QOTD: Mengapa kurikulum pendidikan di Indonesia berubah terus?

QOTD merupakan rubrik Q&A atau tanya jawab di Parentsguide yang hadir khusus untuk Moms dan Pops yang ingin melayangkan beragam pertanyaan seputar isu parenting, kesehatan dan pendidikan. Narasumber pakar pendidikan, parenting dan kesehatan siap memberikan jawaban.

Mengapa kurikulum pendidikan di Indonesia berubah terus?

Jawaban oleh Prof Gorky: 

Moms dan Pops, secara umum, keadaan semesta ini akan selalu berubah. Itu sudah menjadi hukum alam. Implikasinya, semua orang juga harus mampu melakukan penyesuaian. Terutama  yang berkaitan dengan pendidikan.

Salah satu unsur dalam pendidikan yang juga harus melakukan penyesuaian adalah kurikulum. Artinya, pergantian (penyesuaian) kurikulum sampai batas tertentu sudah menjadi keniscayaan. 

Lalu apa yang harus kita persiapkan agar setiap pergantian (termasuk kurikulum) tidak membuat guncangan baru di atas guncangan lama untuk kebaikan pendidikan anak-anak kita?

  1. Komunikasi: Jaga jalur komunikasi tetap terbuka dengan anak. Beritahu mereka mengapa perubahan dilakukan dan bagaimana dampaknya. Perjelas apa yang diharapkan dari mereka dan beri dukungan yang diperlukan.
  1. Fleksibilitas: Dorong anak agar memiliki kelenturan agar mampu beradaptasi dengan perubahan. Tekankan pentingnya kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi baru dan menghadapi tantangan baru.
  1. Manajemen Waktu: Bantu anak-anak handal mengelola waktu secara efektif. Ini diperlukan agar mereka dapat menetapkan tujuan yang jelas, memprioritaskan tugas, dan membuat jadwal yang memungkinkan sebagai akibat dari perubahan kurikulum dan perubahan ikutannya. 
  1. Pemecahan Masalah: Dorong anak-anak kita mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. caranya? Libatkan mereka cara mengidentifikasi masalah, bertukar pikiran tentang solusi, dan mengevaluasi keefektifannya sebagai akibat dari perubahan kurikulum..
  1. Resiliensi: Bangun resiliensi, sifat pantang menyerah anak meski dihadapkan pada perubahan dengan suasana dan tantangan baru. Bantu anak-anak bahwa perubahan yang dapat terasa sebagai kemunduran merupakan bagian normal dari pembelajaran. Sehingga setiap anak mampu bertahan dan terus berusaha bahkan ketika keadaan menjadi sulit.
  1. Pembelajaran Aktif: Dorong anak berperan aktif dalam pembelajaran mereka sendiri sesuai dengan perubahan sebagai akibat pergantian kurikulum. Caranya? Melibatkan mereka dengan mengajukan pertanyaan, mencari referensi, dan memperkuat pengalaman belajar mereka.
  1. Kolaborasi: Menumbuhkan lingkungan belajar kolaboratif di mana siswa dapat bekerja sama untuk mendukung satu sama lain. Kolaborasi adalah cara jitu mengadopsi perubahan, termasuk akibat perubahan kurikulum. 

Dengan mengikuti kiat ini, kita diharapkan ikut membantu membekali anak dengan keterampilan dan pola pikir yang diperlukan agar berhasil mengatasi perubahan kurikulum dan menavigasi perjalanan akademik mereka dengan percaya diri.

Ini berarti bahwa kita, sebagai orang tua, tidak bisa lepas dari apa yang menjadi problematika anak-anak kita

Moms dan Pops, dapat menyampaikan pertanyaan lainnya dengan mengajukan pertanyaan pada link ini. 

Semua akan dijawab secara profesional oleh para ahli Parents Guide sesuai dengan kategori pertanyaannya. Moms dan Pops tidak perlu khawatir, karena form yang diajukan bersifat pribadi dan rahasia. 

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories