Bayi Dapat Merasakan Aroma Makanan yang Dimakan Ibunya

Oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA.

Seorang ibu, ketika membawa anaknya untuk divaksin, sempat bertanya, “Saya mau kasih pisang ke bayi saya, tetapi bayi saya tidak suka. Kalau saya liat, biasanya bayi-bayi kan mau kalau dikasih pisang”.

Apa yang terjadi?

Kalau ibu berharap anaknya doyan makan, makanan apa saja dia lahap, maka jadilah ibu yang pemakan segala dan berilah selalu bayinya ASI. Apa yang ibu makan, aromanya itu ada di ASI. Aroma dari apa yang dimakan ibu akan terekam di otak bayi sehingga suatu hari pada saat dia sudah semakin besar dan memakan makanan yang ibunya pernah makan, memori itu akan timbul kembali dan ia menyukainya.

Pada kasus di atas, ternyata ibu memang tidak suka makan pisang. Akibatnya, bayi tidak mempunyai memori terhadap rasa pisang, sehingga tidak heran mengapa si bayi juga tidak mau makan pisang. Saya menganjurkan agar bayi diberi buah-buahan yang biasa dimakan ibu. Ketika kontrol berikutnya, ibu mengatakan kalau bayinya mau makan buah melon, buah yang memang disukai ibu. Pisang mungkin dapat diperkenalkan kepada anaknya pada saat nanti dia sudah semakin besar dan sudah mulai mengerti tentang makanan sehat.

Baca juga: Apapun Bentuk Putingnya, Tetap Beri ASI

Ada juga ibu yang mengeluhkan bayinya buang-buang air setelah ia makan makanan yang pedas. Ibu mencurigai makanan pedas yang dimakannyalah yang menjadi penyebab mengapa bayinya yang masih menyusu buang-buang air. Ceritanya, ibu ini membayangkan kalau sambal yang dimakannya itu masuk ke tubuh bayi melalui ASI yang diminumnya.

Apa yang dibayangkan ibu tidak benar. Tidak ada sambal atau makanan apapun yang dimakan ibu, yang dapat masuk ke dalam tubuh bayi melalui ASI. Fakta sesungguhnya adalah aroma makanan yang dimakan ibu itulah yang ada di ASI dan akan terekam di otak bayi. Jadi, bayi yang ibunya makan sambal, pada saat nanti sudah besar, pasti akan suka makan sambal juga.

Makan sambal bukan penyebab mencret pada bayi tersebut. Penelitian yang saya lakukan terhadap ibu-ibu yang baru melahirkan dan mendapat ASI eksklusif menunjukkan bahwa ASI bersifat seperti pencahar. Tidak perlu heran bila bayi baru lahir buang air besar lebih dari 4 kali sehari.

Terhadap ibu-ibu ini, saya juga meneliti makanan yang mereka makan selama memberikan ASI eksklusif. Ada ibu yang makan sambal goreng hati, namun bayinya tidak buang-buang air. Sementara ada juga ibu yang tidak makan makanan yang pedas, namun hari itu bayinya buang air besar lebih dari 4 kali. Hal ini kiranya dapat memperjelas bahwa makanan pedas yang dimakan ibu yang sedang menyusui bukan penyebab mengapa bayi buang-buang air. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian ini, ibu-ibu yang menyusui berarti boleh makan makanan yang pedas tanpa harus merasa khawatir nanti bayinya akan mencret.

Berkaitan dengan hal ini, ada juga ibu yang berpikiran kalau bayinya sakit, ibunya saja yang minum obat. Harapannya adalah obat yang ibu minum nanti akan keluar di ASI, jadi bayi mendapatkan obat melalui ASI ibunya. Pendapat ini sama sekali tidak benar.

Kalau ibu minum obat, misalnya parasetamol, maka parasetamol yang ada di ASI dosisnya sangat kecil sekali dan tidak memberi efek yang diharapkan dari obat tersebut. Sekalipun demikian, harus diperhatikan bahwa ada obat-obat yang memang dilarang untuk diberikan kepada ibu hamil atau menyusui, seperti obat kanker, ada beberapa antibiotik tertentu misalnya. Obat-obat ini dapat membahayakan bayi yang meminum ASI dari ibu yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut.

Ibu-ibu yang sakit dan pergi berobat, sebelum dokter atau bidan meresepkan obat, pastikan untuk memberitahu mereka bahwa ibu sedang hamil atau menyusui. Tujuannya adalah agar dokter atau bidan dapat meresepkan obat yang memang dapat diminum bagi ibu yang hamil atau menyusui sehingga ibu tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya selama sakit.

Baca juga: Moms, dr. Nat Bilang Bersikap Positif dan Perawatan Komprehensif Penting Lawan Kecemasan Penampilan

Ibu yang menderita penyakit infeksi, seperti TBC misalnya, tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya sekalipun minum obat anti TBC. Namun, ibu juga jangan lupa untuk memakai masker mengingat TBC ini dapat menular melalui udara.

Cari informasi yang baik dan benar sekiranya masih ada pemahaman-pemahaman tentang ASI yang belum sepenuhnya jelas. Jangan enggan untuk menanyakannya kepada tenaga kesehatan yang ada di sekitarnya. Hal ini tentu akan memberi dampak yang positif bagi ibu dan bayinya dikemudian hari.

Dari buku Di Balik Kamar Praktek: Jawaban atas Pertanyaan Seputar ASI oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA

Foto utama oleh Hui Sang dari Unsplash_dr Edi

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories