Gerakan Perempuan Sadar Vagina Gencarkan Cegah Kanker Serviks

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G. (K) menerima kunjungan audiensi Perempuan Sadar Vagina (PSV) di Kantor Pusat BKKBN, Jakarta, Selasa (07/03/2023).

Dr. Hasto mengatakan bahwa gerakan PSV ini merupakan inisiasi yang perlu digencarkan secara masif, terutama persoalan pencegahan kanker serviks. Menurutnya, dalam mencegah kanker serviks perlu adanya gerakan pap smear sebagai upaya pendeteksian dini kanker mulut rahim.

“Jujur aja gerakan masif tentang pap smear ini menjadi nyanyian tapi hanya sementara. Hari ini ada gerakan pap smear besok sudah tidak ada. Pap smear ini harusnya jadi kontinuitas. Bagaimana pap smear bisa menjadi gerakan sebesar gerakan stunting. Isu pap smear untuk mencegah kanker mulut rahim bisa menjadi booming atau paling tidak deteksi dengan ifal yang lebih sederhana”, kata dr Hasto.

Baca juga: Empat Hari Pelayanan KB Serentak di Hari Perempuan Internasional, BKKBN Layani 96.803 Akseptor

Sementara itu, kanker serviks saat ini menempati urutan kedua kanker yang paling sering menyerang wanita di Indonesia setelah kanker payudara.

Menurut dr Hasto hal ini diakibatkan kurangnya kesadaran perempuan terhadap pendeteksian dini kanker serviks.

“Di luar Indonesia, penyakit yang kedua biasanya kanker indung telur, karena itu sillent killer, indung telur mau jadi kanker atau apa tidak tau, tidak bisa dideteksi. Early detection tidak bisa dikerjakan untuk silent killer seperti kista, berbeda dengan kanker mulut rahim yang bisa dideteksi melalui pap smear. Tapi perempuan ini kesadarannya rendah terhadap kesehatan vagina”, tambahnya.

Terdapat empat hal yang dapat menjadi irisan kerja sama BKKBN dengan PSV. Pertama, mengenai edukasi kesehatan reproduksi kepada remaja. Kedua, terkait dengan pendampingan efek samping terhadap alat kontrasepsi. Ketiga, fokus pasa gwrakan deteksi dini kanker mulut rahim, ini bisa dimulai dari orang yang memasang IUD, saat dipasang buka vagina sekalian pap smear. Terakhir, kaitannya dengan perempuan dan lansia yang sudah mengalami very menopause.

Hasto menyambut baik kerjasama BKKBN dengan PSV, “MoU tidak ada masalah yang penting bukan sekedar MoU, bukan ijab kabulnya tapi bagaimana menghasilkan keturunan atau output programnya. Harus ada kegiatan yang visible. Mulai dari yang kecil dengan 4 kegiatan yang tadi saya bilang”.

Founder PSV dr Inge Satyo Ariyanto meminta dukungan dan kerja sama BKKBN dalam memberikan edukasi ketahanan keluarga khususnya dalam meningkatkan kesadaran pada perempuan terkait pentingnya menjaga dan merawat organ vital dalam mencegah kanker mulut rahim atau kanker serviks.

Baca juga: Jaga Kesehatan Mental Anak dengan Informasi yang Layak dan Aman

“PSV siap mendorong, musuh pertama adalah kegawatdaruratan edusex pada remaja. Jadi musuh bersama kita di edukasi seksual yang salah. Kedua dengan kaitannya program KB, bisa seperti pendampingan bagi pasien yang mengalami efek samping setelah KB atau bagaimana kiranya. Lalu yang ketiga Pak Hasto menyampaikan untuk perempuan yang very menopause. Kita siap untuk menggerakkan. Mohon kiranya dukungan dan arahan dari BKKBN”, ujar dr Inge.

Hasto berharap dengan adanya gerakan yang diinisiasi oleh PSV ini dapat dijalankan dengan baik dan menjadikan persoalan kanker serviks sebagai musuh bersama.
“Pencegahan kanker mulut rahim ini bukan program utama BKKBN, BKKBN hanya sebagai KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi), tapi kalau ada lembaga lain seperti PSV yang menindaklanjuti itu keren”.

Foto utama oleh Ihsan Adityawarman dari Pexels

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories