Cegah Payudara Bengkak Dengan Informasi yang Baik dan Benar

Oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA.

Seorang ibu datang ke praktek dengan muka meringis karena menahan sakit. Wajahnya terlihat memerah, kesannya demam. Setelah ditanyakan apa yang menjadi keluhannya, ibu menjawab kalau badannya meriang, dicurigai karena payudaranya bengkak. Ia baru melahirkan anak kedua dan memberinya ASI secara eksklusif. Waktu melahirkan anaknya yang pertama, hal yang sama juga terjadi. Ibu menanyakan apa yang sebaiknya ia lakukan untuk mengurangi sakitnya.

Apa yang terjadi?

Ini adalah kasus abses payudara. Secara sederhana, abses adalah infeksi yang sampai menyebabkan nanah. Ibu harus minum antibiotik dan obat penurun panas yang juga berperan sebagai obat anti nyeri. Bila tidak dapat teratasi dengan hanya minum antibiotik, maka nanah yang terjadi harus dikeluarkan dengan cara dibedah.

Mengobati itu penting, namun lebih penting mencegah daripada mengobati. Agar dapat mencegah terjadinya abses payudara, perlu diketahui apa yang menjadi penyebabnya. Inti permasalahan sebenarnya adalah evakuasi ASI yang tidak lancar.

Baca juga: Kanan Kiri Sama

Ada ibu yang tidak menyusui bayinya karena puting lecet. Ia tidak mengerti bahwa kalau payudara hendak diistirahatkan, ASI tetap harus diperah. Akibat tidak diperah, payudara menjadi bengkak dan lama kelamaan ibu menjadi demam akibat infeksi.

Pernah ada juga ibu yang karena tidak mendapat informasi tentang bagaimana menyusui yang baik dan benar, mengakibatkan pengosongan payudara oleh bayi terganggu sehingga payudara menjadi bengkak.

Payudara yang membengkak makin mempersulit bayi menempelkan mulutnya di payudara ibu sehingga sekalipun bayi sudah dapat menyusu dengan baik dan benar, ia tetap tidak dapat memerah ASI dengan sempurna dan akhirnya bisa terjadi abses payudara.

Sama seperti ibu dalam kasus ini. Walaupun sudah melahirkan dua kali, namun karena jarak antara anak yang pertama dengan yang kedua cukup jauh, ibu mengakui kalau dirinya sudah lupa cara menyusui. Menurut informasi dari keluarga, abses tidak mempan dengan pemberian antibiotik sehingga ibu harus dioperasi untuk mengeluarkan nanahnya. Sesuatu yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Payudara yang bengkak harus segera diatasi dengan cara mengeluarkan ASI. Pijatan sepanjang tulang belakang, yang dimulai dari leher ke bawah hingga batas tali penyanggah payudara, dapat secara perlahan mengeluarkan ASI. Aktifitas ini merangsang pembentukan hormon oksitosin yang berpengaruh pada kelancaran dari keluarnya ASI.

Baca juga: Menteri PPPA: “Putri Jadi Inspirasi Anak Indonesia Raih Cita-Cita”

Tanda bahwa hormon oksitosin terbentuk adalah ASI mulai terlihat keluar mengalir dari puting. Seiring dengan itu, payudara juga akan mulai berkurang bengkaknya. Tanpa menunggu payudara kembali keukuran normal, segera susui bayi. Sebelum pijatan, ibu dapat mengawalinya dengan mandi atau kompres payudara dengan air hangat. Selesai pijatan, ibu dapat mandi atau kompres payudara lagi, namun kali ini dengan air dingin.

Kesimpulannya buat ibu-ibu yang punya atau akan punya bayi adalah antisipasi dan hindari hal-hal yang dapat menghambat evakuasi ASI dari payudara. Kalaupun itu harus terjadi, segera evakuasi ASI.

Dari buku Di Balik Kamar Praktek: Jawaban atas Pertanyaan Seputar ASI oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA.

Foto utama oleh Wren Meinberg dari Unsplash

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories