Menjadi Guru! Dari Menapaki Garis Profesi Turun Temurun Hingga Pelarian Kejenuhan

Sebagaimana dituturkan Muji Rahayu, sudah 10 tahun mengabdi sebagai Guru. Ada dua pilihan awal sesungguhnya dalam benak. Pegawai negeri atau wiraswasta, tapi disuruh ibu menjadi Guru biar ‘menurunkan’ profesi ibu yang saat itu menjabat Kepala Sekolah Dasar.

Meski tidak sejalan dengan cita-cita tersimpan,  akhirnya bersemi juga rasa suka dan kebahagiaan mengajar. Paling tidak bisa merasakan sedikit perasaan Gurunya dulu bila teringat kenangan kisah masa sekolah.

“Saya pernah usil bikin Guru sampai menangis karena merasa beliau tidak siap mengajar. Dan saya dipaksa berdiri di bawah terik matahari sebagai ganjarannya. Jaman jadi siswa saya juga tidak mengerjakan tugas. Sekarang  merasakan sendiri betapa menjengkelkannya bila siswa diberi tugas, lalu tidak mengerjakan,” kenangnya.

Senada dengan perjalanan Toto Sugiarto menjadi Guru. Berkaca dari ayahnya, seorang  Guru agama dan meminta dia mengikuti jejak beliau. Sebagai orang muda di masanya dengan begitu banyak pilihan, permintaan ini tentu tidak menarik perhatian.

“Saya malah menekuni bidang industri kerajinan. Lulus sarjana, mulai terasa ada panggilan membagi ilmu. Permintaan ayah yang semula terabaikan ternyata datang dengan sendirinya. Saya ingin berbagi ilmu dengan berusaha  membuat siswa mencari tahu tentang sesuatu. Bukan sekadar diberitahu,” jelasnya.

Metode ini diterapkan sedemikian, meski di lapangan tidak selalu berjalan mulus. Tidak semua Guru juga yakin kalau siswanya bisa belajar sendiri. Kadang Guru  juga merasa belum mengajar bila tidak menyampaikan sesuatu.

Baca juga : Agar Si Kecil Bersahabat dengan Matematika

Bagi Toto, proses belajar paling mendalam adalah bagaimana mengajak siswa menemukan sendiri. Guru mengajarkan standardnya, lalu demi memenuhi konten, siswa harus aktif mencari tahu agar semakin kaya ilmu.

Beragam latar kisah Guru sebagai profesi ‘warisan’ orangtua dengan peristiwa yang mengikuti. Begitupun ketika seseorang mencari sebuah pelarian dari kejenuhan kantor, sekonyong-konyong pilihannya menjadi guru.

Related Posts

Comments

Comments are closed.

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories