Waspada: 152 Anak Indonesia Alami Gagal Ginjal Akut Misterius!

Namun, lonjakan kasus gagal ginjal akut yang saat ini kian meningkat di Indonesia sesungguhnya belum diketahui pasti penyebabnya dan masih dalam tahap penelitian hingga saat ini. DIlansir oleh detik.com pada Konferensi Pers IDAI, riwayat infeksi COVID-19 diduga berperan terhadap kondisi gagal ginjal akut misterius ini.

Beberapa dugaan ini muncul dikarenakan 10-60% anak yang terkena Multisystem Inflammatory Syndrome in Children Pasca COVID-19 mengalami gagal ginjal akut dengan mekanisme sebagai berikut:

  1. Reaksi imunitas yang berlebihan (badai sitokin).
  2. Kerusakan pada sel pembuluh darah.
  3. Kerusakan atau penurunan fungsi sel-sel ginjal.

Di sisi lain, adanya pertanyaan mengenai keterkaitan gagal ginjal akut misterius dengan obat parasetamol yang beredar seperti di Gambia. Pada kenyataannya, 66 kematian gagal ginjal akut pada anak di Gambia disebabkan oleh batuk pilek yang terkontaminasi oleh dietilen glikol dan etiel glikol.

Kedua zat kimia tersebut dapat berbahaya apabila dikonsumsi dan berpotensi menyebabkan gangguan ginjal akut yang berujung pada kematian. Akan tetapi, obat tersebut tidak terdaftar di Indonesia. Sehingga, sampai saat ini, penyebab pasti gagal ginjal akut misterius ini belum dapat disimpulkan.

Apa saja gejalanya?

Gejala yang timbul dapat bervariasi, tergantung pada penyakit atau kondisi yang menyebabkan gagal ginjal akut. Beberapa gejala yang dapat muncul pada anak dengan gagal ginjal akut antara lain adalah jumlah produksi urin yang sedikit, terdapat perubahan warna, atau tidak ada ada pembuangan air kecil sama sekali, disertai pembengkakan di tubuh (terutama di mata atau kaki), mual-muntah, mudah lelah, adanya gejala infeksi, dan lain-lain.

Kebanyakan anak-anak yang mengalami gagal ginjal akut misterius ini memiliki ciri sebagai berikut:

  1. Usia 0-5 tahun.
  2. Sehat, pada awalnya.
  3. Belum mendapat vaksinasi COVID-19.
  4. Pernah terinfeksi COVID-19.

Apa yang dapat dilakukan untuk mewaspadai kasus ini?

Sesuai dengan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia pada 14 September 2022, apabila anak berusia kurang dari 18 tahun mengalami gejala demam, infeksi saluran pernafasan berat (batuk atau pilek), dan gejala infeksi saluran cerna (mual, muntah, diare, dan lain sebagainya), sangat dianjurkan bagi Moms and Pops untuk memantau tanda bahaya umum (penurunan kesadaran, ujung-ujung jemari yang memucat dan dingin, dan sebagainya) serta memantau jumlah dan warna produksi urin.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories