QOTD: Bagaimana Menjaga Hubungan Keluarga Pasca Perceraian?

QOTD merupakan rubrik Q&A atau tanya jawab di Parentsguide yang hadir khusus untuk Moms dan Pops yang ingin melayangkan beragam pertanyaan seputar isu parenting, kesehatan dan pendidikan. Narasumber pakar pendidikan, parenting dan kesehatan siap memberikan jawaban.

Bagaimana  cara yang baik menjaga hubungan keluarga saat anak harus tinggal bersama keluarga yang lain (keluarga suami) baik terhadap keluarga yang jadi induk semang anak maupun kepada anak sendiri?

Jawaban oleh Prof Gorky: 

Moms dan Pops, menjaga dan mempertahankan hubungan keluarga ketika seorang anak harus tinggal bersama keluarga lain. Apakah itu keluarga suami/istri dapat menjadi sebuah tantangan. Namun hal ini penting diantisipasi demi ketahanan anak membina dinamika keluarga agar selalu baik dan sehat. Berikut beberapa pendekatan yang dapat membantu kita mengantisipasi dan mengatasi potensi yang dapat mengganggu tumbuhnya situasi yang kondusif.

Komunikasi Terbuka dan Jujur: Pastikan ada komunikasi yang terbuka dan jujur ​​antara semua pihak yang terlibat. Ini termasuk anak, kedua pasangan orang tua, dan anggota keluarga lainnya. Dorong setiap orang untuk mengungkapkan perasaan, kekhawatiran, dan harapan mereka.

Tetapkan Batasan Jelas: Tetapkan batasan dan peran yang jelas untuk setiap anggota keluarga yang terlibat. Penting menghormati otoritas setiap anggota keluarga sambil memastikan bahwa setiap orang memiliki pemikiran yang sama mengenai pengasuhan anak.

Kunjungan Reguler dan Waktu Berkualitas: Jika kita berpisah untuk beberapa waktu tertentu, aturlah kunjungan rutin dan waktu berkualitas bagi anak bersama anggota keluarga inti lainnya. Hal ini membantu menjaga hubungan emosional antara anak dan keluarga inti dan keluarga tempat anak kita tinggal semengtara waktu.

Koordinasi Gaya Pengasuhan: Coba menyelaraskan gaya dan nilai pengasuhan antara kedua keluarga sebanyak mungkin. Konsistensi dalam hal ini dapat mengurangi kebingungan dan kegundahan pada anak agar lingkungan senantiasa stabil.

Kolaborasi Pengasuhan Bersama: Tekankan pola asuh bersama dan kolaborasi antara kedua kelompok orang tua. Pastikan semua orang terlibat dalam pengambilan keputusan mengenai pendidikan, perawatan kesehatan, dan aspek lain dalam kehidupan anak. 

Hormati Perasaan Anak: Perhatikan perasaan dan emosi anak selama proses ini. Dorong mereka mengungkapkan pemikiran dan kekhawatiran mereka. Yakinkan bahwa mereka dikasihi oleh kedua keluarga.

Mediasi atau Konseling: Jika ada konflik atau komunikasi terganggu, pertimbangkan mencari bantuan dari pihak lain yang ahli. Pihak ketiga yang netral dapat memfasilitasi kesenjangan dan memberikan strategi penyelesaian masalah.

Membina Hubungan Individu: Mendorong anak membangun hubungan individu dengan setiap anggota keluarga, baik di keluarga inti maupun keluarga lainnya. Hal ini membantu anak merasa dicintai dan didukung semua orang.

Bersabar: Pahami bahwa menyesuaikan diri dengan dinamika keluarga baru memerlukan waktu bagi semua orang yang terlibat. Bersabarlah. Bersedia beradaptasi sesuai kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan anak yang terus berkembang.

Singkat cerita, fokus utama kita harus selalu pada kesejahteraan dan kebahagiaan anak. Dengan bekerja sama, berkomunikasi secara terbuka, dan mengutamakan kepentingan terbaik anak, kita mampu menjaga hubungan keluarga yang kuat dalam situasi di mana seorang anak tinggal bersama keluarga lain. 

Semoga bermanfaat!

Moms dan Pops, dapat menyampaikan pertanyaan lainnya dengan mengajukan pertanyaan pada link ini. 

Semua akan dijawab secara profesional oleh para ahli Parents Guide sesuai dengan kategori pertanyaannya. Moms dan Pops tidak perlu khawatir, karena form yang diajukan bersifat pribadi dan rahasia.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories