Terkena Covid dan Menghindari Dampak Gangguan Mentalnya

Hal ini tentu saja berimbas tidak hanya pada diri penderita (misalnya, menambah stress karena tidak ada dukungan sosial, stigma sosial yang membuat cemas, dsb), tetapi juga pada keluarga dan orang lain (misalnya jadi takut untuk tes karena tidak mau mendapati dirinya positif terinfeksi).

WHO juga mengatakan bahwa tingkat stress dan kecemasan meningkat ketika diberlakukannya lockdown dan karantina. Dapat dibayangkan bahwa ketika individu ditarik dari lingkungan, rutinitas, dan aktivitas sosialnya untuk mengisolasikan diri di rumah, kecederungan untuk merasa kesepian, depresi, bahkan pikiran untuk menyakiti diri dan bunuh diri muncul lebih sering.

Apa yang kemudian setidaknya dapat dilakukan?

Hal-hal apa saja yang dapat kita lakukan sebagai bagian dari masyarakat yang sedang berjuang untuk survive di era pandemik ini?

Farah Djalal menuturkan bahwa jika Anda saat ini sebagai orang yang sedang terjangkit Covid dan sedang melakukan isolasi, jangan merasa khawatir dan panik. Tanamkan di pikiranmu bahwa Anda tidak melalui ini sendirian. Masih ada keluarga, teman, dan orang lain (Misalnya tenaga medis) yang siap membantumu.

Baca juga: Tanpa Masker, Bagaimana Menjaga Anak di Masa Pandemi?

Jika kamu cukup kuat dan segar, lakukan hal yang biasanya kamu lakukan sehari (misalnya, yoga di dalam kamar, lari di treadmill, bekerja secara online) atau lakukan sesuatu yang biasanya tidak bisa kamu lakukan (finally me time!). Lakukan isolasi ini tidak hanya untuk dirimu sendiri, tapi juga untuk orang sekitarmu dan orang-orang yang kamu sayangi agar tidak tertular. Tetap lakukan prokes juga ya!

Jika kamu penyintas (orang yang berhasil sembuh dari covid), kamu bisa memberikan dukungan bagi teman-temanmu yang saat ini sedang berjuang untuk bisa sembuh. Ceritakan pengalaman positifmu menghadapi Covid. Walaupun kamu berhasil sembuh, bukan berarti kamu dapat menyepelekan penyakit ini ya. Tetap jaga kesehatan dengan prokes yang ada. Fool me once shame on you, fool me twice shame on me 😉

Jika kamu saat ini dalam kondisi sehat dan belum pernah terjangkit, maka ayo hindari stigma tentang penyakit ini. Tetap dukung dan bantu teman-teman yang terjangkit, terkadang mereka hanya butuh dukungan sosial saja lho (Seperti video call, kirim camilan, pesan-pesan untuk memotivasi, dan lain-lain).

Dengan demikian, kita tidak hanya berusaha untuk melawan Covid-19 ini dengan protokol kesehatan, tapi juga dengan dukungan sosial untuk melawan imbas dari virus ini terhadap kesehatan mental. Tidak hanya menciptakan masyarakat yang immune dari virus, tapi juga immune hati dan jiwanya!

Sumber paparan Farah Djalal, S.Psi., M.Sc., Ph.D.:

1. A guide to preventing and addressing social stigma associated with COVID-19

2. https://www.euro.who.int/en/health-topics/health-emergencies/coronavirus-covid-19/publications-and-technical-guidance/mental-health-and-covid-19#:~:text=As%20the%20coronavirus%20pandemic%20rapidly,also%20expected%20to%20rise.)

Foto utama dan ilustrasi dari Burst

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories