Legenda Tapak Tuan Tapa di Kota Naga, Aceh Selatan

Kota Tapak Tuan atau Kota Naga, merupakan ibukota dari Aceh Selatan. Terdengar seperti nama di kisah-kisah persilatan bukan? Masyarakat setempat kerap menyebutnya dengan Taluak (teluk). Kota yang diapit oleh laut dan perbukitan dengan luasan yang tidak terlalu besar, ternyata memang menyimpan sebuah legenda bak kisah dunia persilatan.

Alkisah dahulu kala ada seorang Syekh bernama Tuan Tapa. Seorang pertapa sakti yang dapat mengubah wujudnya menjadi raksasa. Beliau bertapa di wilayah Aceh Selatan, di dalam gua. Hingga suatu hari pertapaannya terusik dengan pertempuran yang terjadi antara Raja Asralanoka dari Samudera Hindia dengan 2 ekor naga jantan dan betina untuk memperebutkan putri raja yang diculik oleh sang naga.

Tapak Tuan Tapa

Syekh Tuan Tapa yang merasa terusik akhirnya  keluar membantu Raja Asralanoka yang tengah kesukaran dalam bertempur. Beliau melompat dari dalam gua ke arah pantai. Karena kesaktian dan ukuran tubuhnya yang besar, Syekh Tuan Tapa ternyata meninggalkan jejak di tanah, yang hingga sekarang masih bisa dilihat di pinggir pantai Tapak Tuan yang berada di Gampong Pasar, hanya sekitar 1.5 kilometer dari pusat kota. Selain itu, dalam pertempurannya Syekh Tuan Tapa menjatuhkan sorbannya ke tengah lautan. Dari anjungan Tuan Tapa untuk melihat Tapak Tuan Tapa, pengunjung bisa melihat karang kecil yang menyembul di tengah lautan yang dipercaya sebagai sorban Syekh Tuan Tapa.

Dengan kesaktiannya, Syekh Tuan Tapa mampu mengalahkan bahkan membunuh naga jantan dan mengembalikan putri raja kepada Raja Asralanoka. Sekitar lima kilometer dari lokasi tapak, ada karang berbentuk hati di Desa Batu Itam dan batu berbentuk sisik naga di Desa Batu Merah. Masyarakat mempercayai bahwa batu-batu ini adalah bekas potongan tubuh naga jantan yang kalah dalam pertempuran. Selain itu, ada juga karang berbentuk layar kapal di Pantai Batu Berlayar, Desa Damar Tutong, Kecamatan Samadua, Aceh Selatan, terletak 20 kilometer dari Tapak Tuan Tapa yang diyakini sebagai sisa kapal raja dan permaisuri Kerajaan Asralanoka yang hancur ketika pertempuran.

Lalu bagaimana dengan nasib sang naga betina? Dengan kemarahannya, naga betina melarikan diri. Dalam pelariannya, naga betina membelah pulau menjadi dua sama besar yang saat ini menjadi objek wisata Pulau Dua di kecamatan Bakongan Timur, sekitar 1.5 jam dari pusat kota. Namun hanya 1 pulau yang bisa dikunjungi karena pulau lainnya diyakini masih memiliki aura mistis yang dapat menyebabkan siapa pun yang berkunjung dapat tersesat di dalam pulau yang tidak terlalu luas ini. Bahkan ada kapak yang juga diyakini milik dari Syekh Tuan Tapa yang terjatuh di salah satu pulau di Pulau Dua. Tidak hanya sampai di situ, naga betina terus melarikan diri sambil mengibaskan ekornya sehingga terciptalah Pulau Banyak di Aceh Singkil.

Pulau Dua

Syekh Tuan Tapa sendiri dikabarkan menghilang setelah pertempuran. Hingga masyarakat menemukan makam berukuran besar sepanjang 12 meter yang diyakini sebagai makam dari Syekh Tuan Tapa. Makamnya berjarak sekitar 10 kilometer dari pantai Tapak Tuan. Tak jauh dari makam juga ada masjid kuno peninggalan dari Syekh Tuan Tapa. Raja Asralanoka dan keluarganya menetap di wilayah Aceh Selatan yang diyakini sebagai cikal bakal berkembangnya masyarakat di Aceh Selatan.

Makam Tuan Tapa
Masjid kuno

Tentang ukuran makam Syekh Tuan Tapa yang besar, banyak teori yang berkembang. Seperti kesaktian Syekh Tuan Tapa yang bisa memperbesar tubuhnya. Lain teori menyimpulkan pula jika orang jaman dahulu memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibanding manusia pada saat ini. Yang terakhir, ukuran makam yang besar untuk menggambarkan kesaktian dan kemuliaannya. Yang mana yang mau dipercaya? Kembali ke pilihan masing-masing! -LA-

Anjungan Tapak Tuan Tapa meraih Juara 1 kategori destinasi kreatifitas di Anugerah Pesona Indonesia / API Award tahun 2021

– Finding Indonesia –

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories