Love Me Like There’s No Tomorrow

Intips

Selamat datang di rubrik Intips, inspirasi dan tips dari Ita Sembiring. Tempat berbagi seputar kisah rumah tangga dan bagaimana menyikapi. Kita semua boleh ikut berbagi kisah di kolom komentar dan menceritakan hasilnya. Setiap orang tentu bisa jadi inspirasi dan pemberi tips buat sekitar kita.

Jangan berkata cinta …

Kalau kau hanya menyisakan air mata

Tak perlu janjikan kesetiaan…

Kalau kau pergi tanpa pesan 

Sebab Cinta dan Kesetiaan bukan sekedar kata

*

Seorang teman pernah bertanya, apakah cinta bisa pudar?  

Kujawab asal waktu itu: “Jangankan pudar, musnah pun bisa!” 

Lalu dia tanya lagi, apakah cinta yang pudar bisa dipupuk? 

Masih seenaknya kusahuti: “Cinta bukan bunga tulip di Keukeunhof Botanical Garden”   

Photo by Brigitte Tohm on Unsplash

Semasa bermukim di negeri Kincir Angin, pernah seorang teman pria berdarah campur Indo Belanda datang mencurahkan segala isi hati dengan wajah terluka. Mengisahkan pernikahan yang sudah memasuki 18 tahun tengah di ujung perpisahan. 

Lalu kutanya apa sebab? 

Kuharap kalian saat membaca tulisan ini tidak akan kaget, apalagi menertawakan alasan istrinya ingin segera menyudahi kebersamaan yang tidak sebentar ini. Sejujurnya pada saat dia bercerita itu aku memang sempat tertawa mendengar alasan yang dikemukakan.

Tepatnya sih tercengang. Simpel saja, istrinya bilang tidak suka dengan karakter suara keras suami, meskipun ucapannya belum tentu kasar.  

Helloooooo….. setelah 18 tahun? 

Istri komplain jenis suara suami? Lalu ke mana saja selama 18 tahun ke belakang? Apakah suaminya baru bicara di tahun ke 18 akhir dan sebelumnya diam saja? Nggak mungkin kan? Atau barangkali istri berdarah tulen Belanda itu berhasil menahan diri selama ini, lalu memasuki awal tahun ke-19 pertahanannya bobol? Entahlah. 

Namun di ujung kisah mereka memang berpisah. Sekalipun aku mengikuti ‘drama’ keluarga ini dari awal hingga akhir sebagai sahabat dekat kedua pihak, toh tak mampu memberi asupan nasehat yang sekiranya bisa membuat mereka berpikir kembali.

Jangankan saranku, suaminya yang berusaha keras membangun puing romantisme sempat menyiapkan sebatang coklat berbungkus keemasan dilengkapi sebuket mawar merah segar dan sengaja bangun subuh demi merangkai kejutan hari Valentine pun tak digubris. Istrinya dengan kalem tapi menusuk hanya berkometar: “Buat apa semua ini, nggak perlu. Cintaku sudah habis untuk kamu. Het is voorbij…..!” (semua sudah berlalu)

Benar saja, di penghujung 2006 pernikahan itu selesai. Apapun upaya suami demi memperbaiki situasi, semua mentah di mata istri. Ya, karena itu tadi,  cinta sudah tergerus. Hilang! Tak perlu dibahas, benarkah cinta raib hanya karena tak tahan suara suami atau telah muncul cinta lain di luar sana sehingga alasan suara hanya mengada-ada?

Entahlah! Bukan point itu ingin kubahas. Tapi adalah benar cinta bisa sirna, tapi ada yang tidak pernah terelakkan, komitmen. Keluarga dibentuk bukan berlandaskan cinta semata, tapi ada sebuah perjanjian akan kesetiaan. Dalam untung maupun malang, suka atau duka, sehat atau sakit.     

Kehilangan rasa cinta terhadap pasangan bisa terjadi pada siapapun tanpa kecuali, termasuk aku. Tak usah cari penyebab kehilangan itu, karena pasti ada beragam perkara. Paling utama adalah bagaimana mengembalikannya dan bertahan.

Sungguh aku tak hendak menasehati selain memang tak layak. Sekadar berbagi seturut pengalaman yang telah terlalui bagaimana membangkitkan kembali semua yang tergerus agar jangan sampai terburai. Di tengah krisis rasa aku mengambil waktu berdialog dengan diri sendiri membahas probabilita. Hidup cuma sekali, tak tahu siapa akan duluan mati. Bisa jadi aku, bukan tak mungkin dia lebih dulu. 

Ini dia….!  

Kalau aku duluan, berarti tak lagi ada masalah rasa. Tapi kalau dia duluan? Sanggupkah aku menyimpan semua rasa bersalah setelah dia tiada, betapa selama hidup aku telah menyia-nyiakan satu jiwa yang nota bene adalah ayah dari anak-anakku dengan menghapus cinta padahal puluhan tahun bersama? Hanya karena 3 atau 4 tahun diselingi hari-hari tak sedap? Semudah itukah menghilangkan keindahan sisa belasan tahun lainnya?

Aku membayangkan betapa di sisa usiaku nanti hanya akan merindu bukan saja hal-hal indah bersama, termasuk ingin melihat kembali bagaimana menjengkelkannya saat dia ngomel, ketika merasa paling tahu segala termasuk teringat hal lain yang mengganggu, tapi selama ini telah mewarnai hari-hari kami. Bukankah ketika seseorang tiada, baru kita paham betapa berartinya dia dalam hidup kita? 

Lantas bila tahu demikian, kenapa ketika masih bersama tidak dimaksimalkan saja? Sehingga kita juga menikmati sisa hari penuh ingatan manis tapa bumbu penyesalan. Bukankah hidup dalam penyesalan sama sekali nggak asik bahkan menyiksa? Berangkat dari pemikiran ini aku terinspirasi lirik tembang lawas Freddie Mercury,  Love me like there’s no tomorrow, hold me in your arms, tell me you mean it….. 

Menghayati lirik di atas memang tidak semudah melantunkannya. Butuh upaya ekstra dalam membayangkan kalimat itu bukan diucapkan Freddie,  tapi meluncur dari bibir manis suamiku sambil memohon. Secara bersamaan aku merasa jadi perempuan perkasa, di mana seorang pria sampai memelas. Lalu aku terenyuh, sirnalah segala perkara menyakitkan. Jadi bukan cinta yang sirna, tapi masalahnya. Begitulah akhirnya tekad datang untuk mencintainya seakan tak ada hari esok dan ini serius.  

Sesekali memang tak salah berfantasi seakan dalam sebuah panggung megah sebagai primadona dalam lakon di mana seorang pria sangat membutuhkan cinta kita. Dan aku merasa sebagai perempuan yang sangat dibutuhkan. Yaaa…, dibutuhkan suami dan anak anak.  

Dan aku (baca: kami) bertahan.

Mau coba….?

Boleh tinggalkan komen dan yuk berbagi cerita seperti apa hasilnya… ya.  

Karena setiap orang bisa jadi inspirasi dan pemberi tips buat sekitar kita.

Salam cinta penuh sukacita

Ita Sembiring

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Comments are closed.

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories