Pele Membuat Paliatif Makin Dikenal Masyarakat

Oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA.

Di tengah hingar bingar Piala Dunia Qatar 2022, terlihat ketika tim Brazil merumput, suporternya membentangkan spanduk raksasa yang tulisannya memberi dukungan kepada Pele agar ia cepat sembuh dari sakit penyakitnya.

Beberapa hari kemudian, di sosial media terdapat tulisan yang berjudul “Pele Dipindah ke Ruang Paliatif atau ‘Perawatan Akhir Hayat’. Sebelumnya juga ada tulisan dengan judul “Pele Kritis dan Mendapat Perawatan Paliatif”.

Siapa yang tidak kenal Pele, sang pesepak bola legendaris dunia asal Brazil. Mau tidak mau, jutaan mata pasti akan membaca artikel yang ada sangkut pautnya dengan nama besar beliau dan secara tidak langsung juga akan membaca kata “Paliatif” yang tertera dalam kalimat judul yang dituliskan.

Diterangkan dalam artikel-artikel tersebut bahwa menurut WHO, paliatif adalah adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah kesehatan yang mengancam jiwa.

Baca juga: Aspek Spiritualitas, Aspek yang Selalu Terlupakan

Selanjutnya dikatakan juga bahwa melalui perawatan ini dilakukan pencegahan dan tindakan untuk mengurangi nyeri, masalah fisik, sosial, dan spiritual yang dihadapi pasien selama pengobatan. Umumnya, perawatan ini ditujukkan pada pasien kanker dengan stadium lanjut.

Namun perlu dijelaskan di sini bahwa paliatif tidak semata-mata hanya untuk pasien kanker saja. Paliatif dapat turut membantu pasien-pasien dengan penyakit lain di luar kanker, seperti HIV/AIDS, penyakit jantung, ginjal, saraf, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Selain itu, paliatif juga tidak hanya untuk pasien yang stadium lanjut atau terminal. Sebagai contoh, pasien kanker payudara stadium 2 yang mengalami nyeri hebat dapat juga mendapat perawatan paliatif. Di sini paliatif berperan untuk menanggulangi nyeri yang dialami pasien. Jadi penanggulangan nyeri merupakan bagian dari layanan paliatif yang tentunya tidak dibutuhkan oleh pasien terminal saja, pasien non terminal pun membutuhkannya.

Keterangan ini kiranya dapat memperjelas dan menghilangkan pendapat di tengah masyarakat bahwa seandainya pasien dirujuk ke paliatif bukan berarti sebentar lagi pasien tersebut akan meninggal. Itu tidak benar sama sekali. Definisi paliatif anak, juga menurut WHO, bahkan secara jelas menerangkan bahwa layanan paliatif sudah dapat diberikan sejak diagnosis ditegakkan.

Jadi tidak ketika pasien sudah dinyatakan terminal baru layanan paliatif dapat berperan. Sebelum dinyatakan terminal, masih dalam tahap pengobatan, layanan paliatif sudah dapat diberikan.

Kalau hal ini diulang-ulang dan ditekankan terus menerus, tujuannya adalah agar masyarakat tidak salah dalam mengartikan layanan paliatif yang sebenarnya.

Dalam penjelasan di atas, disebut-sebut tentang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang mengalami masalah kesehatan yang mengancam jiwa. Dalam kasus Pele, masalah kesehatan yang mengancam jiwa yang dimaksud tentunya adalah kanker. Seseorang yang terkena kanker tentu tidak memiliki kualitas hidup yang baik.

Bagaimana seorang yang terkena kanker dapat memiliki kualitas hidup yang baik jika harus merasakan nyeri yang hebat setiap hari. Bagaimana Pele yang terkena kanker usus mempunyai kualitas hidup yang baik jika ususnya harus diangkat dan harus dibuatkan lubang anus buatan di perutnya misalnya.

Layanan paliatif berfungsi untuk berusaha mengatasi gejala-gejala yang ditimbulkan akibat suatu penyakit yang dialami oleh pasien. Bila ada nyeri, maka pelaku layanan paliatif akan memberikan obat nyeri yang sesuai dengan tingkat nyerinya.

Misalnya Pele akhirnya harus dibuatkan lubang anus buatan di perutnya akibat kanker usus yang dideritanya, maka pelaku layanan paliatif akan membantu bagaimana caranya pasien dan keluarga dapat merawat lubang anus buatan tersebut.

Gejala yang dihadapi pasien kanker tidak semata-mata hanya nyeri dan gejala di sistem saluran cerna saja. Sistem-sistem lain juga dapat terkena, seperti sistem pernapasan, sistem saluran kemih, sistem saraf, dan sistem-sistem lainnya yang ada di dalam tubuh.

Seandainya gejala-gejala di atas dapat diatasi dengan baik, tidak mustahil pasien memiliki kualitas hidup yang baik walaupun penyakit yang dihadapinya adalah penyakit yang berat, seperti kanker.

Sekalipun akhirnya nanti penyakitnya tidak dapat disembuhkan, tata laksana gejala yang dilakukan juga dapat membuat pasien meninggalkan dunia ini secara bermartabat. Pengertian bermartabat di sini adalah pasien tidak meninggal dalam keadaan menderita, namun dalam keadaan damai.

Layanan paliatif juga selalu melibatkan keluarga seperti tertulis dalam penjelasan WHO. Hal ini yang membuat paliatif disebut sebagai layanan yang holistik atau menyeluruh karena layanannya yang tidak hanya meliputi aspek fisik, psikologi, sosial, dan spiritual, tetapi juga melibatkan keluarga.

Pelaku layanan paliatif akan mengajarkan keluarga bagaimana memberi perawatan yang baik kepada pasien semasa hidupnya. Tidak berhenti sampai di situ. Pelaku layanan paliatif juga melakukan perawatan akhir hayat terhadap pasien dan mempersiapkan keluarga untuk menghadapi keadaan seandainya sewaktu-waktu keluarga yang mereka cintai harus menghadap Yang Kuasa.

Baca juga: Mengenal Metode BLW Saat Berikan MPASI Kepada Anak Yang Populer Di Indonesia

Melihat judul-judul artikel yang ada di sosial media, saya menilai kalau Pele saat ini tengah dilakukan perawatan akhir hayat. Sekalipun demikian, saya bersyukur kalau Pele di akhir hidupnya memperoleh penanganan yang baik dari pelaku layanan paliatif di Brazil.

Kiranya Pele tetap dapat menjalani hidupnya dengan kualitas hidup yang baik, berdampingan dengan kanker usus yang dialaminya. Kalaupun ia harus meninggalkan kita semua, saya yakin ia akan meninggal dengan tenang dan damai di tengah-tengah keluarga yang mencintainya.

Terima kasih kepada Pele yang akhirnya dapat membuat hampir seluruh masyarakat dunia ingin mengetahui apa itu paliatif. Kiranya paliatif dapat diterima dengan lebih baik lagi di tengah masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Sekali lagi, terima kasih Pele.

Foto utama dari dan oleh Sportingnews.com

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories