Menteri PPPA: Pembangunan Harus Inklusif Gender dan Anak

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengajak seluruh lapisan perangkat daerah untuk bersama-sama mengupayakan pembangunan yang inklusif terhadap kepentingan terbaik bagi anak dan perempuan melalui Komitmen Bersama Pencanangan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT.

Dalam mendukung pembangunan yang inklusif, Menteri PPPA turut mengukuhkan Relawan Sahabat Perempuan dan Peduli Anak, serta melepaskan 150 wisudawan Sekolah Perempuan “Bife Meto” yang diselenggarakan di Kantor Bupati TTS, NTT pada awal minggu ini.

“KemenPPPA telah melakukan berbagai terobosan dan inovasi, salah satunya melalui pengembangan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) yang diharapkan dapat menjadi spektrum baru bagi pembangunan nasional yang berkeadilan gender, serta mampu menjadi jawaban bagi penyelesaian lima arahan prioritas yang diamanatkan oleh bapak presiden,” ungkap Menteri PPPA dalam rilisnya.

Baca juga: Literasi Kesehatan Mental: Membangun Pola Tidur Sehat

“Melalui penandatanganan Komitmen Bersama menunjukan usaha keras dari Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk mewujudkan desa dan kelurahan yang ramah perempuan dan peduli anak secara mandiri dengan potensi sumber daya daerah masing-masing”, lanjut Menteri PPPA.

Menteri PPPA juga mengucapkan terima kasih dan berharap 15 desa di Kabupaten TTS ini tidak sebatas merayakan launching DRPPA saja, tapi bisa diimplementasikan secara nyata menjadi model yang bisa direplikasi ke daerah lain, sehingga dapat terwujud pemenuhan hak anak dan perempuan.

Dalam mewujudkan perempuan dan anak-anak Indonesia yang berkualitas, dibutuhkan sinergi berbagai pihak, baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Masyarakat, Keluarga, terutama perempuan dan anak itu sendiri yang paling paham mengenai kebutuhan mereka.

“Pelibatan perempuan dalam pembangunan tersebut telah diwujudkan oleh Kabupaten TTS melalui Sekolah Perempuan (Sekoper) “Bife Meto” yang baru saja melepaskan 150 wisudawati”, ujar Menteri PPPA.

Senada dengan Menteri PPPA, Bupati TTS, Egusem Piether Tahun mengatakan, wisuda 150 Anggota Sekolah Perempuan merupakan perwujudan dari komitmen dari kabupaten TTS untuk mencapai tujuan khusus untuk membangun kepercayaan diri perempuan, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perempuan untuk kesejahteraan keluarga dan membangun kesetaraan gender dalam keluarga, serta memotivasi perempuan untuk berperan dalam pembangunan.

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Menteri PPPA meninjau produk UMKM berupa kerajinan tangan, kain tenun dan macam-macam panganan anggota Sekoper “Bife Meto” serta meninjau Sekoper di Kecamatan Fatumnasi.

Lebih lanjut, dalam memberikan layanan yang memadai sesuai dengan kebutuhannya, Menteri PPPA juga mengukuhan 30 Relawan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) di Kabupaten TTS.

Baca juga: Perlukah Playgroup Bagi Si Kecil?

Diharapkan 30 relawan tersebut dapat membantu penanganan permasalahan perempuan dan anak yang dilaporkan ke Unit Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak dan lembaga layanan perempuan di desa.

Selain itu, Pemerintah Daerah TTS turut mengapresiasi peran tokoh masyarakat yang berjasa dalam membantu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dengan memberikan penghargaan kepada 5 (lima) orang pegiat.

Foto utama dari Burst

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories