Pengerupukan
Menjelang perayaan Nyepi, Pengerupukan adalah salah satu ritual paling meriah karena ada arak-arakan ogoh-ogoh dengan membawa obor. Mengelilingi desa atau banjar di seluruh penjuru Pulau Dewata. Setelahnya ogoh-ogoh akan dihancurkan dan dibakar. Tradisi ini bertujuan memohonkan agar dijauhkan dari malapetaka.
Catur Brata Penyepian
Ritual yang merupakan puncak dan paling utama pada saat Nyepi adalah Catur Brata Penyepian, dilaksanakan sehari penuh dari pukul 6.00 pagi hingga 24 jam ke depan.
Empat hal yang tak boleh di lakukan dalam Catur Brata Penyepian adalah, tidak boleh ada api, tidak berkegiatan bahkan tidak makan dan minum, tidak boleh keluar rumah dan tidak boleh bersenang-senang. Sungguh-sungguh mengheningkan diri serta menjernihkan pikiran menyambut tahun baru.
Ngembak Geni
Sehari setelah Umat Hindu Bali menggelar Catur Brata Penyepian, ada Ngembak Geni yang berarti bebas menyalakan api termasuk menyalakan lampu untuk penerangan. Bagian ini menjadi salah satu momen istimewa sebab Umat Hindu akan sembahyang di Pura.
Setelah menjalani rangkaian ritual Nyepi, Umat Hindu akan melakukan Dharma Shanti dengan keluarga, tetangga dan masyarakat. Artinya saling mengunjungi seraya bermaafan dan mengucap syukur. Inti dari Dharma Shanti adalah filosofi Tattwamasi, di mana memandang semua manusia apapun agama dan keyakinannya tetap harus saling mengasihi, memaafkan, rukun dan damai.
Baca juga Tempat Wisata Tirta Gangga di Bali
Nyepi mengingatkan setiap insan untuk berefleksi akan menjadi manusia lebih berguna tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga sesama dan lingkungan.
Dalam kegaduhan realitas kehidupan sangat diperlukan mengambil waktu memasuki keheningan sehingga semua menjadi jernih kembali.
Selamat Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka 1944 – 3 Maret 2022
Foto utama oleh Freepik