Penemuan Terbaru: Penggunaan Gadget Sejak Dini Berhubungan dengan Peningkatan Kejadian Autisme

“Studi di Jepang menunjukkan bahwa screen time berkepanjangan di tahun pertama kehidupan berhubungan secara signifikan dengan kejadian autisme di usia 3 tahun.”

Kolom dr. Laksmita Dwana, S.S

Autisme, kini kerap disebut sebagai gangguan spektrum autisme (GSA), merupakan gangguan perkembangan dengan karakteristik lemahnya bidang interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku berulang atau minat terbatas.

Anak dengan GSA biasanya mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial-emosional timbal balik seperti diajak berbicara, kekurangan atau tidak memiliki emosi atau ekspresi yang sesuai untuk suatu keadaan, atau tidak memberi respons sama sekali jika dipanggil atau diajak berbicara.

Ciri khas lain yang dapat ditemukan pada anak yang menderita GSA adalah tidak adanya kontak mata, tidak adanya ekspresi wajah, atau ketiadaan bahasa tubuh lainnya. Untuk anak yang lebih besar, dimana hubungan pertemanan mulai terbentuk, anak dengan GSA sulit menjalani pertemanan tersebut hingga tidak menaruh minat untuk menjalin hubungan dengan teman.

Perilaku, minat, dan aktivitas anak dengan GSA sangat terbatas (stereotipik) dan sifatnya berulang (repetitif). Dalam berbicara atau berinteraksi dengan benda, anak biasanya menggerakan anggota tubuh tertentu secara berulang, mengurutkan mainan, menumpuk kaleng, membolak-balik benda atau lembaran kertas pada buku, atau mengulangi perkataan orang (ekolalia).

Anak cenderung melakukan rutinitas seperti ritual dan kaku, juga hanya menyukai benda atau mainan tertentu.

Angka kejadian autisme meningkat dari tahun ke tahun. Akan tetapi, hingga saat ini penyebab utama autisme masih belum diketahui secara pasti. Namun, faktor genetik dan faktor lingkungan diduga menjadi penyebab dari gangguan ini, salah satunya adalah penggunaan gadget.

Sejak tahun 2019, beberapa studi telah mengungkapkan adanya faktor lingkungan seperti screen time berhubungan dengan karakteristik GSA dan mempengaruhi struktur otak secara spesifik.

Karenanya, pada tahun 2019, World Health Organization (WHO) mempublikasikan pedoman terkait aktivitas fisik sehat, perilaku sedentary (kurang beraktivitas), dan pola tidur pada anak usia di bawah lima tahun, dimana pedoman tersebut menyatakan bahwa anak di bawah usia satu tahun seharusnya tidak dipaparkan dengan layar.

The American Academy of Pediatrics juga merekomendasikan bahwa anak seharusnya jika terpapar oleh layar gadget hingga usia 18 bulan; mengingat adanya efek samping akibat paparan layar terhadap kondisi kesehatan anak. Untuk menjaga tumbuh-kembang si kecil di era digital ini, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan oleh Moms and Pops.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories