Tetap Cakap Meski Terperangkap

Satu! Kita acap mengkhawatirkan akan jadi apa anak-anak kelak? Bahkan melupakan keberadaan mereka saat ini. Akibat langsung dari pola pikir seperti ini, membuat anak-anak berbeban berat, seperti sedang menjalani kehidupan asing, sama sekali bukan hidup mereka yang sesungguhnya.

Adalah sulit memang bagi orang tua untuk tidak turut campur langsung dalam menunjang masa depan anak sendiri. Namun, campur tangan yang terlalu dalam berakibat anak merasa bukan menjadi dirinya. Pada saat yang sama, anak-anak senantiasa kita ajarkan agar menjadi diri mereka sendiri.

Dua! Pendidikan sejatinya berawal manis ketika kita mampu melihat anak-anak sebagai makhluk yang punya kebijaksanaan sendiri. Mampu menghadapi kehidupan dan tantangan sesuai kodrat ciptaan Tuhan.

Maknanya, kita sebagai orang tua hanya punya jalan masuk dan bermain bersama mereka dan dalam alam serta dunia nyata mereka jika kita memandang anak-anak sebagai insan yang utuh.

Dalam realita, tidak mudah bagi orang tua meyakinkan diri bahwa anak memiliki daya tahan dan kelenturan masing-masing dalam menghadapi tantangan. Ragu bahwa sesungguhnya anak itu memiliki mekanisme pribadi dalam memperjuangkan masa depan.

Foto oleh Cottonbro dari Pexels

Tiga! Anak bukan benda yang dapat dan harus dibentuk, tapi adalah insan yang wajib diberi kesempatan bertumbuh kembang sesuai panggilan kodratinya. Pendidikan bukan semata tentang memasukkan informasi atau tentang anak yang tadinya belum mengerti menjadi ahli.

Namun yang esensial adalah memampukannya dapat mengeluarkan hal terbaik dari dalam tubuh, pikiran dan jiwa mereka. Dengan modal ini, akan menjadi insan yang selain cakap berpartisipasi, juga berkontribusi secara positif dan produkti

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories