sangat cantik. Selain itu, tenun-tenun juga diolah lagi menjadi baju atasan, tas, topi dan aksesoris.
Selain belajar dan menambah wawasan mengenai tenun ikat, di Lepo Lorun pengunjung juga bisa menggali informasi tentang kebudayaan yang ada di Flores, Mama Alfonsa Horeng dengan senang hati menjelaskan. Begitu pedulinya beliau mengenai tradisi dan budaya Flores sampai mendapatkan kesempatan beberapa kali untuk melakukan pameran hingga ke luar negeri. Pada Tahun 2017, Lepo Lorun berhasil memikat masyarakat Amerika di ajang Tribal & TekstilArt Show di San Francisco.
Baca juga : Mandi air panas di pantai
Rasanya memang tak cukup berkunjung ke Lepo Lorun hanya beberapa jam. Tak habis cerita dari Alfonsa Horeng dan mama-mama lainnya dalam beberapa jam. Jika punya waktu luang, memang lebih sah jika mencoba bermalam di sini. Sudah tersedia homestay dengan kamar mandi yang bersih dan nyaman. Untuk urusan makan, jangan khawatir, mama-mama di sini juru masak handal semua. Makanannya dijamin lezat dengan sambal Koro Mude Lepo Lorun yang super pedas namun segar. Ditutup dengan minuman Padu Mude Juice Lepo Lorun, paduan buah papaya dan jeruk yang mendinginkan perut setelah dihajar sambal super pedas nan nikmat.-VLA-
-Finding Indonesia-
