Ajak Masyarakat Cegah Stunting Sejak Dini

Kemenko PMK terus melakukan berbagai kegiatan dalam upaya percepatan penurunan stunting, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah Sosialisasi Pencegahan Stunting kepada masyarakat khususnya yang berisiko stunting.

Pada kesempatan tersebut Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan YB Satya Sananugraha mengatakan stunting terjadi diantaranya disebabkan asupan gizi yang kurang pada masa 1000 hari pertama kehidupan dan juga faktor faktor lain seperti pola asuh, dan juga karena 4T yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu banyak.

Untuk itu upaya pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini yakni sejak masa remaja, saat akan menikah, hamil, sampai anak berusia 5 tahun. Upaya pencegahan ini sangat penting dilakukan sehingga anak yang dilahirkan dalam kondisi sehat dan tidak stunting.

Baca juga: Pekan ASI Sedunia, Dukung Ibu Bekerja Terus Menyusui

Hal tersebut disampaikan pada acara Sosialisasi Pencegahan Stunting di Kabupaten Pesawaran bertempat di Desa Banjar Negri Kecamatan Way Lima pada selasa pagi (15/8/2023) yang dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial mewakili Bupati Pesawaran dan Ketua Tim Penggerak PKK dan para Camat, Kepala Desa, Tim Penggerak PKK, dan tokoh masyarakat serta tokoh agama.

Pada Kesempatan tersebut, dan Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kemenko PMK, Jelsi Natalia Marampa mengatakan bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Jadi yang pendek belum tentu stunting tapi kalau stunting pasti pendek.

Jelsi selanjutnya menyatakan bahwa dampak stunting pada anak yakni rendahnya kemampuan kognitif/kecerdasan pada anak, anak mudah sakit, lambat dalam mengikuti pelajaran.

Jelsi menambahkan, upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah stunting pada yakni konsumsi makanan yang mengandung protein hewani setiap hari (telur, ikan, daging sapi, daging ayam, dan berbagai bahan makanan lainnya), rutin melakukan penimbangan ke Posyandu, dan berikan ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan. ASI mengandung zat gizi lengkap dan mudah diserap dengan sempurna terutama ASI yang pertama keluar dan berwarna kekuningan (kolostrum).

Pada kesempatan ini Ketua Tim Penggerak PKK Kab. Pesawaran Hj. Nanda Indira Dendi, S.E., M.M., menegaskan bahwa TPPS telah melakukan berbagai macam upaya untuk mempercepat penurunan angka stunting di Pesawaran. Mulai dari kecamatan hingga desa. “TPPS Pesawaran saat ini telah membentuk tim audit kasus stunting yang bertanggung jawab melaksanakan audit kasus stunting dan rencana tindak lanjutnya,” katanya

Sementara itu, Bupati Pesawaran melalui Asisten Pemerintahan dan Kesra Sunyoto mengucapkan terima kasih kepada Kemenko PMK atas dipilihnya Pesawaran sebagai lokus pencegahan stunting.

Baca juga: Momen HUT RI ke-78, Bayi di Indonesia Dapat Imunisasi Rotavirus

“Pak Bupati berharap kegiatan ini dapat menjadi salah satu upaya untuk bersama-sama mencegah dan menurunkan stunting dalam meningkatkan SDM yang berkualitas di Pesawaran,” ucap Sunyoto

Dia menambahkan persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional, di mana Pesawaran menjadi salah satu kabupaten prioritas lokus stunting sejak tahun 2020.

“Komitmen Pemkab Pesawaran diwujudkan dengan dikeluarkannya SK bupati tentang TPPS agar programnya dapat dilaksanakan secara holistik, integratif, tematik dan spacial. Juga mengedepankan kualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi dengan kecamatan, desa dan seluruh mitra kerja serta pemangku kepentingan,” pungkasnya.

Foto utama oleh Hui Sang dari Unsplash

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories