“Sampai rumah, semua atribut kantor dicopot. Kembali jadi ibu dan istri. Harus sadar peran. Namun begitu bukan berarti semua akan berjalan mulus. Tetaplah ada gelombang bahkan kerikil tajam. Tapi dengan sadar peran, tugas dan tanggung jawab, semua bisa dihindari. Minimal memperkecil konfliklah,” tuturnya.
Serunya lagi, sebagai wanita Batak, bersuamikan pria Batak, pesta adat sampai ragam pertemuan keluaraga adalah hal sagat lazim dan nyaris ada setiap akhir pekan. Belum lagi tugas pelayanan gereja sebagai sekretaris dewan, mengurus tim pelayanan rutin mulai dari musik, sound system, multimedia untuk keperluan live streaming akibat masa pandemi ini. Termasuk merangkap sebagai penyanyi pada saat kegiatan pelayanan. Serba bisa, paket komplit.
Baca juga: Moms, Ini 4 Tips Berinvestasi Anti Bodong!
Masihkah ada sisa tenaga dan tetap aktif dalam acara pelayanan, budaya dan adat ini? “Ada dong. Meski repot harus berkebaya, rambut ditata ala wantia sejati, saya selalu berusaha penuhi. Apalagi seringkali secara adat saya memang diberi peran sehingga wajib hadir. Terlihat melelahkan karena akhir pekan seharusnya bisa istirahat di rumah, masih harus berkegiatan. Tetapi di sisi lain ini juga jadi salah satu hiburan dan keseimbangan hidup,” tuturnya.
Corina memang memiliki energi ekstra yang dikelola baik selain juga sangat tahu menjaga keseimbangan hidup. Kerja boleh keras, tetapi menikmati hasil juga perlu. Karenanya, dia juga gemar bertualang, merasakan kemesraan alam dengan mendaki gunung, menyelam atau sekedar mengunjungi objek wisata.
Bahkan bila waktu luang nyaris tak ada atau pandemi seperti sekarang, dia juga punya pelepasan penat yang unik dengan aktif tiktokan. Atau sekadar gelar tikar di halaman rumah, mengajak keluarga makan serasa pikinik.
Jadi, banyak cara menyiasati situasi dan salah satunya Corina si ibu direktur ini. Bisa jadi inspirasi ya Moms. (IS)
