Pola Asuh Positif Usia 13-24 Bulan Turunkan Prilaku Agresif Anak

Pola asuh positif (positive parenting) terhadap bayi usia 13-24 bulan berpengaruh baik terhadap prilaku dan tindakan anak di masa mendatang. Pola asuh positif pada bayi usia itu mampu menurunkan hingga 52 persen kemungkinan anak berprilaku agresif dan untuk melakukan tindakan penganiayaan di masa dewasa.

Hal tersebut terungkap dalam Webinar bertajuk kegiatan peningkatan kapasitas Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat) melalui Bina Keluarga Balita Seri ke-5 terkait Kalender Pengasuhan Anak Usia 13 – 24 bulan yang disiarkan secara livestreaming (langsung) melalui kanal Youtube BKKBN Official.

Dalam webinar itu, dr. Fitri Hartanto, Sp.A (K) menjelaskan bahwa pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah fase kritis seorang manusia dalam hidupnya.

Baca juga: Delapan Siswa Terbaik Wakili Indonesia Dalam Ajang International Earth Science Tahun 2022

Pada fase ini, prinsip pengasuhan menurut dr. Fitri adalah sama, yaitu pola asuh yang positif atau positive parenting.

“Ada empat macam pola asuh: otoriter yaitu memaksa anak, permisif melayani anak, migresif membiarkan maunya anak dan terakhir demokratif yaitu orangtua memberi kesempatan anak untuk belajar yang benar,” kata dr. Fitri dalam keterangan persnya. Pada fase ini pertumbuhan sel-sel otak terjadi sangat cepat.

Pada saat seorang anak lahir, pertumbuhan otak dari dalam kandungan hanya mencapai 25%. Setelah lahir hingga usia 2 tahun, percepatan pertumbuhan otak mencapai 80%. Kemudian sampai usia 5 tahun akhir atau 6 tahun awal berkurang lagi, hanya bertambah 15%.

Menurut dr. Fitri, ada 3 fase penting dalam tumbuh kembang anak hingga anak berusia 6 tahun yaitu fase pembuka (0-6 bulan), fase kritis (1000 HPK), dan fase sensitif (0- awal 6 tahun). Ketiga fase ini menurut dr. Fitri merupakan periode emas (golden period) seorang anak.

Karena itu, dr. Fitri mengatakan orang tua perlu focus pada 1.000 HPK karena pada saat anak lahir terjadi pertumbuhan otak 1/4 dari kehidupan manusia. Dr. Fitri merinci, di usia 2 tahun perkembangan sel otak bertambah 80%. Dari 2 tahun hingga 6 tahun terjadi pertambahan sebesar 5%, sehingga paling tinggi percepatan sel otak itu di 2 tahun pertama.

Terkait fase pada anak, karena pertumbuhan cepat, anak punya fase kritis di mana sel otak akan mempunyai kemampuan merespon semua rangsangan yang diberikan kepada anak, responsive dan sensitive.

“Setelah usia 2 tahun ada fase sensitive tapi tidak seresponsive 2 tahun petama,” kata dr. Fitri.

Positif parenting sangat penting, beberapa pengaruh terhadap anak yaitu menurunkan 52% penganiayaan anak (Reynolds dan Robertson, 2003), mengurangi kasus pelecehan seksual sebanyak 23% (Prinz et al, 2009).

Selain dampak terhadap anak juga berdampak positif ke orang tua, yaitu meningkatkan komunikasi keluarga yang positif dan pemecahan masalah, mengurangi masalah perilaku dalam interaksi anak dan orang tua, meningkatkan pengaruh positif dan meningkatkan kepatuhan anak terhadap perintah orang tua.

Di dalam kalender pengasuhan 1000 HPK untuk 13-24 bulan sudah ada konsep stimulasi, apabila anak sudah bisa melakukan suatu kemampuan berarti ia sudah siap melakukan kemampuan pada usia kelompok yang lebih tinggi.

Apabila anak belum bisa melakukan kemampuan pada usia kelompoknya bisa diturunkan ke usia kelompok dibawahnya dan bisa kita konsultasikan ke tenaga kesehatan agar bisa di prascreening, setiap kegiatan stimulasi dilakukan berulang dengan cara menyenangkan.

“Anak belajar itu dituntun bukan dituntut,” kata dr. Fitri.

Menurut dr. Fitri, kebutuhan asupan anak di usia golden periode lebih membutuhkan zat tenaga dan zat pembangun yang tinggi.

“Karena pertumbuhan yang cepat dan aktifitas yang tinggi termasuk pertumbuhan otak yang cepat dibutuhkan kalori yang tinggi, lemak, dan protein hewani minimal telur, bukan serat, buah dan sayur mengandung serat akibatnya anak mengalami kenyang yang lama karena lambung kecil sudah terisi sehingga asupan lain kurang, karena anak bukan miniature dewasa,” kata dia.

Foto oleh Kevin Liang dari Unsplash

Kunci positif parenting menurut dr. Fitri adalah mengetahui norma dan tonggak perkembangan anak, lingkungan belajar yang positif, lingkungan yang aman dan menarik, disiplin yang konsisten, harapan yang realistis, dan evaluasi bagi orang tua sendiri untuk perbaikan parenting berikutnya.

Sementara itu Deputi KSPK BKKBN Nopian Andusti mengatakan pengasuhan yang baik selama 1.000 HPK dapat mengatasi dan mencegah stunting pada balita.

“Kelas pengasuhan atau sesi peningkatan kapasitas keluarga merupakan salah satu layanan di masyarakat yang efektif dalam mewujudkan perubahan perilaku ditingkat keluarga” kata Nopian.

Baca juga: Serunya, LPS Gandeng LSM Bali Ajarkan Olah Sampah Kepada Warga dan Anak-Anak Pasar Badung Denpasar

Nopian berharap kegiatan ini dapat berkontribusi dalam penurnan stunting di Indonesia dan target penurunan stunting mencapai 14% pada ahun 2024 menjadi hal yang tidak mustahil.

BKKBN juga terus berupaya mendorong inovasi dalam pencegahan stunting berbasis keluarga dengan sasaran remaja, calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hami, menyusui dan anak berusia 0-59 bulan.

Foto Utama oleh Humberto Chavez dari Unsplash

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories