Tips Parenting: Penguat Tekat dan Pembulat Semangat Anak Zaman Now

6. Jangan sungkan mengangkat, menggendong, membelai atau memeluk anak di saat berkomunikasi. Bisa jadi kelak ada saat mereka berhenti bertanya. Tanpa sadar akan ada momen di mana kita rela memberikan apa saja hanya untuk memeluk lagi. Hargai setiap momen kebersamaan. Ingat, kehadiran dan kehidupan mereka sejatinya adalah hadiah terindah buat kita.

7. Jangan memaksakan diri bekerja lembur di masa anak-anak butuh perhatian dan kasih sayang. Pekerjaan kemungkinan besar akan selalu ada. Namun kesempatan bercengkrama jika dilewatkan, sangat mahal harganya.

8. Ada saat dimana anak-anak meminta orang tua berhenti melakukan sesuatu yang tidak baik, seperti tidur larut, bangun kesiangan. Penuhilah! Esensi permintaan ini sesungguhnya agar kita selalu berada di mana mereka membutuhkan.

Baca juga: KemenPPPA Dorong Partisipasi Masyarakat Lindungi Anak dari Narkoba

9. Tanpa diduga, bisa jadi anak-anak memberi hadiah. Perlihatkanlah rasa bangga atas upayanya. Tak peduli seberapa kecil hal tersebut bagi kita, tuluslah menerima. Sebab di benak mereka, itu hal persembahan terbaik, meski bisa saja berbeda dengan pemikiran kita.

10. Dalam keadaan tertentu atau terdesak, bisa terjadi anak-anak berada dalam bahaya atau darurat. Selamatkanlah dari potensi ancaman membahayakan, baik yang nyata maupun hanya berupa perasaan. Intinya, jauhkan kondisi yang membuat anak-anak dibaluti kekhawatiran apa lagi ketakutan mencekam. Umumnya, anak-anak mendambakan sikap kepahlawanan dari orang sekitar. Di saat kehadiran kita, akan memberi kesan monumental bagi mereka.

11. Dalam mendisiplinkan, ada hal mendasar harus diperhatikan. Tujuan menanamkan disiplin adalah mengubah perilaku. Bukan menakuti, apa lagi menyakiti. Jadi, hindari melakukan pendisiplinan ketika kita tidak dalam suasana nyaman apalagi dalam keadaan emosi yang tidak stabil.

12. Tanpa diduga, anak-anak meminta kita untuk menonton atas sesuatu yang mereka mau perlihatkan. Misalnya satu gerakan tarian yang mereka baru dapatkan. Jika itu terjadi, fokus dan perhatikan dengan serius dan tulus. Ingat, mereka menginginkan lebih dari sekadar perhatian. Ingin tahu apakah kita menghargai keberadaan mereka lebih dari gawai yang kita miliki.

13. Dalam perjalanannya, anak-anak berkembang dengan ritme dan struktur yang ajeg, juga unik. Perhatikan pengaturan waktu dan jadwal paling pas demi anak-anak, lalu patuhi.

Perlu diingat, secara alami tidak ada anak yang suka dibanding-bandingkan. Intermeso: Jadi ingat lagu “Ojo dibanding-bandingke” ciptaan Abah Lala. Apa lagi membandingkan anak yang sedang dalam masa pertumbuhan awal. Hindari membuat perbandingan antar-anak.

14. Upayakan agar setiap pemberian pujian memuat makna dan semangat bersifat positip. Jauhkan penggunaan kata atau ekspresi mengandung unsur negatip, melemahkan semangat. Cemoohan muatan negatif, membuat anak-anak cenderung mengkhawatirkan kegagalan dari pada mengharapkan pencapaian.

15. Di zaman ini, game bagi anak sudah menjadi keniscayaan. Upayakan menemukan game yang menarik minat anak, bukan yang nyaman bagi kita. Ini cara bagus mengidentifikasi apa yang menggairahkan imajinasi anak. Sekaligus menangkal kemungkinan negatif dari game yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan mereka.

16. Tidak ada jeleknya menetapkan batasan bagi anak-anak. Agar tidak kebabalasan di satu sisi dan tidak pula gagap gaul di sisi lain. Mereka akan menguji batasan yang ditetapkan, maka harus konsisten dengan batasan tersebut. Jika tidak menghormati otoritas ketika masih muda, mereka akan mengalami kesulitan menghormati otoritas apa pun kelak di kemudian hari.

Foto dari Burst

17. Kita memiliki peran dominan menciptakan rasa percaya diri dan rasa aman pada anak. Berupayalah sesering mungkin mengidentifikasi kualitas positif yang membuat anak-anak memiliki jati diri unggul. Ingatkan dan yakinkan mereka tentang makna jati diri. Kita tetap menyayangi dan mencintai mereka terlepas dari kemungkinan kesalahan yang dilakukan dalam perjalanan demi mencapai hidup lebih bermakna.

18. Salah satu disiplin yang baik untuk kesehatan jiwa dan raga adalah mengantarkan anak-anak ke tempat tidur tepat waktu karena mereka membutuhkan itu. Kita juga perlu waktu beristirhat agar di keesokan hari segar dan baru lagi. Lebih baik jika ada kegiatan rutin sebelum tidur. Misalnya membacakan cerita sesuai prakondisi menjelang tidur.

19. Tidak ada salahnya mencontohkan sifat dan sikap baik dalam menjalin hubungan. Beri gambaran jelas bagaimana berinteraksi, mencari teman dekat atau bahkan calon pasangan hidup kelak. Beri gambaran standar yang kita harapkan. Dengan demikian kita dapat berharap pada saatnya kelak mereka mampu menemukan apa yang mereka dambakan. Yang juga merupakan dambaan kita sebagai orang tua.

Dengan mempelajari dan menginternalisasikan uraian di atas, jangan-jangan kita malah jadi pesimis. Kok banyak dan berat sekali ya?

Anggaplah tips elaboratif ini sebagai wacana dan undangan agar lebih sensitif. Sebagai tantangan untuk disemayamkan di sanubari. Ini bukan berupa ujian di mana kita harus mampu dan lulus melaluinya dengan nilai top. Tidak demikian.

Justru uraian di atas, sebagian atau keseluruhan, dapat menjadi gambaran menetapkan tujuan membantu kita menjadi orang tua lebih utuh. Tujuan yang lebih tervisualisasikan dengan relatif utuh. Kemampuan menerapkan tips di atas, memberi peluang kita dapat menyertai anak-anak bertumbuh dan berkembang sesuai harapan orang tua umumnya.

Banyak pendapat bahwa menjadi orang tua merupakan pekerjaan sulit. Betul sekali! Tidak ada yang pernah mengatakan menjadi orang tua itu mudah. Namun perlu kita ingat bahwa dalam sekejap mata, tahun-tahun pertumbuhan akan berlalu. Di saat itu, kita akan dan telah melupakan malam tanpa tidur. Termasuk semua tantangan lain sebagai orang tua.
Percaya atau tidak, di saat waktu tersebut berlalu, kita akan merindukan saat-saat ketika anak tertidur dalam pelukan.

Jadi, pilihlah menikmati waktu-waktu tersebut secara sukacita. Dengan mengejawantahkan sebagian apa lagi semua tips dalam uraian di atas, ujungnya akan membuat tekad dan semangat anak-anak selain kuat juga bulat.

Baca juga: Komitmen Pemerintah Percepat Penurunan Angka Stunting

Kedua hal tersebut, tekad kuat dan semangat bulat, merupakan jawaban agar anak-anak tak ditelan zaman. Zaman yang hanya menyisakan satu kepastian, yaitu ketidakpastian.
Jika kita terus berikhtiar menguatkan dan membulatkan tekad dan semangat anak-anak sejak dini, tidak mustahil mereka akan menjadi manfaat bagi alam semesta. Itulah salah satu amanah ilahiah yang dititipkan kepada orang tua.

Cara kita melihat anak-anak menjadi cara kita memperlakukan mereka. Cara kita memperlakukan mereka merupakan wujud akhir keinginan kita sehingga kelak mereka menjadi apa nantinya.

Tidak cukup sekedar memiliki harapan tinggi terhadap anak-anak. Utamakan menunjukkan kepada mereka, melalui tindakan, seberapa besar kita percaya pada kemampuan yang mereka miliki.

“Anak-anak tidak melakukan apa yang kita katakan, mereka melakukan apa yang kita lakukan. Dan, kita dapat melakukan apa saja dengan anak-anak jika kita bermain dan bergembira bersama mereka!”

Inspirasi: https://thriveworks.com/blog/21-parenting-tips/

Maximus Gorky Sembiring adalah seorang pegiat pembelajaran
sepanjang hayat & praktisi pendidikan jarak jauh serta guru
besar Manajemen Pendidikan Jarak Jauh di Universitas Terbuka.

Foto Utama oleh Ochimax Studio dari Unsplash

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories