Membiasakan Agar Anak Mendengarkan Orang Tua dengan Baik

5. Jadikan kebiasaan. Banyak hal yang awalnya rumit menjadi sederhana karena dilakukan secara rutin sebagai kebiasaan. Jadikan berbicara dengan anak-anak sebagai kebiasaan sehingga ketika mereka tidak atau belum melakukannya, seperti ada yang kurang. Dengan pembiasaan seperti ini, akan ada masa di mana jika mereka tidak melakukan apa yang kita harapkan, akan terasa ada yang kurang.

Waspada: Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali. Setiap hari dalam hidup, kita membuat perubahan kecil yang pada saatnya akan membuat perbedaan, membuat menjadi lebih baik!

Baca juga: Komunikasi Efektif dalam Keluarga Cegah Fenomena Anak Jadi Korban Kekerasan

6. Dengarkan mereka. Kesediaan untuk mendengar penuh perhatian akan menjadi cermin baik bagi mereka, karena jadi belajar dan terbiasa bahwa kita harus saling mendengar dalam berkomunikasi. Usaha dan perhatian mendengarkan mereka menjadi awal baginya pula memperhatikan kita ketika berbicara ke mereka.

Waspada: Yang paling mendasar dari semua kebutuhan kita sebagai makhluk sosial adalah kebutuhan untuk mengerti dan dimengerti. Cara terbaik untuk mengerti orang lain adalah dengan mendengarkan mereka!

Foto oleh Pixabay

7. Bermain sesuai dengan tahapan perkembangan jiwa mereka. Relakan diri agar dalam berkomunikasi dengan anak-anak, kita turun dan berada pada level mereka. Itulah cara memperlihatkan bagaimana kita menghargai dan berupaya membahagiakan mereka. Perhatian yang kita berikan dalam bermain bersama mereka akan menjadi pola bahwa mereka juga akan memberi perhatian serupa ketika berinteraksi dengan kita.

Waspada: Kebahagiaan bukan masalah intensitas semata, tetapi juga keseimbangan, keteraturan, ritme. Arahkan tujuan pada keselarasan antara pikiran, perkataan dan perbuatan dalam mendampingi anak-anak sesuai perkembangan jiwa.

8. Ciptakan kebersamaan. Anak-anak umumnya suka menantikan apa yang akan terjadi pada dirinya jika sudah memenuhi instruksi yang diberikan. Seperti ketika diminta mengerjakan tugas sekolah, pasti sangat menantikan akan mendapatkan apa jika tugas tuntas dikerjakan. Kita harus “menyediakan hadiah” yang bersifat membangun.

Waspada: Kebersamaan harus didasari kejujuran dan ketulusan. Ketika tak ada pertentangan dan permusuhan di dalam, serangan dan musuh apapun dari luar tidak akan dapat masuk dan menyakiti kita!

9. Gunakan bahasa yang membangun, memuat hal bersifat positif. Umumnya, anak-anak lebih tergerak dan mau berjuang jika mendengar kalimat yang memuat kata-kata membangun. Anak-anak lebih terdorong mendengar kata-kata langsung terkait apa yang dapat dilakukan dari pada kalimat larangan (meski bukan berarti tidak ada larangan). Gunakan kalimat apa yang harus dikerjakan dari pada mengucapkan yang tidak boleh dilakukan.

Waspada: Menguasai satu bahasa menempatkan kita di koridor kehidupan. Menguasai dua bahasa membuka setiap pintu di sepanjang jalan. Keterbatasan dalam berbahasa berarti itulah batas dunia kita!

10. Beri penguatan. Ketika anak-anak mengikuti arahan atau perkataan kita, sampaikan penghargaan dan penguatan sehingga merasakan langsung apa yang mereka dapatkan karena upayanya mengikuti kita. Sekali-sekali, tak salah memberi hadiah yang akan menunjang pelajaran sesuai tingkatan masing-masing.

Waspada: Belajar bahasa lain membuat kita mampu menjadi seperti orang lain. Mempelajari bahasa lain tidak hanya mempelajari kata yang berbeda untuk hal yang sama, tetapi mempelajari cara lain untuk memikirkan sesuatu hal yang sama!

Baca juga: Buah-buahan Terbaik untuk Penambah Darah Ibu Hamil

Warisan terbaik orang tua kepada anak-anak adalah beberapa menit dari waktunya setiap hari. Ingat, begitu banyak yang diminta anak dari orang tua, tetapi hanya sedikit yang diberikan. Mengasuh anak adalah pekerjaan seumur hidup. Tak berhenti juga meski anak sudah tumbuh dewasa. Tak berlebihan jika dikatakan orang tua adalah “dewa” yang hidup. Mereka melakukan segalanya untuk membahagiakan tanpa mengharapkan imbalan.

Meski tidak mudah mendampingi anak-anak, itulah hebat dan gunanya anak-anak. Yaitu, agar kita sebagai orang tua punya “mainan” dan tidak menjadi bosan. Mari lakukan pendampingan anak seperti yang kita inginkan orang tua kita melakukannya kepada kita!

Maximus Gorky Sembiring adalah seorang pegiat pembelajaran
sepanjang hayat & praktisi pendidikan jarak jauh serta guru
besar Manajemen Pendidikan Jarak Jauh di Universitas Terbuka.

Foto oleh Devon Daniel dari Pexels

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories