Jalan Panjang Mengakhiri Kejahatan Seksual

Dari sana maka kita pun akan yakin bahwa kita tidak punya hak untuk merenggut hak-hak tersebut sebagaimana kita tidak sudi hak kita untuk direnggut. Masalahnya perempuan lebih sering diposisikan sebagai obyek semata. Obyek yang hidupnya di-tata-kan melalui standar kelayakan kita, bukan kelayakan dari perempuan sebagai subyek.

Memandang perempuan sebagai subyek yang memiliki fungsi pikir dan kerja yang sama

Selama hal ini masih di-normal-kan, maka kita masih akan merasa bahwa kita berhak memiliki, mengatur, menata suatu obyek. Sehingga kekerasan seksual yang berujung sebagai kasus kejahatan seksual masih akan muncul. Padahal, kejahatan seksual pun bisa terjadi kepada lelaki. Namun, tetap saja pandangan patriarki dengan segala kelayakan versi-nya pun tidak mau menempatkan korban tersebut sebagai subyek.

Sebagai contoh, lelaki yang merasa dilecehkan malah ditertawakan kelelakiannya. Belum lagi kejahatan seksual yang didera oleh kelompok-kelompok rentan lainnya, yang untuk mendapatkan hak hidup wajar saja sangat sulit apalagi ruang aman dari kejahatan seksual.

Foto utama dan ilustrasi dari Burst

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories