10 Orientasi Pendampingan Anak di Tengah Badai Digitalisasi

KOLOM DIGITAL EDUCATION OLEH M. GORKY SEMBIRING

Refleksi: Bagaimana gambaran harapan baik dan potensi risiko menyikapi perkembangan teknologi dalam membentuk daya tahan anak-anak sejak sekarang sampai belasan tahun mendatang?

Ada kalimat bijak Lyndon B. Johnson, Mantan Presiden Amerika Serikat: “Jika generasi mendatang ingin mengingat kita lebih banyak dengan rasa syukur daripada kepiluan, kita harus mencapai lebih dari sekadar ikut dalam keajaiban teknologi. Kita harus memberi mereka pandangan mengapa dan bagaimana dunia saat diciptakan. Tidak hanya seperti terlihat saat kita melewatinya!”

Seliweran informasi begitu banyak dewasa ini, berita baik dan benar juga yang menyesatkan bahkan membahayakan. Belum lagi konten mengandung ujaran kebencian, berita bohong dan perundungan. Sadar atau tidak, suka atau tidak, di hadapan kita melalui layar gawai masing-masing semua terpampang.

Dalam konteks ini, kita sebagai orangtua merasa bersalah jika membiarkannya. Jauh dari kepatutan dan kebaikan masuk dan menghampiri anak-anak, membuat was-was jika dibiarkan menumpuk di gawai mereka. Sebaliknya, jika dikendalikan dengan ketat, bisa jadi anak-anak malah kesepian di keramaian.

Baca juga: 3 Ritual Menumbuhkan Kebiasaan Baik bagi Anak Mendahului Masa Depan

Mampukah kita menghitung dan menentukan guna membedakan berbagai jenis pengalaman pencaharian informasi di era digital saat ini yang sangat mudah diperoleh secara daring?

Gejala yang harus direspons dengan bijak, merupakan masalah penting dan genting bagi orangtua zaman ini!

Bagaimana gambaran harapan kebaikan dan potensi keburukan menakutkan akibat perkembangan teknologi menyertai dan membentuk kehidupan anak-anak kita sekarang dan ke depan?

Harus selalu waspada!

Begitu teknologi baru datang merajalela dan menguasai kita, dua pilihan tersisa. Kita yang menjadi mesin giling atau menjadi bagian dari jalan. Tegasnya, melindas atau dilindas. Sama-sama tidak membuat nyaman.

Menjadi penting kita fokus dan meletakkan dasar kepercayaan pada teknologi. Tapi, jangan sampai mengabaikan apa lagi tanpa terlebih dahulu memberi dasar dan kepercayaan kepada anak-anak. Jika semua masuk dan duduk pada tempatnya, teknologi adalah pelayan yang sangat membantu. Namun, bila tidak disikapi bijak, pada saat bersamaan teknologi merupakan majikan berbahaya. Kita dapat saja menjadi penghamba. Dijajah dalam bentuk berbeda hingga tak berdaya oleh dan akibat teknologi.

Foto oleh Jessica Lewis Creative dari Pexels

Jelas ada yang khawatir bagaimana anak-anak akan bertumbuh-kembang di era kemajuan teknologi yang semakin canggih. Artinya, ada yang menganggap anak-anak belum siap dan karenanya harus disiapkan. Ada juga yang berposisi baik-baik saja sepanjang anak-anak telah memiliki kecakapan bagaimana berselancar bersama teknologi dalam dunia nyata.

Salah satu aspek penting harus disadari penuh adalah semua pihak sadar akan adanya aturan formal dan etika universal. Ini akan membuat kita mampu menghindari akibat bersifat fatal dari kehadiran teknologi serba digital.

Ada beberapa upaya antisipatif memitigasi potensi keburukan yang hadir jika kemajuan teknologi ini menghampiri anak-anak kita.

Baca juga: Sambut Hari Anak Nasional, Menteri PPPA Serukan Komitmen Pemenuhan Hak dan Perlindungan Khusus Anak

Sebagai ilustrasi, ada usulan aturan waktu memandang layar maksimal ditetapkan, terkait alasan kesehatan fisik dan mental. Sayangnya, banyak pihak termasuk orangtua, jarang mengetahui apa dasar aturan itu. Sehingga ketika anak memandang layar gawai berlebihan, terus menerus dalam waktu panjang, belum ada kesadaran bersama saling mengingatkan.

Di sisi lain, katakan ada batasan soal pemakaian gawai, kebanyakan kita tidak terlalu perhatian secara memadai. Apa lagi jika ada batasan lain bersifat lebih psikologis di mana latar belakangnya tidak semua pihak menguasai dengan baik.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories