Jalan Sehat CFD, Menteri PPPA Serukan, “Stop Perkawinan Anak, Stop Bullying, dan Stop KDRT”

Stop perkawinan anak, stop bullying, dan stop kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tiga seruan yang terdengar begitu semarak di area Car Free Day (CFD) Teluk Betung, Jakarta Pusat, merupakan kampanye yang digaungkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga hadir pada kegiatan jalan sehat tersebut mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam upaya penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk praktik perkawinan anak, perundungan, dan KDRT.

“Kegiatan jalan sehat pagi hari ini merupakan salah satu langkah awal dalam menyosialisasikan dan mengampanyekan isu-isu kekerasan terhadap perempuan dan anak yang masih terus terjadi di Indonesia juga merupakan kelanjutan dari kegiatan kampanye yang sudah kita lakukan beberapa minggu lalu. Dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat luas dapat memahami isu-isu yang melingkupi berbagai jenis kekerasan dan mengetahui bagaimana cara pencegahannya dari hal-hal terkecil hingga proses pelaporan kekerasan yang dilihat ataupun dialami,” ujar Menteri PPPA, Minggu (30/10).

Baca juga: Percepatan Penurunan Stunting Hadapi Lima Tantangan

Berkaca dari berbagai macam data dan survei yang ada, dapat dikatakan saat ini Indonesia berada pada kondisi darurat kekerasan. Dari hari ke hari muncul beragam laporan kekerasan di pelosok Indonesia.

Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2021 mencatat terjadinya penurunan prevalensi kerasan terhadap perempuan dan anak menyatakan kekerasan fisik dan/atau seksual yang dilakukan pasangan dan selain pasangan selama hidupnya masih dialami oleh sekitar 1 dari 4 perempuan usia 15-64 tahun.

Sementara itu, Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2021 juga mencatat adanya penurunan prevalensi dimana terlaporkan 4 dari 10 anak perempuan dan 3 dari 10 anak laki-laki usia 13-17 tahun pernah mengalami kekerasan dalam bentuk apapun sepanjang hidupnya.

“Selain itu, perkawinan anak, KDRT, dan bullying pun masih banyak terjadi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat prevalensi perkawinan anak masih sangat tinggi, yaitu sebesar 9,23% pada 2021. Simfoni PPA pun melaporkan, sepanjang 2021, 73% perempuan korban kekerasan dan 48% anak korban kekerasan mengalami kekerasan di rumah tangga. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mendata sebanyak 226 kasus kekerasan fisik dan psikis, termasuk bullying pada 2022,” jelas Menteri PPPA.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri PPPA menekankan pentingnya masyarakat untuk melaporkan berbagai macam kasus kekerasan yang dialami maupun yang dilihat. Laporan sekecil apapun itu dapat membantu korban, pemerintah, dan pihak terkait lainnya untuk mencegah terjadinya kejadian berulang hingga menekan potensi-potensi kekerasan lainnya.

Menteri PPPA pun menegaskan negara memiliki komitmen tinggi dan hadir di tengah masyarakat untuk melindungi dan menangani perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan.

“Perlu kami sampaikan, KemenPPPA memiliki layanan pengaduan kekerasan terhadap perempuan dan anak yaitu Layanan Sahabat Perempuan dan Anak 129 (SAPA 129) yang dapat diakses dengan mudah melalui hotline 129 atau WhatsApp 08111-129-129.

Siapapun dapat melaporkan berbagai macam kasus kekerasan, khususnya terhadap perempuan dan anak, baik yang dialami ataupun yang dilihat,” tutur Menteri PPPA.

Menteri PPPA menyampaikan Layanan SAPA 129 hadir untuk memberikan 6 (enam) standar pelayanan kepada korban ataupun keluarga korban, diantaranya pengaduan masyarakat, pengelolaan kasus, penjangkauan korban, pendampingan korban, mediasi, dan penempatan korban di rumah aman.

“Mari kita semua lawan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Mari kita berani laporkan kekerasan dan kita dukung perempuan dan anak korban kekerasan untuk bisa bangkit dan menjalani hidupnya dengan baik,” tandas Menteri PPPA.

Baca juga: Serunya Pelajar Kecil ini Tampilkan Tari Tor-Tor dan Silat di Ajang Int. Children Festival di Kairo Mesir

Selain jalan sehat, Menteri PPPA memimpin jajaran KemenPPPA dan perwakilan masyarakat luas untuk berkomitmen dalam kampanye stop perkawinan anak, stop bullying, dan stop KDRT melalui pembubuhan cap dan tanda tangan petisi di atas kain putih.

Kegiatan jalan sehat tersebut juga turut dimeriahkan dengan berbagai macam kegiatan, seperti pertunjukan ensemble music oleh Al Azhar Musical Ensemble, edukasi kesehatan reproduksi oleh Rutgers, pameran teknologi termutakhir metaverse oleh PLAN Indonesia, flash mob SAPA 129, hingga permainan bagi anak-anak.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories