Terhimpit antara Si Kecil dan Kakek-Neneknya: Mengenal Lebih Dekat “Sandwich Generation”

Moms and Pops, satu hal yang sering kali tersisihkan, khususnya di tengah kesibukan dunia pernikahan ketika si kecil hadir di antara kita, adalah bahwa kita sendiri juga masih berstatus anak di mata orang tua masing-masing, termasuk di dalamnya segudang tanggung-jawab sebagai anak yang harus tetap kita penuhi kepada orang tua yang tentunya harus selalu dijaga bersama segudang persiapan dan kebutuhan si kecil yang juga harus dipenuhi.

Adapun fenomena Sandwich Generation ini baru terdeteksi sekitar akhir abad 20 dan disebabkan karena perubahan gaya hidup masyarakat urban di mana banyak pasangan mulai menunda pernikahan, sementara setelah menikah baru memutuskan untuk punya anak di usia yang jauh lebih matang dibanding jaman dahulu.

Baca juga: Cegah Parental Burnout, Gaya Asuh Positif Butuh Stamina yang Juga Positif!

Penundaan usia nikah dan punya anak telah menggeser jarak umur antara orang tua – anak – cucu sehingga ketika si kecil hadir di tengah keluarga, kakek-neneknya telah memasuki usia lanjut yang juga membutuhkan perawatan ekstra karena kondisi fisiknya yang sudah menurun. Berbeda di jaman dahulu ketika kebanyakan pasangan menikah dan punya anak di usia awal 20-an sehingga kakek-neneknya masih di usia yang cukup prima 40 – 50 tahunan.

Posisi berada di antara orang tua yang sudah manula dan si kecil yang masih bayi menuntut komitmen khusus baik secara emosional maupun finansial yang tentunya bila tidak diantisipasi dapat menyebabkan kita rentan terhadap stress karena merasa terhimpit sehingga mempengaruhi kehidupan pernikahan, kehidupan sosial, dunia kerja dan keuangan keluarga.

Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories