Ngeri-Ngeri Sedap, Film Besutan Bene Dion Rajagukguk yang Sungguh ‘Ngeriii’ tapi Sedap

Sekali lagi, aku tak berurai air mata nonton film yang salah satu Executive Producernya sutradara kondang Angga Dwimas Sasongko ini. Lebih merasakan memang ‘ngeri’ andai gagal merasakan ‘sedap’nya. Aku terlahir dalam keluarga Batak tanpa percampuran. Diajarkan budaya, adat serta nilai warisan leluhur oleh ayah ibuku.

Ketika mereka meninggal, peninggalannya pun bukan tanah, ladang, atau gedung  sebagaimana anak lain dapatkan. Warisannya berwujud ajaran hidup yang tidak habis dan tidak kurang dibagi ke semua anak. Meski semua berebut, pasti cukup bahkan berlebih. Bebas sengketa!  

Apa yang terjadi pada Domu si anak sulung dan adik-adiknya Sarma, Gabe dan Sahat, bukan hal baru dalam penglihatanku.  

Sebagaimana khasnya pria batak, kerap disapa Amang atau Ayah, selalu identik dengan figur keras, tegas, kokoh sedikit memaksakan kehendak hingga dominan dalam keluarga. Manakala masalah datang, pasti terselesaikan berkat campur tangan figur perempuan Batak dengan sapaan Inang alias Ibu.

Amang selalu tergambar keras, Inang pasti tampak mengalah tapi belum tentu lemah. Sebab bisa jadi patuh di awal, lalu ngerinya menerjang di ending. Tapisedapnya..,tetap dengan sentuhan kasih sayang dibalut keteguhan hati perempuan sejati. Membuat pria Batak sedominan apapun bakal berbalik melunak. Patuh tanpa kekerasan demi kebaikan.

Jadi aku tidak menangis, sebab kisah dan situasi tersaji dalam film ini teramat dekat dalam  keseharian tidak saja keluarga Batak, tetapi keluarga pada umumnya. Pasti adalah hal-hal begini. Nyata!

Termasuk perihal pola asuh anak berupa ilmu turun temurun. Manjur pada jamannya, tetapi ketika pola itu hanya di copy paste tanpa improvisasi maka ungkapan di atas akan sangat pas diserukan: “Alamaaaaaaak.. ngeri-ngeri sedap awak dibikin kawan inilah!”

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories