Menyarikan Makna Pendidik Dan Pendidikan Dari Sisi Parenting

Berikut orientasi guna menyediakan prakondisi membangun kemauan terlibat aktif sekaligus menebalkan kepercayaan diri anak-anak. Dari sudut pandang pedagogi, ada beberapa aspek sebagai kerangka dasar.

Berikut enam pendekatan untuk membantu kita menciptakan prakondisi dan kondisi pembelajaran agar kondusif.
1. Tantangan. Anak-anak perlu diberi tantangan, agar memiliki harapan tinggi terhadap apa yang dapat dicapai. Penting menyadari bahwa harapan dan tantangan yang tinggi tidak diperuntukkan bagi mereka yang berada di posisi teratas saja atau lebih mampu, tapi untuk semua anak. Sesuai usia dan perkembangan jiwa masing-masing.

2. Bertanya. Membiasakan memulai pembelajaran melalui bertanya, agar anak-anak terbiasa berpikir cerdas dan lugas. Dengan tingkat keluasan, kedalaman, dan ketelitian tinggi. Pembelajaran melalui pertanyaan besar lalu diikuti serangkaian pertanyaan lanjutan. Bukan hanya sekedar judul, harus ada teks dan konteks.

Berguna membangkitkan rasa ingin tahu sekaligus membingkai niat belajar sejak awal. Melempar pertanyaan juga untuk meninjau kembali dan mengaktifkan pembelajaran sebelumnya. Jadi tetap terhubung dengan pembelajaran berikutnya. Kegiatan ini memungkinkan kita memeriksa pemahaman anak-anak apakah pembelajaran efektif.

Baca juga: Si Kecil Sedang Batuk dan Pilek, Ini Makanan dan Minuman Terbaiknya

3. Penjelasan. Anak-anak perlu mendapatkan penjelasan agar memungkinkan mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru yang diperlukan, terkait subjek penting. Guru dan orang tua, memiliki kapasitas di tahap awal memberi penjelasan agar mudah dipahami. Sampaikan secara bervariasi. Hal ini baik untuk mendeteksi kemungkinan adanya kesalahpahaman. Misal dengan cara memberi analogi atau contoh nyata.

Foto oleh Rodnae Productions dari Pexels

4. Membuat Model. Memberi gambaran melalui model baik bagi anak-anak. Sehingga terlihat nyata, tidak abstrak dan bisa tahu bagaimana menerapkan pengetahuan dan keterampilan. Misal dengan mengungkapkan pernyataan atau pertanyaan: Apa keterampilan yang akan diperoleh setelah mempelajari topik tertentu? Lalu uraikan aktivitas dan tahapan berikut.

Sampaikan kriteria keberhasilan melalui beberapa contoh. Sehingga mereka paham ketika dan dalam kondisi apa suatu keterampilan dikatakan sudah dikuasai dengan baik.

5. Praktik. Melakukan jauh lebih efektif dari sekedar mendengarkan. Tujuannya untuk dan sebagai pembuka kunci pengetahuan dan keterampilan. Agar tertanam dengan baik di dalam diri anak-anak, perlu mempersiapkan latihan guna memberi kesempatan menyelesaikan dan mendapat respons terkait pembelajaran. Fokus pada tujuan spesifik yang terdefinisi baik. Ujungnya, memampukan anak-anak keluar dari zona nyaman. Praktik dalam bentuk latihan teratur, terstruktur dan terukur akan mengarah pada pengembangan kemampuan mental secara utuh.

Foto oleh Rodnae Productions dari Pexels

6. Umpan Balik. Pemberian umpan balik bertujuan mengembangkan lebih lanjut pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki. Tips membuat membuat umpan balik efektif ditentukan dari kualitas hal apa yang disampaikan. Baik tulisan maupun lisan. Umpan balik harus berorientasi pada tujuan. Jadi, sejatinya sederhana dan dapat ditindaklanjuti.

Baca juga: Mengenal Fenomena Father Hunger

Spesifik dan mengena sesuai kecenderungan individual. Dalam memberi umpan balik, penting merenungkan pertanyaan berikut: Apakah pemahaman anak-anak akan meningkat sebagai hasil dari apa yang kita katakan kepada mereka? Apakah bahasa yang digunakan dapat diterima sehingga mereka dapat melakukan, mewujudkannya?

Empat prinsip dan enam pendekatan ini kiranya dapat menjadi amunisi guna mendampingi dan mengasuh anak-anak di era disruptif. Sesungguhnya kita tidak berkuasa apa lagi hendak memaksa anak belajar. Hanya dapat menciptakan prakondisi dan kondisi yang tepat agar pembelajaran efektif.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

  1. Sebagai guru, idak dipungkiri selalu memiliki hasrat untuk mengubah karakter anak sesuai dengan norma agama dan etika sosial, namun upaya tersebut terkadang terhambat karena orang tua tidak mempunyai pandangan yang sama

  2. Sebagai seorang pendidik sudah selayaknya kita hanya bisa menuntun laku dan kodrat anak. Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita, seperti padi yang kita paksakan harus seperti jagung. Kita hanya bisa menuntun dan mengarahkan agar murid kita tidak kehilangan arah yang akhirnya dapat membahayakan dirinya.

Comments are closed.

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories