Menyarikan Makna Pendidik Dan Pendidikan Dari Sisi Parenting

KOLOM DIGITAL EDUCATION OLEH M. GORKY SEMBIRING

Pendidikan, pembelajaran dalam arti sempit dalam konteks pendampingan dan pengasuhan, tidak melulu menjejali “amunisi” bagi anak-anak agar memiliki pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu bertahan hidup.

Di atas semua itu, justru kita perlu menciptakan kondisi agar mereka mampu meningkatkan imajinasi, intuisi, inspirasi dan inovasi serta kreasi. Itu yang akan membuat mampu terus dan tetap berkembang serta bertumbuh menjadi insan sehat dan bermanfaat bagi semesta!


Pendidik adalah seorang yang melakukan tindakan mendidik. Sampai dengan batasan tertentu, ultima aktivitas mendidik adalah menjadikan anak merdeka. Senyampang dengan itu, fungsi pendidikan meliputi ranah terkait kualifikasi, sosialisai, dan subjektifikasi.

Fungsi terakhir ini menempatkan anak sebagai subjek. Bukan objek! Yakni, subjek yang otonom atau merdeka. Pendidikan berperan sebagai tuntunan di dalam hidup dan tumbuh-kembang anak.

Pendidikan merupakan proses yang menuntun segala kekuatan kodrati yang ada pada anak. Agar mereka sebagai insan dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tinginya. Sebagaimana digarisbawahi Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara, kata kunci mendidik adalah menuntun.

Baca juga: Si Kecil Terlalu Malu Bergaul dan Menyendiri? Apa Sebab dan Bagaimana Mengatasinya?

Menuntun dalam pengertian terbatas, dapat dikatakan mendampingi tumbuh kembang anak dalam kerangka pengasuhan. Sehingga pada saatnya kelak menjadi insan otonom. Insan mahardikha.

Dengan ungkapan lebih operasional, sekali lagi dalam konteks parenting, kata kerja “menuntun” dapat diartikan sebagai kegiatan mengasuh atau mendampingi. Secara fungsional, pendidikan diharapkan mampu membawa manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hakiki.

Sari dari uraian di atas, di titik ini, dapat dirujuk sebagai pegangan untuk dan dalam proses mendidik anak-anak. Terutama bagi guru dan termasuk orang tua. Lalu, muncul muhasabah mendasar sebagai refleksi bersama, melengkapi cakrawala kita di era disruptif ini.

Mengapa kita wajib mampu menggambarkan fungsi dan peran pendidik dalam bingkai pendidikan keluarga secara tekstual dan kontekstual?

Baca juga: Si Kecil Terlalu Malu Bergaul dan Menyendiri? Apa Sebab dan Bagaimana Mengatasinya?

Bagaimana mengupayakan agar pendidik, terutama orang tua, mampu melakukan aktivitas pengasuhan dan pendampingan sejalan dengan perkembangan peradaban dan harus efektif?

Apa seyogya dilakukan orang tua agar dalam peran pengasuhan dan pendampingan membuat anak-anak memiliki modal kuat ketika memasuki moda pendidikan dan kehidupan sesungguhnya?

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

  1. Sebagai guru, idak dipungkiri selalu memiliki hasrat untuk mengubah karakter anak sesuai dengan norma agama dan etika sosial, namun upaya tersebut terkadang terhambat karena orang tua tidak mempunyai pandangan yang sama

  2. Sebagai seorang pendidik sudah selayaknya kita hanya bisa menuntun laku dan kodrat anak. Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita, seperti padi yang kita paksakan harus seperti jagung. Kita hanya bisa menuntun dan mengarahkan agar murid kita tidak kehilangan arah yang akhirnya dapat membahayakan dirinya.

Comments are closed.

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories