Moms, Bagaimana kalau Anak Sakit saat Mudik? Tetap Tenang dan Bertindak Bijak.

Oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA.

Hari Lebaran adalah momentum libur bersama keluarga. Walaupun disebut libur, tetap saja bagi dokter itu bukan libur mengingat hampir setiap saat telepon genggam berdering. Siapa yang menelepon? Tidak lain dan tidak bukan, orangtua pasien-pasien yang tengah mudik ke kampungnya.

Ada orangtua yang setengah panik melaporkan anaknya demam tinggi. Ada juga orangtua yang mudik ke Solo menanyakan obat batuk yang tepat bagi anaknya yang sedang terserang batuk karena kebanyakan minum es.

Itu baru sebagian. Masih banyak keluhan lainnya yang disampaikan orangtua sehubungan dengan kesehatan anaknya. Berikut adalah keluhan-keluhan yang cenderung terjadi pada anak di saat mudik Lebaran.

Demam
Demam merupakan gejala yang paling banyak dikeluhkan orangtua. Tidak perlu heran bila anak mengalami demam karena mungkin saja mereka kelelahan harus menempuh perjalanan berjam-jam menuju kampung halaman. Bisa juga akibat istirahat yang kurang karena anak-anak biasanya sudah lupa istirahat, tidur siang, atau tidur kemalaman kalau sudah bertemu saudara-saudaranya. Pastikan anak demam atau tidak demam dengan menggunakan termometer. Anak dinyatakan demam bila ketika diukur dengan termometer di ketiak, suhu tubuhnya di atas 37,5oC.

Baca juga: Mudik Tahun Ini? Yuk Unduh E-Book “Mudik Aman Berkesan 2023”, Panduan Mudik Lengkap dan Terbaru Sekali Klik

Jangan panik. Berikan saja mereka obat penurun panas. Bisa golongan asetaminofen (parasetamol) atau ibuprofen. Ingat, obat-obat penurun panas ini bukan untuk menyembuhkan tetapi untuk menyamankan. Jadi jangan heran bila setelah diberikan obat penurun panas, suhu tubuh anak-anak ini akan turun.

Namun hal ini hanya untuk sementara, lebih kurang satu jam kemudian, suhu tubuh anak akan meningkat kembali.

Mengingat fungsinya yang hanya untuk menyamankan, berilah obat penurun panas saat suhu tubuh anak di atas 38,3oC. Mengapa? Karena anak-anak di atas suhu ini biasanya mulai merasa tidak nyaman, rewel, tidak bisa tidur, dan lain-lain. Kapan sembuhnya? Lebih kurang tiga hari. Jadi harus sabar.

Batuk dan Pilek
Gejala-gejala ini juga merupakan gejala banyak dikeluhkan orangtua. Biasanya anak-anak batuk pilek karena minum es, makan makanan yang digoreng, atau makan makanan yang manis-manis.

Seperti halnya deman, saat anak batuk tidak perlu panik. Perhatikan saja batuknya, kering atau berdahak. Jika batuk kering, berikan obat batuk apa saja yang bersifat antitusif. Seandainya berdahak, berikan obat batuk yang bersifat mengencerkan dahak (ekspektoran). Selain kedua obat tersebut, jangan lupa minum yang banyak.

Diare
Mengenai gejala yang satu ini, orangtua sering menyebutkan penyebabnya karena salah makan. Sebetulnya bukan makanannya yang salah, namun karena anak-anak lupa memperhatikan kebersihan tangannya atau dengan kata lain lupa atau malas cuci tangan. Kalau suasana di rumah sudah ramai dengan saudara dan handai taulan, orangtua sudah tidak mungkin memantau anak-anaknya lagi. Pada saat-saat seperti inilah kuman memiliki kesempatan masuk ke dalam tubuh anak dan menimbulkan diare.

Ingat, penanganan diare bukan untuk menghentikan diarenya, namun untuk menjaga agar anak tidak kekurangan cairan. Jadi obat utama diare pada anak adalah minum. Lebih baik lagi kalau anak bisa minum oralit.

Jika di lokasi mudik oralit sulit didapat, buatlah oralit rumah tangga dengan memasukkan satu sendok munjung gula dan sedikit garam ke dalam 200 ml air matang. Berada dosisnya? Dosisnya adalah berat anak dikali dengan 10. Misalnya berat badan anak 10 kg, cairan oralit yang harus diberikan kepada anak setiap kali diare adalah 10 x 10, yaitu 100 ml.

Jika wujud diarenya cair, tidak perlu diberikan obat-obat lain kecuali cairan seperti apa yang telah diterangkan di atas. Seandainya terdapat darah atau lendir, segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan antibiotik.

Anak yang mengalami diare perlu dirawat bila setiap kali diare anak susah minum atau selain diare anak juga mengalami muntah dan susah minum. Kedua hal ini perlu mendapat perhatian karena berpotensi menyebabkan anak kekurangan cairan. Sama dengan penyakit virus lainnya, jika diarenya cair, sembuhnya lebih kurang tiga hari. Jadi, harus sabar juga.

Alergi
Biasanya yang dimaksud orangtua dengan alergi bila pada permukaan kulit anaknya timbul merah-merah dan anak terlihat mempunyai kecenderungan menggaruk karena gatal. Hal ini biasanya terjadi karena anak makan makanan yang memang dia alergi terhadap makan tersebut. Mungkin karena alasan yang sama dengan terjadinya diare, anak lepas dari pantauan orangtua sehingga dengan leluasa makan makanan yang ternyata mereka alergi terhadap makanan tersebut.

Secara sederhana, untuk mengatasinya anak dapat diberi antihistamin. Obat sejenis ini yang banyak dijumpai di mana-mana adalah CTM. Bila tidak ada, orangtua dapat mencari obat anti mabuk anak-anak yang terkenal dan juga ada di mana-mana yang isinya CTM juga. Seandainya akibat alergi yang terjadi anak terlihat mengalami gangguan dalam bernapas, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan yang lebih intensif.

Susah Makan
Pada saat Lebaran, anak-anak balita sering dikeluhkan orangtuanya susah makan. Mengapa demikian? Apa bedanya makan bagi anak-anak ini di saat Lebaran dan di saat bukan Lebaran?

Jawabannya ternyata sederhana. Kalau makan di saat bukan Lebaran, mereka makan dengan mbak-nya, sementara kalau Lebaran mereka makan dengan ibu atau bapaknya. Mungkin kalau makan sama mbak-nya, anak diajak jalan-jalan ke taman. Kalau Lebaran tiba, sudah tidak mungkin bagi orangtua untuk melakukan hal yang dilakukan si mbak. Mereka biasanya sudah terlalu lelah untuk itu.

Baca juga: Idulfitri 2023: Ciptakan Mudik yang Aman, Nyaman dan Terbebas dari Kekerasan Seksual bagi Perempuan dan Anak

Oleh karena itu, setelah si mbak nanti kembali bekerja, beritahu kepadanya mengenai nilai-nilai apa yang ingin ditanamkan orangtua kepada anaknya. Melalui cara ini diharapkan si mbak dapat mendukung apa yang diinginkan orangtua sehingga tidak ada lagi dualisme dalam diri si anak. Mau si mbak atau ibu/bapak, semua sama saja.

Bepergian dengan Pesawat
Walaupun ini bukan gejala, namun banyak orangtua yang menanyakan kepada saya mengenai hal yang satu ini. Prinsipnya boleh saja membawa anak mudik dengan menggunakan alat transportasi udara. Hanya saja ada yang perlu diperhatikan, yaitu upayakan agar anak melakukan gerakan mengunyah pada saat pesawat akan mendarat.

Upaya ini harus dilakukan untuk membebaskan anak dari rasa nyeri di telinga atau pecahnya gendang telinga. Anak yang lebih besar mungkin dapat diminta mengunyah permen. Sendainya masih bayi, usahakan agar bayi dapat menyusu pada payudara ibunya.

Pengetahuan yang cukup mengenai tindakan apa yang harus dilakukan jika seorang anak sakit kiranya dapat membuat orangtua memiliki kepercayaan diri membawa anak-anaknya mudik. Sedia obat sebelum mudik, mungkin itu pepatah yang harus diingat jika orangtua hendak pergi mudik Lebaran.

Foto utama oleh Markus Winkler dari Unsplash

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

  1. Trimakasih dr. Edi, Sp.A untuk sharing knowledge tentang tips mudik bersama anak.

    “Kabahagiaan orang tua adalah ketika melihat anaknya sehat dan bahagia”
    Salam sehat Anak Indonesia

    Wayan Martini

Comments are closed.

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories