Apa “Hyper-Parenting” dan Bagaimana Mengenalinya?

Jika kita sebagai orang tua merasa was-was sedang atau telah mempraktikkan hyperparenting, beberapa hal berikut dapat dilakukan. Yakni, dalam rangka mengubah dan menyesuaikan gaya pendampingan kita agar lebih afdol.

Pertama, penting mengambil sikap mundur satu langkah dengan memberi anak-anak ruang lebih luas. Biarkan mereka membuat beberapa keputusan dan mungkin juga kesalahan dalam keputusan yang dibuat sendiri!

Kedua, fokus membangun harga diri anak-anak dengan memuji pencapaian dan membantu mengidentifikasi kekuatan mereka!

Ketiga, coba sedikit lunak dan bersantai guna memiliki waktu menikmati masa kecil anak-anak yang terasa telah berlalu begitu cepat!

Baca juga: Jelang HAN 2023, Menteri PPPA Gelar Jelajah SAPA di Jabodetabek

Lalu, manfaatkan beberapa tips tambahan berikut guna menghindari keterlanjuran menjalankan pola pendampingan hyperparenting:
• Beri kepercayaan dan keleluasaan: Beri anak kebebasan membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut agar menjadi lebih baik dan lebih tangguh.
• Dorong kemandirian: Biarkan melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri meskipun demi mencapai apa yang kita harapkan membutuhkan waktu lebih lama.
• Puji usaha, bukan kesempurnaan: Biarkan anak-anak tahu bahwa kita bangga terhadap upaya terbaik yang telah diperlihatkan, bahkan ketika belum mencapai keberhasilan diharapkan.
• Tetapkan ekspektasi realistis: Jangan berharap anak-anak selalu berhasil dalam semua hal. Hindari menuntut kesempurnaan atas apa yang sedang dikerjakan.
• Contohkan perilaku sehat: Tunjukkan kepada anak-anak bagaimana menjalani dan menikmati kehidupan dengan cara lebih rileks dan mengalir.

Ingat, mendampingi anak bertujuan membesarkan mereka agar tumbuh kembang dalam suasana gembira dan sehat. Waspada: Hyperparenting bukan jawabannya!
Dengan mengikuti beberapa tips tersebut, kita sebagai orang tua mampu membantu anak-anak tumbuh dan berkembang menjadi individu berpengetahuan luas serta percaya diri dengan kemampuan sendiri.

Foto oleh Ochimax Studio dari Unsplash

Beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian kita sebagai orang tua. Aspek yang berpotensi dan berkontribusi terhadap munculnya hyperparenting, antara lain:
• Meningkatnya fenomena kompetisi
Dewasa ini, anak-anak menghadapi lebih banyak persaingan dari sebelumnya. Hal ini berlaku di arena akademik (sekolah), ekstrakurikuler, dan bahkan di lingkungan sosial. Akibatnya, orang tua merasa perlu melakukan apa saja memberikan keunggulan kepada anak masing-masing.

• Rasa takut ketinggalan
Orang tua juga semakin khawatir tentang rasa takut ketinggalan. Takut anak-anak tidak memiliki kesempatan atau pengalaman serupa anak-anak lain. Akibatnya, merasa wajib menjadwalkan kehidupan anak-anak secara ketat dan berlebihan guna memastikan mereka tidak akan ketinggalan.

• Maraknya media sosial
Orang tua terus menerus dibombardir dengan gambaran anak dan keluarga sempurna di media sosial. Ini dapat membuat orang tua merasa perlu berbuat lebih banyak memastikan anak jadi lebih sempurna lagi.

• Berkurangnya peran keluarga besar
Di masa lalu, keluarga besar berperan membesarkan anak. Orang tua memiliki lebih banyak dukungan dan berbagi beban. Namun, keluarga besar kurang umum dewasa ini. Artinya, orang tua sering kali dibiarkan sendiri oleh orang tua kita (kakek/nenek dari anak-anak kita). Akibatnya, sebagai orang tua merasa perlu lebih terlibat lagi ke dalam kehidupan anak-anak.

Baca juga: Beragam Ide Bermain Smell Sensory Play untuk Si Kecil

Sebagai catatan, tidak semua orang tua mempraktikkan pengasuhan berlebihan (hyperparenting) melakukannya karena rasa takut atau persaingan. Beberapa orang tua hanya ingin memastikan hal terbaik untuk anak-anak. Mereka percaya bahwa akibat hal ini maka mereka harus sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak.

Namun, penting menyadari bahwa ADA potensi dan konsekuensi negatif dari pengasuhan berlebihan. Jadi, mutlak menemukan keseimbangan yang sesuai untuk tiap keluarga dalam melakukan pendampingan untuk tumbuh kembang anak-anak agar tidak tergerus zaman dan peradaban.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories