7 Jurus Keren Mendampingi Anak Tumbuh Cemerlang

KOLOM DIGITAL EDUCATION OLEH M. GORKY SEMBIRING

Moms dan Pops, para guru dan anak-anak sekolah, selamat Hari Pendidikan Nasional.

Kita mulai dengan berefleksi pada ungkapan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara: Anak-anak tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu!

Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja tetapi harus juga mendidik si murid akan dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya guna amal keperluan umum. Pengetahuan yang baik dan perlu itu yang manfaat untuk keperluan lahir batin dalam hidup bersama!

Melakukan refleksi atas kedua kutipan Ki Hajar Dewantara di atas, kita akan sepakat, mendampingi tumbuh-kembang anak adalah prioritas utama tiap orangtua. Berdoa dan berusaha agar pada saatnya memiliki anak berpengetahuan atau cemerlang. Kita kemas dalam bingkai keindonesiaan, sebutlah sebagai anak cerdas dan berkarakter!

Membangun insan berilmu amaliah dan beramal ilmiah agar generasi emas negeri ini mampu melestarikan bangsa Indonesia tetap ada, menjadi lebih baik dan lebih maju.

Ya, cerdas dan berkarakter! Cerdas dalam ranah spiritual, emosional, intelektual dan fisikal. Berkarakter merujuk ke dasar negara Pancasila. Secara harfiah insan berkarakter Indonesia sejati adalah beriman-takwa, menghargai hak asasi manusia, mencintai persatuan, berjiwa gotong royong, gemar berbagi demi kesejahteraan bersama.

Dari sisi pedagogis, membangun anak berpengetahuan (cemerlang atau cerdas dan berkarakter) sejatinya mendapat pembelajaran dalam kerangka pendidikan utuh. Tidak sebatas pengajaran, lebih dari itu! Pendekatan pembelajaran tahap ini bukan sekadar memberi tahu anak yang tadinya tidak tahu menjadi tahu (transfer ilmu).

Baca juga: 7 Tips Dampingi Anak Atasi Rasa Takut Gagal

Harus mampu memberi tahu anak yang tadinya tidak tahu, menjadi tahu apa yang dia tahu kemudian mampu mengeluarkan apa yang mereka tahu tersebut kepada orang lain bahwa mereka tahu dan mampu. Pada gilirannya orang lain menjadi tahu pula.

Pembelajaran (learning dalam kerangka pendidikan) sejatinya berimbang secara harmonis dalam hal menggosok kalbu anak (membangun kecerdasan spiritual), menghaluskan rasa anak (mengembangkan kecerdasan emosional), menajamkan akal anak (mengasah kecerdasan intelektual) dan mengolah raga anak (membentuk kecerdasan fisikal). Dengan pendekatan ini, anak mampu menginternalisasikan karakter sebagai insan Pancasilais sejati.

Peran sekolah, terutama guru adalah dominan, yaitu membelajarkan anak secara sistematis, sinergis dan harmonis sehingga memiliki kecerdasan spiritual, emosional, intelektual dan fisikal. Sebagai syarat agar mampu menjaga serta melestarikan negeri dan bangsa di semua zaman. Apakah ini cukup?

Baca juga: 4 Tahapan Usia Anak dan Kecondongan Merespons Teknologi Digital

Sejalan dengan ungkapan Ki Hajar Dewantara bahwa anak cerdas dan berkarakter sejatinya “mempunyai ketetapan, tidak tergoyahkan, berisi dengan berilmu pengetahuan, hingga yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa apa yang dilakukannya adalah benar dan baik!”

Rasanya tidak bijak jika secara sengaja membiarkan dan “menyerahkan total” pengurusan harmonisasi ini sepenuhnya kepada guru. Orangtua sebaiknya membuat “jembatan” agar ketika guru membelajarkan, anak-anak sudah punya modal awal memadai.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Comments are closed.

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories