Perjuangan Orang tua Mencari Kesembuhan bagi Anaknya yang Terkena Kanker

Mungkin banyak yang mempertanyakan mengapa harus keluarga yang mengantarkannya sendiri, mengapa tidak dikirim melalui jasa kurir? Bukannya tidak mau menggunakan jasa kurir, namun saat itu kami terbentur dengan peraturan yang tidak memperbolehkan pengiriman spesimen darah maupun cairan tubuh lainnya ke luar Indonesia. 

Bersyukur keluarga dapat mengumpulkan uang dalam waktu singkat sehingga dapat ditetapkan kapan waktu yang tepat untuk pelaksanaannya. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, sel T diambil dari tubuh Ana. Masih dihari yang sama, sel T tersebut segera dibawa oleh sang ayah dan diterbangkan ke Kuala Lumpur. Saya membekalinya dengan surat yang menerangkan apa yang dibawa dan untuk apa darah itu dibawa. Tidak lupa dicantumkan nomor telepon genggam saya sekiranya ada petugas di bandara yang memerlukan keterangan lebih mendalam. 

Sesampainya di Kuala Lumpur, petugas laboratorium sudah menunggu di bandara untuk menerima sel T Ana yang akan direkayasa. Selesai menyerahkannya, ayah kembali ke Jakarta dengan pesawat berikutnya. Proses rekayasa memakan waktu lebih kurang 1 minggu.

Baca juga: Balita dan Layar Kaca – Mengapa dan Bagaimana Efeknya?

Setelah seminggu, petugas laboratorium menghubungi ayah Ana dan janjian untuk proses pengambilannya. Serah terima sel T yang sudah direkayasa dari petugas laboratorium ke sang ayah juga dilakukan di bandara. Sama dengan proses pengantaran, setelah sel T diterima, ayah langsung pulang kembali ke Jakarta. 

Sesampainya di bandara di Jakarta, sang ayah sempat menelepon saya dan meminta saya untuk berkomunikasi dengan petugas bandara. Beliau ingin mengkonfirmasi penjelasan sang ayah. Kebetulan saya sedang di ruang dimana Ana dirawat. Melalui video call, saya perlihatkan Ana yang sedang dirawat dan menunggu sel T yang dibawa ayahnya. Ayah akhirnya dipersilahkan untuk melanjutkan perjalanan. 

Foto oleh Pixabay dari Pexels

Setibanya di rumah sakit, sel T yang telah direkayasa segera saya infuskan ke dalam tubuh Ana. Hasilnya luar biasa, Ana kini sudah dapat dinyatakan sebagai penyintas kanker anak. Tidak sia-sia perjuangan keluarga yang telah mengeluarkan biaya yang cukup banyak dan harus bolak balik Jakarta – Kuala Lumpur demi kesembuhan Ana, anak sulung mereka dari dua bersaudara.

Saat ini, masih untuk anak-anak dengan leukemia, banyak orang tua yang masih harus berjuang untuk mendapatkan tablet 6 Mercaptopurine atau lebih dikenal dengan singkatannya 6MP. Obat ini adalah salah satu obat yang digunakan dalam protokol pengobatan Leukemia Limfoblastik Akut pada anak di seluruh dunia.

Sekalipun digunakan di seluruh dunia, obat ini dalam beberapa tahun terakhir tidak diperbolehkan beredar di Indonesia oleh BPOM. Jika ada rumah sakit yang membutuhkannya, dianjurkan oleh BPOM untuk menggunakan skema khusus untuk memproses pengadaanya. Kesannya mudah, namun kenyataannya tidak demikian. 

Pernah ada sejawat yang pernah mencoba menggunakan skema khusus yang dimaksud di atas, namun kebetulan obatnya bukan 6MP. Bagi sejawat ini, obat tersebut sangat esensial untuk menyembuhkan pasiennya. Singkat cerita, karena proses yang mungkin terlalu panjang, pasiennya sudah meninggal terlebih dahulu sebelum obatnya datang.

Sudah banyak upaya yang dilakukan, baik oleh perorangan maupun institusi, untuk menghadirkan obat 6MP ini di Indonesia. Tetap tidak ada solusinya. BPOM tetap pada pendiriannya bahwa obat tersebut tidak boleh beredar di indonesia. 

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories